KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Aparat Polda NTT dan Polres Kupang Kota bekerjasama dengan warga Kelurahan Sikumana, mengamankan perayaan hari raya Imlek di Vihara Pubbaratana, Selasa (1/2).
Kehadiran puluhan personil tersebut dipimpin Kasat Shabara Polres Kupang Kota. Masyarakat sekitar nampak membantu mengarahkan pengunjung ke lokasi parkir dan mengamankan area sekitar Vihara Pubbaratana.
Cris Nome, warga RT 23/ RW 09, Kelurahan Sikumana kepada TIMEX mengaku sudah menjadi kewajibannya sebagai warga untuk membantu mengamankan proses perayaan Imlek tersebut.
Menurutnya, apapun agama yang mengelar ibadah sudah menjadi tugas dan tanggung jawab masyarakat menjaga keamanan.
Toleransi umat beragama di NTT bukan baru kali ini kita gelar tapi sudah dilakukan sejak turun temurun. “Kami di wilayah sekitar mengajak semua pemuda membantu mengamankan ibdah saudara-saudara kami yang beragama Budha,” katanya.
Sementara itu, Ketua Majelis Agama Budha Thaevada Indonesia, Provinsi NTT, Indra Vendi, usai doa bersama, menyampaikan ucapan terima kasih kepada aparat kepolisian dan masyarakat yang sudah membantu mengamankan perayaan Imlek di Vihara tersebut.
Indra menyebutkan bahwa peryaan hari raya Imlek 2573 tersebut merupakan yang pertama kali digelar di Vihara Pubbaratana.
Menurutnya, perayaan kali ini pun dilakukan secara sederhana, dan yang terpenting adalah tidak menghilangkan esensi dari perayaan Imlek itu sendiri.
“Tidak perlu meriah, yang penting kita gelar dengan keadaan yang baik sehingga mengantisipasi penyebaran Covid-19 sesuai surat keputusan bersama (SKB) 3 Menteri,” katanya.
Indra menjelaskan, makna Imlek sebenarnya untuk menyambut hadirnya musim semi di China karena selama musim dingin tidak bisa bekerja secara maksimal dan tidak bertemu sehingga dengan musim semi ini, mereka sangat bergembira.
Ditambahkan, perayaan hari raya Imlek di Vihara Pubbaratana pertama kali itu diikuti sebanyak kurang lebih 50 umat Budha.
“Biasanya dengan perayaan ini dilakukan secara meriah namun di tahun ini kita harus membatasi diri dengan harapan pandemi bisa segera berakhir,” sebutnya.
Terkait dengan peruntungan tahun ini, di mana merupakan tahun macan air, menurut Indra, macan merupakan hewan yang sangat garang, ganas, dan merupakan raja hutan. “Tentu ciri khas hewan ini menunjukan kekuatan. Untuk itu kami berharap bisa segera keluar dari pandemi dan berbagai persoalan dengan kekuatan baru sehingga keberuntungan terus diperoleh,” harapnya.
Dari sisi perayaan, lanjut Indra, biasanya digelar dan paling ramai itu setelah 15 hari usai perayaan Imlek. “Semoga 15 ke depan kami bisa lewati dan bisa dirayakan seperti sebelumnya,” katanya. (r3)