Produksi Sampah Meningkat Jadi 90 Ton Per Hari saat Nataru

  • Bagikan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Produksi sampah rumah tangga dan sampah organik meningkat saat hari raya Natal dan Tahun Baru (Nataru). Peningkatan produksi sampah bahkan mencapai 90 ton per hari atau naik tiga kali lipat jika dibandingkan hari biasa. Pada hari biasa, produksi sampah mencapai 40 ton.

Kenaikan produksi sampah ini juga diakibatkan karena banyak masyarakat yang menebang pohon saat musim hujan ini. Ranting-ranting pohon yang dipotong dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sehingga membuat petugas kebersihan kewalahan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Kupang , Orson Nawa mengatakan, memang terjadi peningkatan yang sangat signifikan. Produksi sampah meningkat karena masyarakat merayakan Natal dan Tahun Baru, dengan kebutuhan konsumsi rumah tangga yang juga meningkat.

Selain itu, kata Orson, produksi sampah juga meningkat karena banyak masyarakat yang memangkas pohon di pekarangan rumah saat musim hujan ini.

“Memang untuk memangkas ranting-ranting pohon yang dilakukan masyarakat tentu kita mendukung, tetapi harusnya masyarakat memanfaatkan ranting pohon yang dipangkas itu sebagai pupuk organik, atau bisa dibuat lubang untuk dikubur,” katanya saat diwawancarau di kantornya, Selasa (4/1).

Orson mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak camat dan lurah, agar mengimbau warganya agar tidak membuang ranting-ranting pohon ke TPS.

“Sampah organik itu sebaiknya dimanfaatkan untuk menjadi pupuk tanaman, jangan dibuang di TPS dan akhirnya membuat petugas kewalahan,” jelasnya.

Orson mengaku, akibat dari kenaikan produksi sampah ini, tim atau petugas kebersihan harus melakukan tugas mereka dengan bergotong royong di titik-titil yang terjadi penumpukan sampah.

“Jadi para petugas kebersihan melakukan tugas mereka lebih banyak dari pada biasanya. Bahkan saat perayaan Natal dan Tahun Baru, mereka tidak libur,” ujarnya.

Orson Nawa mengimbau kepada masyarakat agar tidak membuang sampah ranting pohon ke TPS, lebih baik dimanfaatkan untuk kesuburan tanah dan tanaman.

Dia juga meminta masyarakat untuk tertib membuang sampah pada jam yang sudah ditentukan, agar ketika petugas kebersihan turun, sampah sudah bisa diangkut dan tidak ada lagi sampah yang baru dibuang.

“Karena ketika kita sudah turun mengangkut sampah di TPS, lalu masyarakat buang sampah tidak pada jam yang ditetapkan, maka terkesan Kota Kupang kumuh dan kotor karena sampah tetap ada di TPS,” ungkapnya. (*)

PENULIS: FENTI ANIN

  • Bagikan