Awal Tahun, Terdapat 181 Kasus DBD di Kota Kupang, 1 Meninggal

  • Bagikan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Kupang sejak Januari sampai 5 Februrari 2022, tercatat sebanyak 181 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg. Retnowati menyebutkan, dari jumlah kasus itu, sebanyak 51 orang masih dirawat di rumah sakit maupun di rumah. Sedangkan sebanyak 129 orang sudah dinyatakan sembuh. “Ada satu pasien DBD yang meninggal awal tahun 2022 ini,” ungkap drg. Retnowati.

Menurut drg. Retnowati, jika dibanding dengan kejadian yang sama pada Januari 2021 lalu, kasus DBD di awal tahun 2022 ini mengalami penurunan. “Tahun 2021 kemarin, pada bulan Maret, kasus DBD sudah mencapai 400 kasus. Jadi sekarang masyarakat harus benar-benar berperan, membersihkan lingkungan rumah dan lingkungan sekitar. Harus biasakan pola hidup bersih,” pesannya.

Guna mengatasi meningkatnya kasus, drg. Retnowati mengaku, pihanya mendistribusikan abate untuk masyarakat. Dinas Kesehatan Kota Kupang masih menyimpan lima galon abate, dan pekan depan akan beli lagi 20 galon.

“Kita akan distribusikan sesuai dengan permintaan dari setiap puskesmas, karena mereka memiliki kebutuhan abate yang berbeda-beda merujuk pada data warga yang ada di wilayah masing-masing,” katanya.

BACA JUGA: Kasus DBD di NTT Terus Meningkat, Mabar Tertinggi, 3 Kabupaten Nol Kasus

Retno menjelaskan, untuk 200 liter air, membutuhkan satu sendok makan abate. Takarannya sudah ada ketentuan sehingga bisa maksimal penggunaannya.

Kasus DBD di Kota Kupang, demikian drg. Retno, mulai meningkat ketika memasuki musim penghujan. Upaya yang dilakukan Puskesmas Bakunase yaitu dengan melakukan pembagian abate, penyuluhan dan fogging di daerah yang terdapat kasus DBD.

Kepala Puskesmas Bakunase, dr. Sartje Nubatonis, mengatakan, sejak November 2021, pihaknya sudah melakukan pembagian abate ke delapan kelurahan yang berada di wilayah pelayanan Puskesmas Bakunase.

“Jadi kami membagikan abate di kantor kelurahan dan kecamatan agar memudahkan masyarakat,” ujarnya.

Dokter Sartje mengatakan, upaya fogging juga dilakukan hanya pada lokasi terjadi kasus DBD, karena fogging hanya dapat membunuh nyamuk dewasa. “Upaya yang sangat disarankan adalah pemberantasan sarang nyamuk dengan membersihkan semua wilayah di sekitar atau PSN,” jelasnya. (r2)

  • Bagikan