Setara Even Nasional, Juri Festival Bank NTT Libatkan Profesor, Pimpinan Lembaga Penting Hingga Konsultan

  • Bagikan

KUPANG-Manajemen Bank NTT segera meluncurkan kegiatan Festival Desa Binaan dan Festival PAD tahun 2022, dimana total pesertanya sebanyak 115 desa di NTT. Sejauh ini, panitia sudah merampungkan beberapa persiapan, termasuk berkomunikasi dengan tim juri untuk menetapkan variabel penilaian.

Festival ini juga merupakan implementasi dari misi Bank NTT, yaitu “Pelopor Penggerak Ekonomi Rakyat” dan “Menggali Sumber Potensi Daerah untuk Diusahakan secara Produktif Bagi Kesejahteraan Masyarakat NTT”.

Yang membanggakan dari pelaksanaan festival ini adalah, Bank NTT ingin agar festival ini memproduksi desa yang benar-benar mandiri dan layak berdasarkan variabel yang dijadikan sebagai alat ukur. Bahkan tidak main-main, Even ini didesain setara even nasional, dengan instrumen yang dipakai mengacu pada indeks desa membangun dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Desa Wisata dari Kementerian Parekraf.

“Acuan yang dipakai adalah dari Kementerian Desa, yakni indeks desa membangun. Ini ada ratusan indikator, dikombinasikan dengan desa wisata dari Kementerian Parekraf. Kita tidak asal ambil melainkan didasari pada filosofi dan fenomena yang ada di NTT. Karena setiap desa tidak memiliki keunggulan yang sama sehingga digabungkan variabel penilaiannya, dari dua sumber, menjadi indeks desa binaan Bank NTT,”demikian Prof. Dr. Intiyas Utami, SE., M.Sc., Ph.D yang juga Ketua Tim Juri, dalam rapat tim juri dan panitia, Kamis siang (10/2/2022) yang berlangsung secara daring melalui aplikasi zoom meeting.

Agar tidak jomplang, kata Prof. Intiyas, dari indeks desa membangun dan desa wisata akan ditelusuri relevansinya dengan visi-misi Pemprov serta fenomena yang ada di NTT. Ada dimensi pendidikan, dimensi kesehatan, serta dimensi lain yang dihadirkan dalam instrumen penilaian.

Sementara Direktur Kredit Bank NTT, Paulus Stefen Messakh dalam sambutan pembukaan rapat menegaskan, untuk membangun Provinsi NTT ini tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja.

“Seperti yang selalu disampaikan oleh Bapak Gubernur bahwa konsep pentahelix itu perlu dipakai dalam pengembangan potensi ekonomi yang ada di Provinsi NTT. Oleh karena itu saya sebagai Direktur Kredit sekali lagi mengucapkan terima kasih atas keterlibatan para tokoh hebat dalam tim juri ini,” tegas mantan Kadiv SDM Bank NTT itu.

Tahun ini, lanjut Stefen, Festival Desa Binaan diperluas lagi variabel penilaiannya menjadi festival PAD, yang mana setiap leader dituntut kreatif. Apalagi, di tahun 2021 Bank NTT mengkaji dan mengevaluasi tentang geliat perkembangan di desa dan kelurahan. Ini memberikan gambaran tentang bagaimana strategi pengembangan suatu desa maupun kelurahan yang ada di NTT agar mempunyai satu titik atau prospek pengembangan ke depan.

BACA JUGA: Sukses di Tahun 2021, Bank NTT Kembali Gelar Festival Desa Binaan dan PAD 2022

“Berdasarkan hasil evaluasi kita, ada beberapa kabupaten yang mendapat predikat terbaik, dan kami melihat ada suatu pertumbuhan ekonomi baru. Contohnya Desa Ajaobaki di TTS, yang meraih juara 1. Dalam even ini kita ingin ada sebuah pengembangan desa dan peningkatan ekonomi kreatif. Nah hasilnya kita lihat dan Bapak Gubernur sudah tiba di Ajaobaki dan melihat dari dekat tentang keberhasilan desa binaan ini,” tambahnya.

Nilai positif lainnya adalah, terbangunnya sebuah bank minded dalam masyarakat desa. Penyediaan beberapa fasilitas transaksi dari Bank NTT di desa merupakan gambaran tentang pengembangan inklusi keuangan sudah sampai ke desa-desa di NTT yaitu dengan adanya Lopo Dia Bisa yang terus dikembangkan.

“Ada sekitar 170-an Lopo yang berhasil dibangun. Transaksi menggunakan QRIS sekitar 80, serta produk-produk UMKM yang berhasil kita kembangkan di desa-desa tersebut yang sudah berhasil mendapat sertifikasi dari Balai POM NTT, yaitu kurang lebih ada 120 produk. Bank NTT mempunyai satu optimisme yang luar biasa bahwa tahun ini kita kembangkan lima desa binaan, saya kira ini ada banyak produk yang bisa kita kembangkan,” tegas Stefen bersemangat.

Untuk diketahui bahwa rapat tersebut dihadiri ke-12 dewan juri, serta unsur manajemen Bank NTT, yakni Reynhard Djoh selaku penanggungjawab Festival Desa Binaan dan Festival PAD Bank NTT 2022, dan Lavny Banesi sebagai moderator.

Manajemen Bank NTT rupanya tidak setengah-setengah dalam mengeksekusi kegiatan yang sangat menginspirasi ini, dan dipercaya menggairahkan pertumbuhan ekonomi sektor riil di setiap desa di NTT, dengan melibatkan sejumlah tokoh penting dalam penjurian. Mereka diantaranya:

  1. Dr. Intiyas Utami,SE.,M.Sc.,Ph.D (Unsur Akademisi, Guru Besar UKSW Salatiga dan Staff Khusus Gubernur NTT bidang Ekonomi dan Akuntabilitas Publik)
  2. Dr. Daniel Kameo, Ph.D (Unsur Akademisi, Guru Besar UKSW Salatiga dan Staff Khusus Gubernur NTT bidang Pembangunan dan Ekonomi)
  3. Pius Rengka (Staf Khusus Gubernur)
  4. Handrianus Paulus Asa (Regulator/Bank Indonesia)
  5. I Ketut Oka Widisa (Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan NTT)
  6. James Adam (Unsur Akademisi, Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia NTT)
  7. Ni Dewa Agung Ayu Sri Liana Dewi (Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kupang)
  8. Alexon Lumba, SH., M.Hum (Kadis Pendapatan dan Aset Daerah NTT)
  9. Johny Lie Rohi Lodo SH (Dinas Parekraf NTT)
  10. Tamran Ismail, S.Si., MP (Kepala Kantor Balai POM NTT)
  11. Bobby Lianto, MM., M.BA (Ketua KADIN NTT)
  12. Stanley Boymau (Media Consulting Bank NTT)

Masih terkait pelaksanaan Festival Desa Binaan dan PAD Bank NTT, penilaiannya akan  dilakukan Dewan Juri yang dijadwalkan pada bulan Oktober s/d November 2022. Hasilnya akan diumumkan pada 20 Desember 2022 bertepatan dengan hari ulang tahun Provinsi NTT. (*/aln)

  • Bagikan