KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Di tengah ancaman Covid-19, khususnya varian Omicron, masyarakat Kota Kupang diminta untuk selalu waspada terhadap bahaya demam berdarah dengue (DBD).
Pasalnya, dalam dua pekan pertama Januari 2022, di Kota Kupang, tercatat sudah ada 67 kasus DBD. Puluhan kasus DBD ini menyebar hampir di semua kelurahan di Kota Kupang. Walaupun secara kajian epidemiologi Dinas Kesehatan, jumlah kasus ini belum menunjukan peningkatan berarti, namun waspada merupakan hal paling penting dilakukan.
Dari total 67 kasus itu, wilayah dengan kasus DBD tertinggi saat ini ada di Kelurahan Kelapa Lima dengan 6 kasus. Menyusul Kelurahan Fatululi dengan 5 kasus. Lalu beberapa kelurahan, seperti Liliba, Oesapa Barat, Maulafa, dan Kelurahan Manutapen masing-masing sebanyak 4 kasus.
Selanjutnya, Kelurahan Sikumana, Alak, dan Kelurahan Kolhua masing-masing 3 kasus. Sementara kelurahan lainnya ada yang 2 kasus, 1 kasus, dan ada juga kelurahan yang tanpa kasus.
Wakil Wali Kota Kupang, dr. Hermanus Man mengatakan, pada musin hujan ini, memang antisipasi bahaya DBD sangat perlu ditingkatkan. Terutama potensi di tempat-tempat penampungan air harus selalu dibersihkan.
“Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar bisa melakukan kegiatan pembersihan dan pemberantasan sarang nyamuk di setiap rumah tangga,” kata Herman Man saat diwawancarai Selasa (18/1).
Dokter Herman Man juga meminta semua camat dan lurah, sampai pada tingkat RT/RW agar mengingatkan warganya, jika ada kasus DBD atau gejala seperti DBD, langsung dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat dan harus melapor untuk di-fogging. “Kami juga menginbau agar masyarakat bisa mengambil abate di puskesmas atau kantor kelurahan,” kata dr. Herman Man.
Imbauan juga disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Kota Kupang, Tiurmasari Saragih. Ia meminta kepada seluruh masyarakat agar masyarakat menjaga diri, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan, meningkatkan imunitas tubuh, makan makanan bergizi, sehingga bisa sehat, karena perubahan cuaca ini akan sangat rentan terkena penyakit.
Tiurmasari juga meminta kepada para orang tua agar mengawasi anak-anak, apalagi sekarang sudah memasuki pembelajaran tatap muka, sehingga perlu dibekali dengan masker, handsantizer, dan juga lotion antinyamuk.
“Dari 67 kasus tersebut, sebanyak 23 kasus masih dirawat di rumah sakit, sementara lainnya bisa dirawat di rumah, dengan rata-rata kasus berada pada grate satu,” ungkap Tiurmasari saat diwawancarai di ruang kerjanya, Selasa (18/1).
Tiurmasari mengatakan, Dinas Kesehatan mengimbau kepada semua masyarakat untuk memantau jentik-jentik nyamuk yang ada di rumah atau sekitar rumah. Hindari adanya tumpukan sampah, genangan air, misalnya pada botol-botol, kaleng dan tempat lainnya yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
“Jika berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi di lokasi kasus DBD, menunjukan memang terjadinya penularan, maka kami akan lakukan fogging. Walaupun fogging tidak direkomendasikan, karena jika difogging terus menerus, maka suatu saat nanti nyamuk akan kebal,” pungkasnya. (*)
PENULIS: Fenti Anin