SOE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Jalan hotmix di Desa Obesi, Kecamatan Mollo Utara yang dibangun tahun 2019 lalu mulai rusak sehingga menyebabkan lubang menganga di badan jalan. Kondisi ini menyebabkan jalur itu rawan kecelakaan. Bahkan beberapa kali terjadi kecelakaan di titik itu, baik kecelakaan tunggal maupun tabrakan antarkendaraan.
Menyikapi persoalan itu, melalui rapat musyawarah desa (Musdes), warga Desa Obesi yang berlatar belakang pengusaha bersepakat dengan masyarakat setempat dan juga aparat desa untuk menambal jalan berlubang itu dengan campuran semen.
Semuel Tanesi, salah satu pengusaha yang ikut mendukung kegiatan tersebut mengatakan, pihaknya menyumbang untuk memperbaiki jalan hotmix di desa mereka yang mulai rusak. Jika kerusakan yang ada tidak diperbaiki, maka tentu ke depan akan semakin parah.
Apalagi jalan hotmix di desa mereka itu, kondisinya menurun tajam jika berkendara dari arah pasar Kapan ke pasar lama, rawan mengalami kecelakaan. Sebaliknya, tanjakan tajam sehingga rawan mengalami kecelakaan. “Karena sering terjadi kecelakaan, sehingga kami sepakat untuk swadaya cor jalan yang rusak-rusak,” kata Semuel.
Jalan di Desa Obesi, kata Semuel, sebelum di-hotmix pada 2019, sulit dilintasi karena banyak lubang di badan jalan. Untuk itu, menurut masyarakat di sana, kerusakan jalan hotmix yang terjadi saat ini jika dibiarkan maka ke depan pasti sulit dilintasi. Maka dari itu, masyarakat khusunya yang berlatar belakang pengusaha bersedia menyumbangkan bahan baku berupa samen, pasir, dan batu kerikil untuk tambal jalan yang rusak.
Jika jalan rusak semakin banyak, maka untuk perbaikan tentu tidak dilakukan dalam waktu dekat, karena pemerintah punya tanggung jawab yang banyak untuk membangun jalan di tempat lain. Karena itu, kalau berharap pemerintah perbaiki, maka kerusakan yang terjadi akan semakin memprihatinkan. “Ini bentuk kepedulian kami merawat fasilitas umum yang ada di desa kami. Karena kalau kita tidak rawat fasilitas umum yang ada, maka daerah kita tidak akan maju,” urai Semuel.
Marthen Maak, salah satu tokoh masyarakat Desa Obesi menambahkan, meski jalan di Desa Obesi baru dibangun tahun 2019, namun sudah kembali rudak akibat hotmix-nya sangat tipis. Maka dari itu, ia berharap ke depan pemerintah dan pengusaha membangun jalan hotmix dengan konstruksi yang tebal sehingga bisa bertahan lama.
“Kalau kami omong bilang jalan hotmix tipis, tanpa lihat nanti bilang kami tipu. Tapi ini pak bisa lihat sendiri, jalan sangat tipis jadi memang tidak bisa dugunakan bertahan lama,” kata Marthen.
Kepala Desa Obesi, Gustaf Willa mengatakan, para pengusaha di Desa Obesi bersepakat untuk memperbaiki jalan yang rusak di desa mereka dengan cara menyumbang material. Sumbangan yang diberikan para pengusaha untuk memperbaiki jalan yang ada di desa per pengusaha Rp 2 – Rp 3 juta. “Bahan baku pengusaha tanggung, sedangkan tenaga kerja kami masyarakat yang ada di Desa Obesi kerja gotong royong,” tutur Gustaf.
Gustaf sangat berterima kasih kepada para pengusaha yang ada di desanya, karena sangat peduli dengan fasilitas umum yang ada. Saat berkoordinasi untuk menyikapi persoalan jalan hotmix yang rusak di desa mereka, masyarakat tidak keberatan memberi sumbangan. “Saya berterima kasih dengan pengusaha yang ada di Desa Obesi, karena sangat peduli dengan fasilitas umum yang ada di desa kami,” tandas Gustaf. (yop)