Kasus BDB Meningkat, Dinkes Belu Ajak Masyarakat Jaga Pola Hidup Sehat

  • Bagikan

ATAMBUA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Kabupaten Belu mulai merebak. Meski demikian, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Belu pun bergerak cepat mengatasi masalah DBD dengan melakukan fogging di setiap tempat yang menjadi pusat tumbuh kembang nyamuk aedes aegypti.

Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, terhitung sejak 24 Desember 2021 sampai akhir Januari 2022, tercacat 55 kasus DBD terjadi di Kabupaten Belu.

Dari jumlah kasus itu, mayoritas diderita oleh anak-anak. Pasalnya, perubahan cuaca yang tidak bersahabat menjadi penyebab utama terjadinya DBD. Apalagi kondisi imun tubuh anak yang kurang baik tentu dengan cepat diserang Penyakit DBD.

Meski jumlah kasus cukup banyak, sejauh ini tidak ada korban jiwa karena ditangani dengan cepat oleh petugas kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, drg. Ansilla Eka Mutty kepada wartawan, Minggu (6/2) membenarkan adanya peningkatan kasus DBD tersebut. Sesuai data yang dihimpun Dinkes Belu, tercacat sebanyak 55 kasus DBD sejak 24 Desember 2021 hingga akhir Januari 2022. Dari jumlah kasus tersebut, sebanyak 51 orang sudah dinyatakan sembuh sedangkan empat orang masih menjalani perawatan intensif di RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua.

“Memang ada 55 kasus DBD sejak 24 Desember 2021 sampai akhir Januari 2022, namun sebagian besar sudah sembuh. Tersisa empat pasien yang masih dirawat di RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua,” jelasnya.

Dilihat dari segi usia, kata drg. Ansilla, kasus DBD lebih banyak menyerang anak-anak usia dini dibandingkan orang dewasa. Bahkan, dalam sehari bisa terjadi sekitar satu sampai dengan dua kasus DBD dengan korban anak-anak.

Merespon persoalan tersebut, lanjut drg. Ansilla, Dinas Kesehatan Belu telah melakukan fogging pada lingkungan sekitar tempat tinggal pasien DBD serta wilayah lainnya yang menjadi sarang nyamuk aedes aegypti.

Selain itu, sambung drg. Ansilla, Dinkes Belu juga terus melakukan penyuluhan terkait DBD dan Covid-19 secara masif di setiap Puskesmas di seluruh wilayah Belu.

“Untuk semua pasien BDB itu sudah ditangani dengan cepat sehingga sebagian besar sudah sembuh. Kita juga upayakan keliling bersama petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar mereka dapat menerapkan pola hidup sehat,” tuturnya.

Selain itu juga, demikian drg. Ansilla, upaya pencegahan lainnya yang dilakukan oleh Dinkes dalam memutus rantai penyebaran DBD yakni dengan membagikan antiseptik kepada masyarakat.

Ansilla berharap, masyarakat dapat menjaga dan meningkatkan pola hidup sehat sehingga tidak mudah terserang penyakit DBD maupun penyakit menular lainnya.

“Kita sudah berupaya semaksimal mungkin dan sekarang tergantung masyarakat saja apakah ingin merubah pola hidup atau tidak karena di kasus DBD ini terjadi karena perilaku hidup,” pungkasnya. (mg26)

  • Bagikan