BANYUWANGI,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID – PT PLN bakal meningkatkan suplai listrik wilayah Bali. Salah satu upayanya adalah proyek Java Bali Connection (JBC). Yakni, menyalurkan listrik tegangan ekstra tinggi ke Pulau Dewata.
Manajer Perizinan dan Komunikasi PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali (PLN UIP JBTB) Gina Widiasari mengatakan, pihaknya berupaya untuk menuntaskan proyek JBC pada 2024 nanti. Saat ini, BUMN kelistrikan itu dalam proses menuntaskan perizinan yang targetkan kelas tahun ini.
Proyek penyaluran listrik itu diproyeksikan menelan dana hingga Rp 7 triliun.’’Kami sedang fokus untuk membebaskan semua lahan yang bakal dilalui oleh jaringan JBC,’’ paparnya dalam presstour PLN Jawa Timur kemarin (28/1).
Gina menjelakan, stok daya kelistrikan di Bali pada 2024 diperkirakan mulai menipis. Menurut perhitungan, defisit listrik bakal signifikan pada 2028 jika tidak ada upaya penanggulangan. Tujuh tahun ke depan, konsumsi listrik di pulau Dewata tersebut bakal mencapai 1.334 mega watt (MW),
Pemenuhan kebutuhan dengan pembangunan pembangkit listrik di Bali tidak feasible. Sebab, Pemerintah Provinsi Bali hanya mengizinkan penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT). ’’Saat ini memang ada dua proyek PLTS di Bali Barat dan Bali Timur. Tapi, total dayanya hanya 25 MW per PLTS dan sudah pasti tak bisa mengakomodasi kenaikan konsumsi,’’ paparnya.
Jika JBC beroperasi, PLN UIP JBTN bisa menyalurkan daya listrik hingga 920 MW melalui saluran listrik tegangan ekstra tinggi 500 kilo volt (KV). Sedangkan, sisa dari konsumsi bakal dialiri dari pembangkit eksisting di Bali.
Selain kabel bawah laut yang menghubungkan dua selat, PLN juga harus membangun sekitar 500 tower listrik. 329 tower harus dipasang dari sumber listrik di Paiton hingga Kalipuro. Selain itu, mereka juga harus memasang 49 tower yang harus dilewatkan kawasan hutan konservasi Baluran, Situbondo. Sisanya, bakal dipasang di wilayah Bali.
General Manager PLN Unit Indut Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali Didik Fauzi Dakhlan menambahkan, pihaknya juga bakal terus mendukung saluran listrik ke Bali sebelum JBC beroperasi. Saat ini, Gardu Induk (GI) Banyuwangi yang menjadi pendukung sistem kelistrikan Bali. Dari pasokan listrik yang diterima dari Situbondo dan Jember, setengahnya disalurkan ke Bali. Sisanya, disalurkan untuk sistem transmisi Banyuwangi. ’’Karena itu, kami perlu memastikan bahwa kemampuan GI Banyuwangi bisa diandalkan setiap saat,’’ ujarnya.
Saat ini, kebutuhan listrik di Bali mencapai 600 MW. Selain 270 MW yang dipasok dari GI Banyuwangi, juga mendapatkan dari beberapa pembangkit di Pulau Dewata tersebut. ’’Seharusnya beban puncak di masa normal bisa mencapai 800 MW. Tapi, masih di angka 600 MW karena kegiatan ekonomi disana masih belum normal,’’ paparnya. (bil/dio/jpg/rum)