KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sebuah video berdurasi 15 detik viral di media sosial. Dalam video tersebut ada tiga orang siswi berpakaian seragam SMA di Kupang diduga tengah mengonsumsi minuman keras dan merokok dalam sebuah ruangan kelas.
Dalam video tersebut, terlihat ada tiga siswi dan dua orang siswa. Seorang siswa yang merekam aksi para siswa tersebut sedang mengisap permen sedangkan disampingnya duduk siswa lainnya yang sedang menuangkan minuman yang diduga jenis minuman beralkohol.
Selain itu, siswi lainnya yang duduk di depan siswi yang merekam juga terlihat sedang mengisap rokok sambil menyemburkan asap rokok dari mulutnya. Disamping wanita yang mengisap rokok ada dua orang siswa lainya.
Setelah ditelusuri, ternyata aksi tak terpuji siswa dan siswi ini berlangsung di salah satu ruangan kelas SMK Negeri 2 Kupang. Dan mereka yang ada dalam video pendek itu bukan saja siswa dan siswi dari SMK Negeri 2 Kupang, namun juga dari SMA Negeri 8 Kota Kupang.
Kepala SMKN 2 Kupang, Welem Kana yang dikonfirmasi TIMEX mengakui perbuatan siswi-siswinya itu. Selain siswanya itu siswa lainnya merukapan siswa SMAN 8 Kupang.
Welem menjelaskan peran anak didiknya dalam video yang beredar tersebut. Ada dua siswanya berperan sebagai perekam dan mengisap rokok. “Kejadian ini benar terjadi disalah satu ruang kelas kami pada Selasa (11/1),” ungkapnya.
Atas kejadian ini, Welem mengaku sudah menindaklanjuti dengan memanggil para orang tua dan sudah memberi asesmen kepada siswa atas persoalan ini. “Kita sudah panggil orang tua dan ternyata mereka ini memiliki keluarga yang bermasalah atau broken home sehingga membutuhkan penanganan yang mendalam,” katanya.
Terhadap sanksi yang diberikan, Welem menyebut, tidak ada sanksi untuk para siswanya karena jika hal itu dilakukan, bakal mengganggu psikologi anak. Jadi pihak sekolah memutuskan melakukan konseling kepada siswa bermasalah tersebut.
“Kami melakukan pembinaaan karena dari sisi vidio viral saja mereka sudah dihakimi atau sanksi sosial sudah diterima para siswa namun sebagai lembaga pendidikan dengan tugas mendidik, kami akan konseling mereka agar bisa merubah karakter mereka ini,” ujarnya.
Welem menyebutkan, kedua siswinya itu masih duduk dibangku pendidikan kelas X. Selama masa pandemi, sekolah menyelenggarakan proses pendidikan secara online sehingga banyak anak-anak yang belajar dari rumah namun baru dibuka kembali tatap muka. Kejadian tersebut terjadi setelah istrahat dan melakukan hal-hal yang di luar dugaan.
“Anak-anak ini mungkin di luar sering mengomsumsi miras tapi baru ketahuan. Ini merupakan tantangan bagi lembaga pendidikan karena fenomena akibat perkembangan zaman,” katanya. (*)
PENULIS: Intho Herison Tihu