BA’A, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu meminta perbaikan kerusakan Embung Masin dipercepat. Pasalnya, pesawah sudah mulai mengolah lahan pertanian dengan memanfaatan air dari embung tersebut.
Permintaan itu disampaikan, saat dirinya meninjau langsung embung tersebut, di Desa Netenain Kecamatan Rote Barat Laut, Kamis (6/1). Embung itu mengalami kerusakan atau jebol sehingga mengakibatkan air tak bisa dibendung yang selanjutnya dialirkan ke lahan persawahan melalui saluran irigasi.
Embung tersebut digunakan untuk mengairi 192 hektare luasan pertanian dengan jumlah pemilik sawah sebanyak 102 orang yang tersebar di tiga desa, yakni Desa Netenain, Hundihuk di Kecamatan Rote Barat Laut, dan Desa Oelua Kecamatan Loaholu.
“Tolong percepat perbaiki kerusakan ini. Karena petani sudah mulai menanam. Kasihan ada yang punya tanaman yang sudah tumbuh,” kata Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, Kamis (6/1).
Permintaan tersebut disampaikan kepada Benyamin Ndu Ufi, sebagai pemilik alat berat, ekskavator. Di mana, setelah mengetahui kerusakan tersebut, dirinya langsung berinisiatif untuk menurunkan alat beratnya ke lokasi kejadian.
“Kalau bisa jangan lama-lama. Dalam pekan ini harus sudah selesai. Dua atau tiga hari begitu perbaikannya diusahakan selesai. Biar air hujan bisa ditampung,” ucap Bupati Paulina.
“Siap Mama (Bupati Paulina, Red). Secepatnya kami perbaiki. Mudah-mudahan tidak ada kendala dalam proses perbaikan, karena alat sudah ada di sini (lokasi) dan kami sudah mulai kerjakan,” jawab Benyamin Ndu Ufi, kepada Bupati Paulina.
Terhadap durasi waktu yang diminta oleh Bupati Paulina, untuk menyelesaikan proses perbaikan, Benyamin, mengaku bisa dipenuhi. Hanya saja dirinya belum langsung memastikan kapan selesainya.
“Tadi Mama Bupati minta untuk kerja tidak terlalu lama, itu bisa. Tapi katong (kita) juga sonde (tidak) bisa bilang besok atau lusa sudah selesai. Itu tergantung tidak halangan di alat. Misalnya tidak ada gangguan dari alat yang dipakai maka bisa untuk tiga hari sudah selesai,” kata Benyamin kepada TIMEX.
Sementara itu, Kepala Desa Netenain, Jakob Foes, mengatakan, jebolnya Embung Masin, disebabkan setelah wilayah tersebut diguyur hujan selama dua hari berturut-turut. Dengan waktu kejadian/jebol, kata Jacob, pada Senin (27/12) lalu. Atas kejadian tersebut, laporan bencana alam, disebutnya sudah disampaikan kepada pihak BPBD.
“Jebolnya sekitar tanggal 27-28 Desember 2021. Setelah itu, hari Selasa (4/1) secara tertulis kami sudah melaporkan ke BPBD, dan sudah sudah turun ke sini bersama dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Perkim) untuk melihat secara langsung,” kata Kepala Desa Netenain, Jakob Foes, kepada TIMEX.
“Mereka (Pihak Perkim, Red) langsung ukur. Untuk kerusakan atau jebol itu, panjangya sekitar 40-an meter. Lebar 10 meter dan tinggi 5 meter. Dan untuk wilayah ini memang di berada di Netenain. Tapi kebanyakan pesawah berasal dari Desa Hundihuk. Ada juga dari warga kami dan sebagian dari Desa Oelua,” sambungnya.
Untuk diketahui, saat melakukan peninjauan tersebut, Bupti Paulina didampingi Wakil Bupati, Stefanus M. Saek, Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan, Untung Harijito, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Rote Ndao, Dominggus Modok, dan Kepala Bagian Umum, Handryans Bessie. (mg32)