ENDE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Gelombang tinggi yang melanda wilayah perairan NTT, khususnya di pesisir Kelurahan Ndorurea dan Desa Ondorea, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende pada Selasa (1/2) telah menyebabkan abrasi yang luar biasa. Ratusan kepala keluarga yang mendiami pesisir itu terancam permukimannya akibat pengikisan air laut.
Setidaknya 102 kepala keluarga (KK), yang terdiri dari 410 jiwa warga terancam kehilangan tempat tinggal akibat abrasi yang mengikis habis pesisir pantai. Sesuai data yang berhasil diperoleh TIMEX, terdapat lebih kurang 52 unit rumah warga terletak di pesisir pantai tersebut.
Sekretaris Daerah Kabupaten Ende, Agustinus Gaja Ngasu bersama pimpinan perangkat daerah terkait, Kamis (3/2), melakukan peninjauan langsung ke lokasi abrasi tersebut.
Sebagaimana terpantau media ini, akibat terpaan gelombang menyebabkan menyebabkan tembok penahan kampung dan jalan setapak di lingkungan Warukasu, Kelurahan Ndorurea mengalami kerusakan berat.
Jalan lingkungan tersebut terkikis hingga menyisakan satu meter. Begitu juga dengan tembok penahan kampung ambruk dan harus segera ditangani jika tidak maka dipastikan rumah warga akan terkena imbas.
Dampak dari abrasi ini menyebabkan sebuah bangunan yang selama ini difungsikan sebagai Posyandu milik Desa Ondorea roboh akibat pengikisan tanah oleh air laut sepanjang kurang lebih 250 meter. Bangunan Posyandu itu hancur dan jatuh rata dengan tanah.
Selain itu, tumpukan batu hijau yang selama ini dikumpulkan warga masyarakat juga hanyut terbawa air kembali ke laut.
Dalam pertemuan bersama warga setempat, Sekda Agustinus Gaja Ngasu menyampaikan keprihatinannya atas musibah yang menimpa warga setempat.
Dirinya menyebutkan, pihak Pemerintah akan segera melakukan penanganan menggunakan dana tanggap darurat dari Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD).
“Saya menyampaikan rasa prihatin atas kejadian ini. Selanjutnya Pemerintah Kabupaten Ende akan melakukan intervensi dengan dana tanggap darurat,” janji Sekda Gusti Ngasu di hadapan warga masyarakat.
Camat Nangapanda, Irwan Nua ketika dikonfirmasi melalui handphone, Jumat (4/2) mengatakan, di Dusun Warukasu, Kelurahan Ndorurea, terjadi kerusakan akibat abrasi sekira lebih kurang 500 meter. Sementara di wilayah Pu’ukungu, Desa Ondorea abrasi mengikis area pantai sekira 200 meter.
“Tim dari PUPR dan BPBD Kabupaten Ende telah melakukan pengukuran. Di Warukasu sekitar 500 meter, sementara di Pu’ukungu 200 meter,” sebut Irwan Nua.
Berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan khususnya Posyandu yang kini bangunannya telah rata dengan tanah, Camat Irwan Nua mengatakan, akan dialihkan ke aula kantor Desa Ondorea. “Kita arahkan pelayanan ke aula kantor Desa Ondorea karena Posyandu rusak total,” sebutnya.
Terpisah Kepala Desa Ondorea, Antonius Tata mengatakan, sejak 2019, pihaknya sudah melakukan langkah yakni melaporkan kondisi kepada pemerintah daerah untuk dilakukan penanganan segera.
“Saat itu kita diarahkan untuk penanganan menggunakan dana desa. Kalau pakai dana desa tidak mungkin karena anggaran sangat sedikit,” jelasnya. Karena itu harapan kedepannya ada perhatian dari pemerintah baik di kabupaten maupun dari provinsi.
Saat pertemuan diketahui daerah tersebut sering terjadi abrasi akibat hantaman gelombang pasang yang tinggi. Namun warga masyarakat belum mau pindah atau relokasi dari wilayah tersebut.
“Mata pencaharian kami adalah nelayan, dan juga mengumpulkan batu hijau. Kalau pindah maka apa yang kami kerjakan,” ujar Muhamad saat tatap muka dengan Sekda Ende. “Mau pindah tapi tidak punya lahan apalagi pekerjakan kami nelayan dan mengumpulkan batu hijau,” jelasnya. (Kr7)