Kasus DBD Meningkat di Ngada, 1 Orang Meninggal Dunia

  • Bagikan

BAJAWA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) mengalami peningkatan di wilayah Kabupaten Ngada sejak awal Januari 2022. Satu pasien positif DBD dari Kecamatan So’a meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada, Hildegunda M.Wua Cleophas saat dihubungi TIMEX, Selasa (25/1), membenarkan informasi tersebut.

“Informasi tersebut benar. Jumlah kasus Demam Berdarah Dangue di Kabupaten Ngada sejak awal Januari 2022 mengalami peningkatan dengan total 18 kasus,” bebernya.

Hildegunda merinci, dari 18 kasus itu, sebanyak 9 kasus terkonfirmasi positif DBD, dan 9 suspek DBD. Satu diantara pasien positif DBD yang meninggal dunia itu masih anak-anak dari Kecamatan So’a.

Menurut Hildegunda, kasus penyakit DBD tersebut tersebar di empat kecamatan. “Penyebaran kasus DBD terkini terjadi di wilayah Kecamatan Bajawa sebanyak 4 orang, Kecamatan So’a sebanyak 2 orang, dimana 1 orang positif DBD dan 1 orang suspek DBD. Lalu Kecamatan Riung Barat sebanyak 2 orang, dan Kecamatan Riung 8 orang suspek DBD,” ungkapnya.

Hildegunda mengaku, saat ini Dinas Kesehatan terus melakukan koodinasi dengan 20 Puskesmas diseluruh Kabupaten Ngada untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat dalam menerapkan pola 3M agar bisa meminimalisir penyebaran kasus DBD.

Selain itu, lanjutnya, Dinas Kesehatan terus mengaktifkan tim survey jentik nyamuk, melakukan foging untuk pemberantasan sarang nyamuk dan pembagian abate.

BACA JUGA: Waspada! Sepanjang Januari 2022, Ada 573 Warga NTT Derita DBD, 2 Orang Meninggal Dunia

Tenaga kesehatan, kata Hildegunda, dikerahkan untuk terus meng-update informasi terbaru seputar DBD maupun Covid-19, dan kejadian kesehatan lainnya sehingga cepat direspon Dinas Kesehatan.

Hildegunda menegaskan bahwa untuk foging dilakukan jika ada indikasi pertumbuhan nyamuk dewasa dan sesuai rujukan tim survey jentik nyamuk.

Sementara itu, Sekertaris Dinas Kesehatan, Yak Yos Mawo, S.Sos mengingatkan kepada seluruh warga Ngada untuk selalu ketat menerapakan 3M, yakni Menguras Tempat Penampungan Air, Menutup Tempat Penampungan Air, dan Mengubur Barang Bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Dikatakan, meskipun ada foging atau pemberian abate, tetap yang paling penting adalah tenerapkan pola 3M. Foging hanya untuk bunuh nyamuk dewasa, sementara jentiknya tetap hidup, bahkan bisa hidup di baju yang digantung selama satu tahun.

“Nyamuk ini tinggalnya ditempat yang tidak sentuh tanah, makanya pola hidup sehat dan kebersihan lingkungan itu yang paling penting,” tegasnya.

Yak Yos Mawo mengimbau masyarakat Ngada agar bisa kembali mengaktifkan kegiatan Jumat bersih untuk membersihkan lingkungan sekitar sehingga kasus DBD bisa teratasi. (*)

Penulis: Saver Bhula

  • Bagikan