ENDE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Gedung asrama milik Panti Asuhan (PA) Pati Ji’e Pama Pawe, Rabu (2/2) terbakar. Asrama panti yang dihuni kaum difabel itu berada di kompleks Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), di Jalan Adi Sucipto, gang UPBA Ipi, Kelurahan Tetandara, Kecamatan Ende Selatan.
Informasi yang diperoleh di lokasi kejadian, diduga api berasal dari plafon asrama kemudian membakar gedung tersebut. Beruntung satuan mobil kebakaran (Damkar) Sat Pol PP Ende dan dibantu oleh warga masyarakat setempat bisa segera memadankan kobaran api tersebut.
Api berhasil dipadamkan kerana dibantu tiga mobil tangki air simpati milik swasta sehingga tidak merambat ke gedung sekolah yang berada di lokasi yang sama.
Camat Ende Selatan, H. Gadir Dean, saat ditemui di lokasi SDLBN Ende mengatakan, terbakarnya gedung asrama penghuni penyandang disabilitas itu diperkirakan akibat hubungan arus pendek, apalagi bangunan asrama ini termasuk bangunan tua.
“Setelah mendapat informasi dari RT, Lurah, dan warga sekitar, kita langsung menghubungi tim pemadam kebakaran untuk mengamankan dan meminimalisasi kebakaran,” ujar Gadir Dean.
Sebagai pimpinan wilayah, dirinya menyampaikan ucapan terima kasih kepada petugas Damkar dan aparat Sat Pol PP yang sigap menyikapi laporan warga. Pihak kecamatan sebut dia, akan membuat laporan resmi kepada pemerintah melalui BPBD untuk mendapat bantuan renovasi gedung tersebut.
“Ini harus menjadi prioritas utama karena asrama ini ditempati anak-anak disabilitas yang bersekolah di SDLB Negeri Ende. Kita juga berharap ada dukungan dan bantuan dari semua pihak menyikapi kejadian ini untuk membantu sesama saudara kita yang memiliki keterbatasan secara fisik,” tegas Camat Gadir Dean.
Kepala SDLB Negri Ende, Yulita Delima mengatakan, kejadian terbakarnya asrama panti ini saat para siswa SDLB tengah mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Yulita menyebutkan, kebakaran itu terjadi sekira pukul 10.30 Wita. Awalnya, kata Yulita, yang keseharian juga mengurus panti tersebut disaksikan oleh kedua orang guru kelas. Mereka melihat kepulan asap keluar dari sela-sela atap seng. Dalam kepanikan, para guru berusaha menyelamatkan anak-anak dan barang yang berada di lokasi asrama.
“Saat kejadian saya sedang mengajar di dalam ruang kelas. Saat mendengar teriakan dua orang guru bahwa gedung asrama SDLBN terbakar, kami semua panik dan berusaha menyelamatkan anak-anak dan sejumlah barang dari dalam asrama,” ujar Yulita yang mengaku selama ini mengurus anak asrama sebanyak 25 orang dan dibantu oleh tiga orang pembina.
Yulita merasa bersyukur karena tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut. Apalagi anak-anak ini memiliki keterbatasan secara fisik
“Kalau kejadian malam saya tidak bisa bayangkan, mereka memiliki keterbelakangan mental,” tutur Yulita dengan berurai air mata.
Untuk sementara, kata Yulita, hanya terjadi kerusakan fisik pada bangunan asrama yang usianya sudah tua. Dirinya berharap ada kepedulian dari pemerintah daerah, membantu merenovasi gedung asrama yang selama ini ditempati anak-anak yang memiliki kekurangan secara fisik.
“Bangunan ini sudah tua. Instalasi listrik terakhir di tahun 1992. Saatnya harus diganti. Apalagi selama ini saya berjuang sendiri, tidak ada bantuan dari Pemerintah khususnya untuk makan dan minum di asrama,” ujarnya.
Bantuan, kata Yulitas, biasanya datang dari donatur saat mereka berkunjung ke panti. Mungkin kata dia, karena panti ini milik yayasan sehingga kurang diperhatikan. Padahal, menurut Yulita, yayasannya sendiri sudah tidak ada lagi.
“Saya harus kasih makan mereka. Ada beberapa donatur yang iya sumbang kalau mereka kunjungi panti,” kata Yulita.
Yulita sangat berharap bantuan, terutama bantuan merenovasi gedung yang sudah tua dan sumbangan lainnya.
Pantauan media ini langsung di SDLBN Negeri Ende, aparat Sat Pol PP dan Damkar bekerja cepat memadamkan api yang menjalar di dalam plafon asrama SDLBN.
Petugas Damkar terpaksa menjebol sejumlah plafon untuk memadamkan api. Akhirnya api dapat dikendalikan sehingga tidak terjadi kebakaran besar yang bisa merambat pada gedung lain dan rumah penduduk. Terlihat pula tiga mobil tangki milik Sempati Air Bersih untuk menyuplai air bagi mobil Damkar. (Kr7)