Tingkatkan Kualitas Guru Digital di NTT Melalui Kerja Sama Dikbud NTT -FREEJOO.COM

  • Bagikan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Akadasia, startup teknologi edukasi di Singapura menghadirkan platform FREEJOO, ekosistem digital untuk memberdayakan pendidik di seluruh dunia.

Ada 3 fitur inti — skillEd (terampil), designEd (rancang), collabEd (kolaborasi) — yang memungkinkan pendidik untuk mengakses program pengembangan profesional berbasis pedagogi untuk meningkatkan pengajaran mereka, menggunakan alat digital untuk merancang pelajaran menarik, serta berkolaborasi dan berjejaring satu sama lain. FREEJOO telah digunakan oleh lebih dari 130.000 guru di 36 negara sekitar 8.000 pengguna baru setiap bulan.

FREEJOO juga sudah berjaringan di Indonesia melalui kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Provinsi NTT, Universitas San Pedro Kupang dan IGI (Ikatan Guru Indonesia) Provinsi Jawa Timur. Penjajakan untuk kolaborasi dengan masih banyak lagi organisasi pendidikan di Indonesia sedang berjalan.

Baru-baru ini, FREEJOO bersama dengan ke 3 partner di Indonesia mengadakan webinar online berjudul “Masa Depan Pendidikan: Membantu Guru Tetap Relevan”, dengan 3 nara sumber: Mathias M. Beeh, S.St.Par, M.Pd, Kabid Dikmen Dikbud NTT; Pdt. Dr Yonson G. Dethan, S.Th, M.Div, Ketua Yayasan Universitas San Pedro Kupang; Sukari, S.Pd, M.Pd, Ketua IGI (Ikatan Guru Indonesia) Provinsi Jatim. Webinar ini dipandu oleh Dr, Kirsten Bartels, USA sebagai CAO dan Neelesh Bhatia, Singapore sebagai CEO – co-Founder Akadasia.

Pada diskusi ini para nara sumber setuju bahwa guru supaya tetap relevan, perlu dibantu melalui pengembangan pengajaran, akses digital, teknik mendesain pelajaran dan komunikasi dengan guru di seluruh dunia melalui suatu komunitas global.

Program-program yang tersedia di FREEJOO dalam bahasa Inggris dan bahasa Asia lainnya seperti Bahasa Indonesia, Hindi, Filipina, Vietnam dan lebih banyak bahasa akan ditambahkan secara berkala.

Pendidik Abad ke-21 untuk Membina Pelajar Abad ke-21

Menurut survei UNESCO-UNICEF-Bank Dunia pada tahun 2020, 69 juta guru terlatih diperlukan untuk memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dari akses universal ke pendidikan berkualitas pada tahun 2030. Namun, ada kekurangan akut guru terlatih secara global. Selain itu, lebih dari 60% guru percaya bahwa mereka tidak memiliki akses ke pengembangan profesional yang relevan sehubungan dengan pendidikan abad ke-21.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tantangan dalam mewujudkan perbaikan yang diinginkan ini terletak pada kurangnya pemahaman konteks spesifik tentang praktik pengajaran serta cara yang berarti untuk mendukung pendidik dalam pengembangan profesional mereka. Dengan kata lain, bagaimana kita dapat meningkatkan keterampilan pendidik abad ke-21 untuk membantu menghasilkan pembelajar abad ke-21?

“Kami percaya bahwa profesi guru adalah paling penting di dunia. Oleh karena itu, kita perlu memberdayakan dan mendukung pendidik dengan terlebih dahulu mengenali pengertian guru sebagai pembelajar,” Neelesh Bhatia, CEO dan pendiri Akadasia. (*/ito)

 

 

 

 

  • Bagikan