Peran penyandang disabilitas oleh sebagian kalangan terkadang masih dipandang remeh. Bahkan sering kaum difabel ini harus berjuang keras karena tak diperhitungkan hak-haknya. Meski mereka terlahir dengan keterbatasan, juga memiliki keinginan bahkan mimpi yang besar untuk meraih apa yang menjadi cita-citanya. Dan Mario Lado memberi bukti nyata.
INTHO HERISON TIHU, Kupang
UNTUK membuktikan kepada masyarakat bahwa penyandang disabilitis bukan hanya hidup degan menunggu bantuan dan rasa kasihan dari orang lain, Mario Lado, 30, seorang tunarungu memilih jalan menjadi seorang pengusaha. Mario mampu membuktikan bahwa penyandang disabilitas punya naluri entrepreneurship.
Keterbatasan pada pendengaran itu tidak membuat Mario patah semangat. Ia memilih membuka usaha Coffee Robusta karena melihat pasaran kopi akibat tingginya minat warga mengonsumsi kopi saat ini.
Pria kelahiran tahun 1991 itu ini tidak bekerja sendiri. Berkat kemampuan yang ia miliki, Mario mengajak teman-temannya yang juga penyandang disabilitas tunarungu di Kupang untuk bergabung.
Saat dijumpai TIMEX di Kantor Dekranasda NTT, Jumat (21/1/2022) lalu, Mario Lado melalui Ike Mauboy selaku Juru Bicara Isyarat (JBI), mengaku bahwa impian untuk membuka usaha dengan memperkerjakan komonitas tunarungu (tuli) di Kupang sudah ada sejak lama.
“Mario rencana membuka caffee sendiri. Salah satu impiannya, teman-temannya ini bisa usaha sendiri karena banyak yang belum memiliki pekerjaan dan malu serta belum berani tampil di muka umum,” ujar Ike Mauboy saat menerjemahkan bahasa isyarat yang disampaikan Mario.
Mario melalui Ike menambahkan bahwa dirinya merupakan salah satu dari Komonitas Tuli di Kota Kupang yang terus berusaha meyakinkan teman-temannya sesama kaum disabilitas untuk berani membuka diri dan berkarya di tengah-tengah publik.
Mario mengaku merupakan Ketua Komonitas Tuli (KTK) di Kota Kupang. Ia sejak awal telah bertekad untuk membuka lapangan pekerjaan bagi kaum disabilitas tuli yang berada di Kota Kupang.
“Rencana saya (Mario), akan buka warkop coffee, pada April 2022 mendatang, dan sudah ada beberapa yang mau belajar untuk membuat kopi robusta. Tapi saya akan melatih mereka dulu, teman-teman tuli takut di muka publik. Walaupun tuli tapi bisa bekerja dan tampil di muka umum. Itu keinginannya Mario,” ujar Mario melalui Ike.
Ike juga menyampaikan, untuk saat ini Mario terus mendukung teman-teman tuli yang tergabung dalam KTK, dimana mereka pun berhak menerima pendidikan dan pekerjaan yang layak.
“Jadi teman-teman tuli dia itu malu dan tidak mau keluar rumah. Jadi dia kasih motivasi ke teman-teman tuli agar mereka bisa percaya diri dan berhak sukses dan berhak punya pendidikan juga punya pekerjaan,” katanya.
Mario, sebagaimana dituturkan Ike, menceritakan bahwa kemampuannya meracik kopi robusta sebagai minuman yang enak dan nikmat telah dilakukannya sejak 2018 lalu. Mario lakukan itu sendiri. Itu karena didasari niat untuk maju dan mandiri.
Pendidikan Mario juga tak main-main. Ia merupakan seorang lulusan strata satu (S1) Desain Grafis dari Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta. Setelah menamatkan studinya, Mario memilih pulang ke Kupang untuk mendukung seluruh kaum disabilitas di Kupang agar lebih berani menunjukan sesuatu kepada publik.
Mario ingin komunitasnya juga mampu bekerja dan berhak untuk mendapatkan pengakuan di tengah masyarakat tanpa dikucilkan.
“Mario juga merupakan salah satu anak yang tidak didukung oleh orang tuanya. Tapi karena punya niat untuk membantu teman-teman tuli di Kita Kupang supaya mereka punya potensi di sini,” ujarnya.
Untuk saat ini, komonitas KTK yang diketuai oleh Mario sendiri sebanyak 70 orang. “Jadi Mario ini sudah membentuk komunitas dengan jumlah anggota mencapai 70 orang dengan kategori usia 18 hingga 35 tahun. Semuanya berada di Kota Kupang,” ungkap Mario melalui Ike.
Mario juga ingin menunjukan kepada publik bahwa kaum disabilitas juga mampu untuk bekerja. Sehingga ia bergabung bersama Dekranasda NTT, untuk membangun usahanya ke depan dengan melibatkan kaum disabilitas.
“Saat ini dia juga seorang guru di SLB Efata dan SLB di Naibonat. Jadi dia mau tunjukan kepada masyarakat luas dan teman-teman bahwa pihaknya walaupun dengan kekurangan yang ada, mampu memberikan manfaat kepada diri sendiri dan juga orang lain,” tutur Ike Mauboy.
Mario juga mengapresiasi Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) yang telah mendukung kaum disabilitas melalui Peraturan Daerah (Perda) untuk disabilitas.
Sementara itu, Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat menyampaikan, dalam suatu kesempatan saat sesi interview (wawancara) dengan Mario Lado, terdapat satu hal yang membuatnya merasa Mario seorang yang layak untuk diberikan kesempatan bekerja dengan motivasi yang tinggi untuk sesamanya.
“Awalnya itu dia datang di Dekranasda. Saya tanya kenapa dia mau kerja. Jawab dia itu sangat mulia, dimana dia mau membantu teman-teman dia (Disabilitas Tuli, Red) yang ada di Kupang. Hal ini yang membuat saya tergerak untuk menerima dia bekerja di sini,” terang Bunda Julie.
Guna mendukung niat Mario ini, Ketua TP PKK NTT ini mengaku memberi kesempatan kepada Mario Lado dan enam orang lainnya untuk mengikuti kursus pembuatan Coffee Robusta di Surabaya.
Bunda Julie berharap, dengan ketrampilan yang dimiliki Mario, apa yang dicita-citakan itu, yakni menciptakan lapangan kerja untuk teman-teman sesama komunitas bisa terwujud. (*/ito)