Pengelak Bendungan Jebol, Sawah Wae Reca Tak Dapat Suplai Air

  • Bagikan

BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sudah dua pekan, saluran irigasi Wae Reca, di Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), tidak berfungsi. Hal itu karena bangunan pengelak pada sisi timur dari Bendungan Wae Reca jebol akibat tersapu banjir.

Terpantau TIMEX, Rabu (5/1) siang, saluran irigasi untuk puluhan hektare sawah Wae Reca kering tidak dialiri air. Akibatnya, lahan sawah tidak mendapat pasokan air. Sementara pada bagian bendungan, aliran air dialihkan ke sisi timur atau pengelak. Sehingga, tidak bisa menyuplai air ke irigasi.

“Peristiwa pindahnya aliran air ini setelah terjadi banjir di Kali Wae Reca, pada 21 Desember 2021 lalu. Struktur bendungan aman, tapi banjir hantam bagian pengelak. Sehingga, aliran air tidak masuk melalui bendungan,” kata Marselinus Maat, warga setempat saat ditemui TIMEX di Bendungan Wae Reca, Rabu (5/1).

Menurut Marselinus, bencana itu persis terjadi malam hari. Paskah pindahnya aliran air itu, ikutanya saluran irigasi kering. Melihat bencana itu, Marselinus pun mengabadikan dengan membuat video menggunakan ponsel miliknya. Hasil video itu dikirim ke pihak konsultan perencana proyek bendungan.

Marselinus menyebutkan, Bendungan Wae Reca dibangun tahun 2020 lalu oleh kontraktor pelaksana, PT. Permata Maju Jaya. Anggaranya sebesar Rp 20 miliar yang bersumber dari APBN tahun anggaran 2020. Bahkan pada 22 Desember 2021, kepala desa setempat bersama kontraktor pelaksana datang dan melihat peristiwa yang terjadi di bendungan tersebut.

“Konstruksi bendunganya sangat kokoh. Saat bendungan dibangun, aliran air di pindahkan sementara ke bagian pengelak. Setelah proyek selesai, pengelak ini ditutup dengan material tanah dan batu. Sehingga aliran air masuk ke bendungan. Tapi saat banjir besar, pengelak ini jebol,” tutur Marselinus.

Menurutnya, solusi sekarang, pengelak ini ditutup kembali dengan material batu dan tanah. Tidak bisa dikerjakan secara manual, tapi harus menggunakan alat berat. Namun untuk jangka panjang, sebaiknya dibangun bronjong atau tembok. Marselinus berharap, secepatnya ditangani. Biar tanaman padi pada areal sawah yang ada, tidak kering.

“Kita berharap, peristiwa bencana yang terjadi di Bendungan Wae Reca ini, secepatnya ditangani. Biar puluhan hektare sawah, bisa mendapat pasokan air. Sudah dua pekan lamanya, saluran irigasi tidak berfungsi mengaliri air ke sawah,” katanya.

Sementara pihak kontraktor PT. Permata Maju Jaya, Mas Taufik, kepada TIMEX mengatakan, dirinya sudah melihat langsung lokasi Bendungan Wae Reca. Kata Taufik, struktur bendungan masih aman. Namun yang rusak atau jebol akibat di kikis banjir itu, di luar bangunan, yakni tanggul pengelak. Dirinya pun siap untuk terjunkan alat berat ke lokasi.

“Saya sudah siapkan alat berat ke lokasi, untuk bisa timbun kembali dengan material pada bagian tanggul pengelak. Sehingga nanti, aliran air kembali masuk melalui bendungan. Semestinya kita sudah kerja setelah peristiwa banjir, hanya saja waktu itu menjelang Natal dan Tahun Baru. Saya juga sudah infokan ke PPK,” bilangnya. (*)

Penulis: Fansi Runggat

  • Bagikan