Program Rumah Aladin Terus Bertambah, Tersisa 5.675 Unit RTLH

  • Bagikan

BA’A, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Aladin merupakan salah satu program Bupati dan Wakil Bupati Rote Ndao, yang sedang memimpin saat ini. Dalam pelaksanaanya, program ini terus mengalami peningkatan, dengan waktu pelaksanaan sejak tahun 2019.

Dari namanya, Aladin merupakan akronim dari Atap, Lantai dan Dinding. Secara spesifik, program tersebut dilaksanakan untuk membantu menyediakan rumah bagi warga kurang mampu dengan kondisi rumah tidak layak huni. Karena itu, saat ini, banyak rumah warga yang dibangun dan tersebar di seluruh wilayah Rote Ndao.

Dukungan untuk menyukseskan progran tersebut, juga dilakukan seluruh kepada desa/lurah se-Kabupaten Rote Ndao. Pada pemerintahan sebelumnya, memang telah melaksanakan program bantuan rumah, tepatnya dimulai tahun 2017. Pendanaanya bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan juga APBN.

“Pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) dengan pendekatan program Aladin, terus mengalami peningkatan. Hingga tahun 2021, telah terbangun 5.662 unit. Sisa Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang harus dituntaskan hingga tahun 2024, sebanyak 5.675 unit,” kata Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, dalam rapat lengkap pamong praja di auditorium Ti’i Langga, Sabtu (19/12/2021).

Khusus untuk program Aladin, yang pelaksanaanya pada 2019, telah menghasilkan sebanyak 3.170 unit RLH. Pembangunannya menggunakan dana desa (DD). Begitu juga dana kelurahan untuk 7 kelurahan.

Rincianya, untuk tahun 2019, sebanyak 1.147 unit RLH dibangun di 112 desa dan 7 kelurahan. Kemudian 1.219 unit di tahun 2020 dan tahun 2021 sebanyak 804 unit.

“Tiap tahun, untuk semua desa dan kelurahan juga diprogramkan. Dan ini mulai dianggarkan sejak tahun 2019,” kata Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Rote Ndao, Dolorosa M. Bria, kepada TIMEX, Selasa (11/1).

“Untuk tahun 2019, ada 1.147 RLH yang sudah dibangun. Rincianya, Kecamatan Rote Tengah, 79 unit, Rote Selatan, 70 unit, Rote Barat Laut, 110 unit, Rote Timur, 115 unit, Pantai Baru, 148 unit dan Ndao Nuse 52 unit. Kecamatan Lobalain, 184 unit, Rote Barat, 37 unit, Landu Leko, 61 unit, Loaholu, 102 unit, dan paling banyak adalah Kecamatan Rote Barat Daya, sebanyak 189 unit,” sambungnya.

Sedangkan pembangunan RLH untuk dua tahun lainnya, Dolorosa menyebutkan, di Kecamatan Lobalain jumlah RLH terbanyak di tahun 2020, kemudian Kecamatan Rote Barat Daya, untuk kedua kalinya (setelah tahun 2019) dengan membangun RLH terbanyak tahun 2021, di 19 desa.

“Tahun 2020, RLH terbanyak di Kecamatan Lobalain dengan 249 unit yang dibangun di 15 desa dan 3 kelurahan. Kemudian 241 unit di Rote Barat Daya, 125 unit di Pantai Baru, 121 unit di Rote Barat Laut, 117 unit di Loaholu, dan 100 unit di Rote Timur. Selanjutnya, 69 unit di Landu Leko, 67 unit di Rote Selatan, 62 unit di Rote Tengah, 32 unit di Ndao Nuse dan 28 unit di Rote Barat,” beber Dolorosa.

“Sedangkan untuk tahun 2021, terbanyak di Rote Barat Daya, sebanyak 195 unit, Lobalain 145 unit, Rote Timur 92 unit, Rote Barat Laut 81 unit, Landu Leko 57 unit, Pantai Baru 46 unit, Rote Selatan 43 unit, Loaholu 42 unit, Rote Tengah 37 unit, Rote Barat 34 unit, dan Ndao Nuse sebanyak 32 unit,” sambungnya.

Selain didukung (Program Aladin) dari DD, pembangunan rumah untuk warga juga didanai dari APBN. Begitu juga APBD dan DAK serta DAU. Sehingga masih tersisa 5.193 unit yang belum dibangun.

Dengan masing-masing sumber dana, sejak tahun 2017, melalui DAU membangun sebanyak 15 unit rumah. Selanjutnya, tahun 2019, sebanyak 528 unit, 2020 sebanyak 100 unit, dan 2021 sebanyak 100 unit.

Untuk DAK, penggunaanya secara berturut-turut selama 4 tahun. Yakni, tahun 2018, sebanyak 118 unit, tahun 2019, sebanyak 80 unit, tahun 2020 sebanyak 148 unit dan tahun 2021 sebanyak 74 unit. APBD 1, sebanyak 20 unit di tahun 2018, kemudian 20 unit di tahun 18.

Sedangkan untuk APBN, sebanyak 965 unit rumah yang mulai dibangun sejak tahun tahun 2017. Yakni, 187 unit di tahun 2017, 384 unit di tahun 2018, 105 unit di tahun 2019, 189 unit di tahun 2020 dan 100 unit di tahun 2021.

“Untuk bantuan rumah kepada masyarakat, didukung oleh beberapa sumber dana. Ada APBN, DAK DAU, dan juga dana desa. Ada empat sumber dana yang digunakan untuk bantu menyediakan rumah bagi masyarakat,” kata Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup, Leksi N. Foeh, saat dikonfirmasi TIMEX, di ruang kerjanya, Selasa (11/1).

“Untuk tahun ini (2022) direncanakan untuk membangun sebanyak 243 unit rumah. DAK sebanyak 125 unit, DAU 118 unit. Tapi ini masih data sementara, karena belum ditambah dari APBN, yang biasanya keluar sekitar bulan Februari. Per unit itu, untuk DAK RRp 36 juta, sedangkan DAU Rp 33 juta per unit,” sambungnya. (mg32)

  • Bagikan

Exit mobile version