BAJAWA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Budayawan asal Kabupaten Ngada, Yohanes Mopa menerima Anugerah Kebudayaan Indonesia. Kegiatan tersebut bertempat di aula Setda Ngada, Kamis (20/1/2022).
Kegiatan tersebut diawali dengan pemasangan pin emas oleh Bupati Ngada Andreas Paru, penyerahan plakat oleh Wakil Bupati Ngada Raymundus Bena serta piagam penghargaan dan Dana Apresiasi Pelestari Anugerah Kebudayaan Indonesia Kategori Pelestari Tahun 2021 sebesar Rp 50.000.000.
Dana apresiasi itu diserahkan oleh Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia (RI), Judi Wahyudin.
Budayawan Ngada, Yohanes Mopa mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak pernah menduga harus mendapat penghargaan yang sungguh luar biasa tersebut.
“Saya tidak menduga dan bermimpi untuk menerima anugerah ini karena masih ada banyak orang yang lebih baik dari saya. Menulis untuk kepentingan sendiri saja dan ternyata beberapa tulisan saya sudah dicetak dan dibaca oleh orang lain. Saya bahagia dan Tuhan menolong saya,” ujarnya.
Yohanes juga menyampaikan terima kasih berlimpah kepada pemerintah atas perhatian bagi dirinya sebagai pemerhati budaya dan juga terlibat dalam literasi budaya.
“Terima kasih kepada semua komponen yang telah memberikan dukungan baginya termasuk mantan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ngada Metodius Reo Maghi yang senantiasa memberikan semangat bagi dirinya dalam menulis puisi dan buku-buku kebudayaan tentang masyarakat Ngada,” ungkapnya penuh syukur.
Sementara itu, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Kemendikbudristek RI, Judi Wahyudin mengatakan sudah selayaknya pemerintah berikan apresiasi kepada pelaku kebudayaan.
Terkait pemberian Anugerah Kebudayaan Indonesia sudah dimulai sejak tahun 2012, dan sampai saat ini ada 948 orang memperoleh penghargaan dengan berbagai kategori.
Untuk tahun 2021, Kemendikbudristek menerima data 669 orang yang diusulkan oleh sejumlah daerah. Dari 669 orang dewan juri yang dibentuk oleh Mendikbudristek memutuskan 22 orang penerima penghargaan tersebut, dan salah satunya adalah Yohanes Mopa.
Satu kebanggaan yang luar biasa se-Indonesia satu dari Kabupaten Ngada yang mendapat Anugerah ini.
Hal ini tentunya merupakan sebuah prestasi dari pemerintah daerah dan kebanggaan masyarakat Kabupaten Ngada.
“Perhatian pemerintah pusat ini dapat menjadi spirit dan teladan bagi generasi muda untuk memajukan kebudayaan di Indonesia,” ungkap Wahyudin.
Bupati Ngada Andreas Paru mengatakan, beberapa waktu lalu Kabupaten Ngada mendapat Sertifikat di mana Tarian Ja’i menjadi Warisan Budaya. Saat ini putra Ngada, Yohanes Mopa mendapat Anugerah Kebudayaan Indonesia 2021.
Tulisan-tulisan yang terkait dengan budaya masyarakat Ngada oleh Yohanes Mopa telah pula mengangkat nama Kabupaten Ngada di kancah nasional.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngada bersama masyarakat memberikan apresiasi yang tinggi atas karya-karya Yohanes tentang kebudayaan.
Disadari bahwa saat ini generasi muda yang masuk pada dunia teknologi dimana bacaan-bacaan tentang kebudayaan sudah tidak terlalu diperhatikan. Penyerahan anugerah yang dilakukan juga merupakan sebuah momentum akan kebangkitan penulisan tentang budaya.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngada diminta untuk bersama-sama Yohanes Mopa dalam rangka penerbitan buku kebudayaan selanjutnya.
Agar ada akses manfaatnya maka perlu juga melibatkan lembaga pendidikan terutama terkait muatan lokal. “Pendidikan tanpa kebudayaan akan timpang. Kita bisa mengetahui kebudayaan melalui tulisan oleh orang-orang yang paham betul,” ungkap Bupati Andreas.
Bupati Andreas juga menyampaikan terima kasih kepada Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Judi Wahyudin yang menyerahkan penghargaan kepada Yohanes Mopa. “Ini juga merupakan referensi bagi saya dengan buku-buku yang dihasilkan oleh Yohanes Mopa,” tutupnya.
Untuk diketahui, Pemberian Anugerah tersebut dihadiri pula Asisten I Setda Ngada Paulus Gono, Kepala Dinas P dan K Kabupaten Ngada, Vinsensius Milo, Kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Niko Nono Mawo, Sekretaris Dinas Pariwisata Ivan Botha serta perwakilan para kepala sekolah di Kota Bajawa. (*)
Penulis: Saver Bhula