RUTENG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kondisi jalan provinsi di Kabupaten Manggarai, rusak berat dan sangat memprihatinkan. Sulit untuk dilalui semua jenis kendaraan, karena selain berlubang, disaat hujan jalan ini berlumpur dan licin. Kondisi ini sudah berlangsung lama dan belum juga mendapat perhatian dari pemerintah untuk diperbaiki.
Ruas jalan yang menghubungkan simpang Hita, Kabupaten Manggarai Barat dengan Kedindi, Kabupaten Manggarai, selalu menjadi keluhan masyarakat. Titik paling parah kerusakanya, yakni di wilayah Tureng, Desa Nggalak, dan Kampung Munta, Desa Kajong, di Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai.
“Kondisi kerusakan ini sudah lama. Sekarang kondisinya sangat memprihatinkan. Kami masyarakat selalu bertanya, kenapa anggaran pemerintah tidak mampir di ruas jalan ini,” ungkap warga Kecamatan Reok Barat, Leonardus Barung dan Silvester, kepada TIMEX saat ditemui di Reok Barat, Kamis (20/1).
Kerusakan ini, kata dua warga tersebut sangat menggangu arus lalu lintas. Kendaraan yang melintas harus ekstra hati-hati. Banyak kendaraan yang tak bisa lewat akibat kondisi jalan yang parah itu. Bahkan pengendara sepeda motor, sering jadi korban kecekakaaan. Jika musim hujan tiba, kondisi badan jalan berubah seperti kubangan kerbau.
“Ini akses utama masyarakat menuju ibu kota kecamatan Reok Barat dan Kecamatan Reok. Bahkan akses ke Ruteng, Ibu kota Kabupaten Manggarai, serta akses utama ke Kabupaten Manggarai Barat. Setiap hari jalur ini ramai dilalui kendaraan dan merupakan jalur distribusi hasil bumi masyarakat,” kata Silvester diamini Leonardus.
Silvester pun berharap kepada pemerintah, perlu segera membenahi dan memperbaiki kondisi jalan yang tingkat kerusakanya sangat parah. Tentu dengan intervensi anggaran untuk memperbaikinya dengan pengerjaan konstruksi lapen atau hotmix. Jika pemerintah terus membiarkan dengan kondisi yang ada, dikhawatirkan aktifitas ekonomi masyarakat terhambat. Selain itu, mengancam keselamatan pengendara.
Anggota DPRD NTT dari Partai NasDem, Fredy Mui, kepada TIMEX mengatakan, semua ruas jalan yang ada telah dianggarkan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021 lalu. Tapi ternyata kondisi uang tidak cukup, sehingga belum bisa diintervensi. Tahun 2022 ini belum bisa dialokasikan anggaran dari DAK.
“Tahun ini tidak ada anggaran untuk intervensi. Saya lagi koordinasi dengan Kepala Dinas (Kadis) PUPR Provinsi NTT. Diminta untuk bisa dilakukan penanganan darurat. Tapi mereka masih koordinasi dinas terkait lain untuk penanganan darurat,” kata Fredy.
Ketika ditanya mengenai dana pinjaman daerah, Fredy menyatakan, prosesnya tentu harus sesuai planing atau perencanaan. Pada ruas jalan yang ada saat ini, direncanakan dengan anggaran DAK. Sehingga kerusakan tersebut untuk sementara bisa ditangani secara darurat.
“Bukan karena tidak mau diperhatikan, namum karena kondisi keuangan. Ruas jalan yang ada, tetap menjadi kosentrasi Pemerintah Provinsi NTT untuk dibangun,” katanya. (*)
Penulis: Fansi Runggat