WAINGAPU, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Di tengah maraknya perubahan iklim global, semua elemen dituntut untuk mengambil bagian dalam upaya pemulihan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Pulau Sumba di kenal sebagai pulau Cendana, kini populasi Cendana di bumi Marapu kian berkurang akibat berbagai kegiatan eksploitasi dan kurangnya kesadaran akan pelestarian. Oleh karena itu, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi NTT) mengajak pemerintah daerah dan masyarakat Sumba Timur bersama-sama mengupayakan pemulihan ekosistem Cendana.
Direktur Eksekutif Walhi NTT, Umbu Wulang Tanaamahu Praing, menyampaikan kegiatan ini akan menjadi kegiatan berkelanjutan bercermin dari kegiatan serupa yang pernah dilakukan sebelum tapi akhirnya tidak berlanjut. Oleh karena itu, Walhi NTT sendiri memikirkan terkait pemulihan ekosistem ini sejak Juni 2021 lalu.
“Kami siapkan sekitar 20.000 anakan Cendana untuk 40 kelompok yang sudah dibentuk di Sumba Timur,” ungkap Umbu Wulang di sela-sela kegiatan Peluncuran Pemulihan Ekosistem Cendana di Sumba, bertempat di Kelu, Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, Sumba Timur, Sabtu (22/1).
Umbu Wulang berharap Pulau Sumba bisa kembali menjadi pulau penghasil Cendana yang mampu menghasilkan produk bernilai ekonomi, selain upaya pemulihan ekosistem Cendana.
Umbu Wulang menekankan bahwa Cendana yang gagal ditanam tidak boleh menjadi alasan untuk berhenti melakukan penanaman kembali. Jika ada kegagalan dalam penanaman maka perlu bersama-sama secara terus-menerus adakan penanaman agar ekosistemnya terus terjaga sampai Cendana benar-benar kembali menjadi identitas Pulau Sumba.
Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing saat membuka peluncuran pemulihan ekosistem Cendana menyampaikan, Pemerintah sangat mengapresiasi kegiatan itu karena tujuannya sangat penting untuk menjaga, melestarikan, dan mengembangkan ekositem Cendana di Sumba Timur. Juga sebagai bentuk kecintaan terhadap Bumi Matawai Amahu Pada Djara Hamu. Selain itu kelestarian Cendana juga akan menjadi pendorong pengembangan sektor pariwisata di Sumba Timur.
“Pulau Sumba adalah pulau yang unik, dimana terlihat dari jauh hanyalah hamparan padang rumput yang tanahnya berbatu karang, namun siapa yang mengira bahwa di balik kegersangan itu terdapat tanah yang subur untuk berbagai macam tanaman. Khususnya tanaman yang unik seperti Cendana yang berkualitas tinggi,” ungkap Bupati Khris.
Dirinya juga mengingatkan bahwa beberapa tahun terakhir terjadi penurunan kualitas maupun kuantitas Cendana di Sumba Timur. Bahkan tanaman Cendana ini telah langka di Sumba Timur. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi seperti maraknya penjualan kayu Cendana ilegal yang mengakibatkan penebangan pohon Cendana secara masif tanpa melakukan reboisasi atau penanaman kembali pohon setelah ditebang.
“Ini tentunya menjadi pelajaran yang berharga bagi masyarakat untuk bersama-sama mengembalikan wangi Cendana di Pulau Sumba, khususnya Sumba Timur,” harap Bupati Khris.
Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, lanjut Bupati Khris, dengan visi SEHATI memberikan perhatian serius pada kelestarian lingkungan hidup. Pada awal kepemimpinan pemerintahan yang baru, Pemerintah telah menginstruksikan kepada seluruh jajaran aparatur pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup dengan melakukan penanaman pohon di lingkungan masing-masing dengan gerakan “One Person One Tree, One Village one Forest, One Community One Small Forest”, dan seterusnya.
Menurut Bupati Khris, instruksi ini dimaksudkan agar setiap orang dapat ikut berpartisipasi menjaga kelestarian lingkungan hidup dengan menanam satu pohon di sekitar rumahnya atau kantornya. Dan untuk setiap desa agar menyiapkan satu hutan desa untuk menjaga kualitas lingkungan yang hijau, sehat, dan asri.
Selain instruksi tersebut, demikian Bupati Khris, Pemkab Sumba Timur telah melaksanakan program Waingapu Berhias (Bersih, Hijau, dan Asri) dengan tujuan menata keindahan Kota Waingapu. Selain untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat, langkah ini juga dimaksudkan untuk menjaga keindahan Kota Waingapu di mata para wisatawan yang datang ke Sumba Timur. “Ini untuk membangun kesan yang baik agar sektor pariwisata kita dapat berkembang dengan baik pula,” jelasnya.
Selain langkah yang telah diambil pemerintah tersebut, sambungnya, tentunya ada peluang lain yang perlu di kembangkan bersama.
Bupati Khris mengharapkan masukan dari semua pihak khususnya Walhi untuk bersama-sama meningkatkan kualitas dan kuantitas Cendana di Sumba Timur. Pemerintah memiliki keterbatasan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun dana. “Nmun jika kita bekerja bersama dengan pemikiran bersama untuk membangun Sumba Timur, tentunya akan ada jalan yang kita bisa tempuh untuk meningkatkan ekosistem Cendana di Sumba Timur,” ujarnya.
Pemerintah dari tingkat kabupaten hingga ke tingkat desa, tambahnya, akan mendukung setiap program kegiatan yang membawa kebaikan bagi masyarakat Sumba Timur.
“Saya menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada seluruh masyarakat Sumba Timur, tak terkecuali, kepada seluruh yayasan dan lembaga pemerhati pelestarian lingkungan serta kepada Walhi Eksekutif Daerah Nusa Tenggara Timur atas setiap sumbangsih dan peran aktifnya dalam mendukung program pemerintah daerah, dalam upaya menghijaukan kembali Sumba Timur dengan berbagai gerakan dan programnya. Sehingga Sumba Timur yang Berhias atau Bersih Hijau dan Asri itu dapat kita rasakan bersama,” pungkasnya. (Mg31)