Pemkot Siapkan Kemungkinan Terburuk, Antisipasi Lonjakan Kasus Omicron

  • Bagikan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) memantau secara langsung kesiapan ruangan isolasi dan insfrastruktur serta fasilitas kesehatan di Kota Kupang. Ini sebagai langkah antisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan kasus Covid-19, terutama virus varian Omicron.

“Kita tentu berharap yang terbaik tetapi mempersiapkan kemungkinan terburuk,” kata Wakil Wali (Wawali) Kota Kupang, dr. Hermanus Man saat diwawancarai di RSUD S. K. Lerik, Selasa (8/2).

Sebelumnya Wawali Herman Man bersama rombongan mengunjungi tempat isolasi terpusat, di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) NTT. Di lokasi ini telah tersedia fasilitas 80 tempat tidur pasien dan 25 tempat tidur untuk petugas.

“Untuk isolasi terpusat di Bapelkes persiapannya hampir mencapai 90 persen. Kita (Pemkot Kupang) juga akan berkoordonasi dengan Pemerintah Provinsi NTT, untuk melengkapi beberapa item. Misalnya mobil ambulance, mobil operasional petugas dan Wifi,” kata Herman Man saat diwawancarai di RSUD S. K. Lerik, Selasa (8/2).

Ada pun Puskesmas Pankase Oeleta, kata Herman Man, sebelumnya juga sudah disiapkan untuk menampung pasien Covid-19 dengan kapasitas tampung sebanyak 25 pasien.

Sementara kesiapan rumah sakit, secara keseluruhan sudah sangat baik atau bisa dibilang 100 persen.

BACA JUGA: Omicron Masuk NTT, Terdeteksi di Kota Kupang, Patuhi Prokes

“Kita memang tidak menginginkan untuk kasus itu naik, tetapi konsep kesiapsiagaan itu sangat penting. Kita berharap yang terbaik tetapi mempersiapkan yang terburuk,” tandas Herman Man.

Menurut Herman Man, pemerintah perlu memastikan ketersediaan oksigen, alat, petugas, sanitasi dan sarana prasarana penunjang lainnya demi mendukung persiapan ketika terjadi lonjakan kasus.

“Kita tidak berdoa terjadi lonjakan, tetapi kita sudah siap untuk semua kemungkinan terburuk. Kalau untuk status PPKM, kita ikuti semua instruksi pemerintah, yaitu Kota Kupang berada pada level II,” katanya.

Sampai saat ini, demikian Herman Man, hanya ada satu pasien yang dirawat di RSUD S. K. Lerik.

Sementara itu, Direktur RSUD S. K. Lerik, dr. Marsiana Halek, mengatakan, sampai saat ini, jumlah tempat tidur di ruangan isolasi bertekanan negatif sebanyak 21 unit.

Sementara di ruangan isolasi non tekanan negatif sebanyak 23 tempat tidur.

“Pasien yang dirawat sampai hari ini satu pasien. Segala upaya kita lakukan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Kita bersama-sama menjaga kondisi ini agar tetap aman dan jangan sampai ada lonjakan kasus,” harap dr. Marsiana. (r2)

  • Bagikan