KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Mamalia laut jenis Paus Sperma yang terdampar di Pantai Panfolok, Desa Pantulan, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, telah dimusnahkan dengan cara dibakar oleh pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT bersama masyarakat setempat, Minggu (2/1)
“Informasi keberadaan satwa laut yang terdampar ini diterima oleh petugas BBKSDA NTT melalui call center dari Babinkamtibmas Desa Pantulan pada tanggal 1 Januari 2022. Dalam laporannya, Babinkamtibmas menyampaikan bahwa masyarakat setempat mendapati satwa tersebut terdampar di Pantai Panfolok sejak Rabu, 29 Desember 2021 lalu, dengan ukuran panjang sekitar 13 langkah kaki orang dewasa, dan dalam kondisi membusuk,” jelas Kepala BBKSDA NTT, Ir. Arief Mahmud, M.Si, dalam keterangan tertulisnya kepada TIMEX, Selasa (4/1).
Mendapat laporan tersebut, langkah selanjutnya, kata Arief, BBKSDA NTT berkoordinasi ke Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang yang tergabung ke dalam jejaring penanganan mamalia stranding untuk wilayah NTT.
Kemudian hari Minggu (2/1), tim dari BBKSDA NTT bersama dengan Kepolisian Sektor Sulamu, Pemeritah Desa Pantulan, Babinkamtibmas Desa Pantulan, dan BKKPN Kupang menuju ke lokasi tempat bangkai paus berada.
“Petugas gabungan mengukur dimensi bangkai paus dan melakukan identifikasi yang diketahui bahwa jenis tersebut adalah Paus Sperma/Sperm Whale (Physeter macrocephalus) dengan panjang 8,7 meter (tanpa ekor) dan lebar badan 1,8 meter,” ungkapnya.
Arief menjelaskan, tingkat pembusukan bangkai adalah kode 4. Artinya telah berada pada fase pembusukan tingkat lanjut yang dicirikan dengan kulit mengelupas, bagian tubuh sudah ada yang hancur atau hilang, dan berbau busuk menyengat.
BACA JUGA: Ikan Paus 8 Meter Terdampar di Pantai Amtasi-TTU, Warga Bagi-bagikan Dagingnya
BACA JUGA: Warga Kota Kupang Gempar, Ikan Paus Terdampar di Pantai Nunhila
BACA JUGA: Bangkai Paus Biru Dikuburkan di Air China Desa Lifuleo
BACA JUGA: Belasan Paus Pilot Terdampar Pesisir Pantai Sabu Raijua
“Berdasarkan diskusi dan mempertimbangkan faktor tidak adanya alat berat, jauhnya lokasi dari jalan raya (aksesibiltas sulit), lokasi bangkai berada pada mulut muara yang jika dikubur dikhawatirkan rusak atau terbongkar akibat pengaruh arus pasang surut untuk dilakukan penguburan, serta kondisinya yang telah membusuk maka bangkai paus tersebut diputuskan dimusnahkan dengan cara dibakar,” beber Arief.
Mengutip dari laman https://kkp.go.id/ dan https://wildfor.life/, paus sperma atau paus kepala kotak (Physeter macrocephalus) adalah hewan terbesar dalam kelompok paus bergigi sekaligus hewan bergigi terbesar di dunia.
Paus ini dinamakan paus sperma karena berasal dari bahan putih susu spermaceti yang terdapat pada bagian kepalanya, dan pada awalnya dikira sebagai sperma. Paus sperma dianggap spesies kosmopolitan yang berarti jangkauan pergerakannya mencapai seluruh atau sebagian besar dunia pada habitat yang sesuai. Paus sperma dapat ditemukan dari daerah kutub hingga garis khatulistiwa, di semua
samudera dan di Laut Mediterania.
Peranannya penting dalam mengendalikan kesehatan ekosistem laut yaitu dengan mempertahankan rantai makanan yang stabil.
Arief Mahmud, mengimbau kepada seluruh masyarakat yang melakukan aktivitas di perairan laut supaya mengetahui jenis-jenis biota laut yang dilindungi dan selalu mengutamakan keselamatan diri dan lingkungannya.
“Kemudian apabila masyarakat membutuhkan informasi yang lebih lengkap atau menjumpai keberadaan biota laut yang terjebak silahkan menghubungi Call Center kami di nomer 0811 381 04 999,” pungkasnya. (*)
PENULIS: Imran Liarian