KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Bank NTT menjadi salah satu dari 22 peserta BI-FAST gelombang kedua atau batch kedua. Direktur Teknologi, Informasi dan Operasional Bank NTT, Hilarius Minggu mengaku, pencapaian ini akan meningkatkan pelayanan digital Bank NTT. “Ini membanggakan,” ujar Hilarius kepada awak media di lantai 5 Kantor Pusat Bank NTT, Kamis (3/2).
Menurut Hilarius, dengan masuknya Bank NTT dalam program BI-FAST, maka Bank NTT bisa melakukan transaksi sepanjang 24 jam dengan nilai yang terbatas tidak lebih dari Rp 250 juta.
Ia menyebutkan, Bank NTT dapat menjaga peserta tentunya dengan melewati berbagai penilaian yang penting dari Bank Indonesia (BI).
Sementara ini, kabupaten di NTT mulai maju baik dalam hal Cash Management System (CMS) berjalan, penerimaan pajak, dan retribusi daerah yang juga dilakukan melalui sistem digitalisasi.
Hilarius juga menyampaikan, Bank NTT terus gencar dalam program digitalisasi perbankan seturut tuntutan BI dalam mengoptimalkan digitalisasi di seluruh daerah termasuk di Provinsi NTT.
Keberadaan uang tunai sendiri, kata dia, akan berkurang dan demikian maka dibutuhkan digitalisasi ini termasuk juga dengan diresmikannya Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) NTT. “Tim ini diikuti oleh semua pemerintah daerah,” ungkapnya.
Untuk diketahui, BI-FAST adalah infrastruktur sistem pembayaran ritel nasional yang dapat memfasilitasi pembayaran ritel secara real-time, aman, efisien, dan tersedia setiap saat 24 jam per minggu.
BI mengembangkan BI-FAST terutama untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan transfer dana yang lebih efisien, cepat (real-time), dan tersedia setiap saat.
BI-FAST diharapkan dapat memperkuat ketahanan Sistem Pembayaran Ritel Nasional dengan menyediakan alternatif terhadap infrastruktur sistem pembayaran nasional eksisting.
Sebelumnya, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, mengatakan, BI-FAST untuk mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan nasional melalui perluasan peserta fast payment BI yaitu BI-FAST.
Implementasi BI-FAST oleh peserta kepada nasabahnya akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan strategi dan rencana peserta dalam mempersiapkan kanal pembayaran bagi nasabahnya masing-masing.
Selanjutnya, dengan total peserta BI-FAST yang telah mencapai 43 peserta termasuk peserta BI-FAST gelombang pertama, telah mewakili 81,45 persen dari pangsa sistem pembayaran ritel nasional.
Layanan BI-FAST akan terus diperluas secara bertahap mencakup layanan bulk credit, direct debit, dan request for payment. “BI mengharapkan dukungan dan partisipasi seluruh Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) untuk dapat memanfaatkan infrastruktur BI-FAST,” jelasnya.
Implementasi BI-FAST bertujuan mewujudkan terciptanya layanan sistem pembayaran yang CEMUMUAH (Cepat, Mudah, Murah, Aman, Andal), untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi dan mendorong pertumbuhan, serta inklusi ekonomi dan keuangan.
Terpisah, Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho mengatakan, masuknya Bank NTT dalam daftar BI-FAST merupakan upaya untuk mampu bersaing dengan kemajuan industri perbankan.
Bank NTT, kata Alex Riwu Kaho terus mengikuti perkembangan layanan digitalisasi perbankan dan menjawab tuntutan pelayanan jasa bank yang maju, aman, cepat, dan murah. Karena itu, Bank NTT harus ikut aktif bertransformasi dalam berbagai aspek termasuk transformasi layanan digital, SDM, dan corporate culture. (r2/aln)