Koalisi Hanura, PSI, PPP di DPRD Kota Pecah, Jefta Sooay: Komitmen tidak Jalan

  • Bagikan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Koalisi Partai Hanura, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD Kota Kupang dikabarkan bubar. PPP dan PSI memilih untuk bergabung dengan Fraksi PAN-Perindo, sementara Partai Hanura berkoalisi dengan Partai Berkarya.

Untuk diketahui, Partai Hanura memikiki tiga kursi di DPRD Kota Kupang. Kursi-kursi ini diduduki Dominggu Kale Hia sebagai Ketua Fraksi, Diana Bire dan Mokrianus Lay. Ada tambahan satu anggota dari Partai Berkarya, yakni Satrio Pandie. Dengan demikian, jumlahnya menjadi empat kursi sehingga dapat membentuk satu fraksi di DPRD Kota Kupang.

Sementara Partai Amanat Nasional (PAN) dengan jumlah anggota tiga orang, yaitu Livingston Ratu Kadja, Simon Dima, dan Dedi Patiwua, berkoalisasi dengan Partai Perindo dengan dua anggota, yakni Yusuf Abjena dan Adolof Hun.

Jika Fraksi PAN-Perindo bergabung dengan PPP dan PSI, maka jumlah anggota Fraksi Gabungan, PAN-Perindo, PPP, dan PSI menjadi delapan anggota. Ini bakal menjadi koalisi gemuk di tubuh Alat Kelengkapan Dewan (AKD) DPRD Kota Kupang.

Anggota PPP, Djainudin Lonek dan Nining Basalamah sementara anggota PSI Jefta Sooay, kini menjadi bagian dari koalisi gemuk tersebut. Pendistribusian AKD di masing-masing badan, baik itu Badan Kehormatan (BK), Badan Anggaran (Banggar), maupun Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda).

Ketua DPD PPP NTT, Djainudin Lonek membenarkan bubarnya koalisi itu. Djainudin mengaku, hal itu merupakan perubahan koalisi biasa untuk penyegaran. Bukan hanya PPP tetapi bersama dengan PSI memilih untuk keluar dari koalisi bersama Partai Hanura dan bergabung dengan PAN dan Perindo.

“Sebenarnya tidak ada masalah apapun, hanya untuk penyegaran, karena dua setengah tahun bersama sudah kita lewati bersama. Sekarang masuk tahun kedua setengah, tahun berikutnya kami ingin melakukan penyegaran,” kata Djainudin.

Dia mengatakan, selama bergabung dengan Partai Hanura dan Berkarya, semuanya berjalan dengan baik, berdiskusi, dan melahirkan ide-ide cerdas, pendistribusian ke AKD juga sangat baik. “Jadi berpindahnya kami hanya untuk penyegaran saja. Kalau untuk target duduk di AKD tertentu, tidak ada niatan itu, dimana pun fraksi mendistribusikan kita, maka kita akan laksanakan dengan baik,” jelasnya.

Kalau untuk penempatan anggota di komisi, demikian Djainudin, anggota PPP Nining Basalamah tetap di Komisi II. Djainudin Lonek tetap di Komisi I, dan Jefta Sooay pindah ke Komisi III.

BACA JUGA: Soal Mosi Tidak Percaya Anggota DPRD Kota, Ahmad Atang Beber 2 Problem

“Kalau untuk Badan Anggaran, saya menarik diri dan saya akan mendorong antara Jefta Sooay atau Nining Basalamah, semuanya nanti akan diatur oleh fraksi,” terangnya.

“Sementara untuk Bapemperda, saya masih tetap menjadi anggota Bapemperda, apakah masih dipercaya sebagai ketua, semuanya mengikuti dinamika yang berjalan. Tetapi jika diberikan tanggung jawab dan kepercayaan menjadi ketua lagi, tentunya saya siap,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Hanura, Dominggus Kale Hia, mengatakan, perubahan koalisi fraksi dalam politik merupakan hal yang biasa. “Semuanya tidak ada masalah. Memang ada dinamika politik, dan memang hal biasa. PPP dan PSI memilih bergabung dengan PAN, tentunya menjadi hal wajar,” kata Kale Hia.

Dia melanjutkan, untuk koalisi Hanura dan Berkarya, sudah dibahas dan disepakati, bahwa Satrio Pandie anggota Berkarya akan duduk di Komisi III dan menjadi anggota Banggar.

“Sementara untuk anggota Partai Hanura, saya sendiri akan duduk di Komisi IV dan menjadi anggota Badan Kehormatan. Diana Bire duduk di Komisi II dan menjadi anggota Badan Anggaran. Sementara Mokrianus Lay akan duduk di Komisi I dan menjadi anggota Bapemperda,” jelasnya.

Sementara itu, anggota DPRD dari PSI, Jefta Sooay mengakui adanya perpecahan di tubuh koalisi. Jefri mengaku, hal itu terjadi karena komitmen yang tidak berjalan sesuai kesepakatan, sehingga PSI harus pindah ke fraksi lain.

“Karena tidak terwujudnya komitmen yang telah disepakati bersama oleh ketua fraksi, tentang rolling AKD setelah dua setengah tahun. Saya tidak diakomodir untuk menjadi anggota Badan Anggaran, sehingga saya mencoba mencari alternatif lain dengan bergabung ke Fraksi PAN-Perindo,” kata Jefta.

Dia mengaku, memang setelah adanya gejolak di dalam tubuh fraksi, keinginan untuk mengakomodir ke Badan Anggaran itu disetujui. Namun karena partai menginginkan agar bergaung ke PAN dan Perindo saja.

“Dengan bergabung dengan PAN-Perindo, maka tentunya PSI akan mendapatkan satu kursi di Badan Anggaran, karena PPP mendapatkan kursi di Bapemperda,” ungkapnya. (r2)

  • Bagikan