KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) II Nusa Tenggara tetap menyiapkan seluruh kebutuhan yang berkaitan dengan pembangunan Bendungan Kolhua, di Kecamatan Maulafa, Kota Kupang.
Pembangunan yang masuk dalam 7 bendungan program strategis nasional (PSN) di NTT oleh Presiden Joko Widodo itu bertujuan mengatasi masalah air bersih di Kota Kupang. Dan saat ini sudah dalam proses lelang pelaksanaan analisis dampak lingkungan (Amdal).
Progres pekerjaan mega proyek tersebut kini dipersiapkan izin Amdalnya. Jika Amdal sudah selesai maka akan dilakukan pelelengan dan memulai pekerjaan.
Selain Bendungan Kolhua, terdapat 6 bendungan PSN lainnya yang sudah dan hampir rampung pekerjaannya. Ke-6 bendungan itu yakni Bendungan Raknamo dan Bendungan Manikin di Kabupaten Kupang, Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, Napun Gete di Kabupaten Sikka, Bendungan Temef di Kabupaten TTS, dan bendungan Lambo/Mbay di Kabupaten Nagekeo.
Kepala BWS II NT, Agus Sosiawan menjelaskan hal itu ketika dikonfirmasi TIMEX di ruang kerjanya, Rabu (19/1). Menurutnya, bendungan tersebut sebenarnya sudah rampung dikerjakan, namun awalnya ditolak masyarakat lalu ada titik temu maka dikeluarkan dari PSN.
Ditambahkan dengan suport dukungan pemerintah daerah, Bendungan Kolhua kembali dimasukan ke PSN bendungan ke-7 yang segera dibangun pemerintah pusat.
Agus mengaku persoalan yang dihadapi saat ini sangat mudah, dan semua mesti mendapat dukungan dari pemerintah daerah, baik tingkat provinsi dan kota. “Kami sudah mengunjungi dan bertemu dengan Pak Sekda. Kami sampaikan hal-hal yang disiapkan pemerintah daerah yakni lahan,” katanya.
BACA JUGA: Bendungan Kolhua Segera Dibangun, Kadis PUPR: Sudah Direstui Gubernur NTT
Agus mengatakan, terkait penganggaran, semuanya menggunakan dana APBN dan prosesnya pun dilakukan oleh pemerintah pusat. “Persoalannya sejak awal itu soal lahan, tinggal kami ganti rugi lahan dan anggarannya kami siapkan,” bebernya.
Pembangunan Bendungan Kolhua di Kota Kupang, menurut Agus, setelah keluarnya Amdal maka tahun ini juga dialokasikan anggaran untuk menunjang pekerjaan itu. “Saat ini, kami sudah selesai melakukan lelang untuk melakukan study Amdal di lokasi tersebut,” katanya.
Ia menyebut, Bendungan Kolhua baru bisa diusulkan kembali agar mendapat anggaran bersumber dari APBN agar bisa dikerjakan secepatnya. Untuk itu, dia meminta dukungan dari semua pihak agar proses pekerjaan berjalan lancar.
Agus juga meminta pemerintah daerah bisa membantu agar tidak terjadi gejolak di lapangan yang bisa mengakibatkan pada terhambatnya pekerjaan tersebut.
Agus yang saat itu didampinggi tiga orang stafnya menyebutkan, dari 7 bendungan PSN di NTT, tiganya sudah selesai dibangun, yaitu Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, Rotiklot di Belu, dan Napun Gete di Kabupaten Sikka.
Sedangkan tiga bendungan PSN yang sedang dibangun yakni bendungan Manikin di Kabupaten Kupang, Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan Bendungan Lambo di Nagekeo.
Untuk asas pemanfaatan 6 bendungan PSN itu sangat baik bagi masyarakat NTT. Karena, fungsi bendungan tersebut selain mengaliri lahan pertanian dan memenuhi kebutuhan air baku masyarakat juga membantu meminimalisir bencana banjir serta menjadi destinasi wisata buatan. (*)
PENULIS: INTHO HERISON TIHU