Sukses di Tahun 2021, Bank NTT Kembali Gelar Festival Desa Binaan dan PAD 2022

  • Bagikan

KUPANG-Setelah sukses di tahun 2021, manajemen Bank NTT kembali menggelar Festival Desa Binaan tahun 2022. Jika tahun  lalu, penilaiannya hanya mencakup potensi unggulan setiap desa, maka tahun ini kriterianya bertambah. Yakni bagaimana kreatifitas setiap desa dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Guna memantapkan pelaksanaan festival itu, Kamis siang (10/2/2022), panitia pelaksana menggelar rapat perdana yang diikuti juga 12 orang anggota tim juri. Para juri ini berasal dari berbagai latar belakang.

Rapat yang digelar secara daring ini, dibuka Direktur Kredit Bank NTT, Paulus Stefen Messakh. Bank NTT kembali menggelar even ini bertolak dari semangat pemberdayaan masyarakat dan pengembangan desa yang merupakan salah satu cara dalam penyelesaian masalah taraf hidup dan peningkatan ekonomi masyarakat desa.

“Untuk itulah dipandang perlu membentuk dan mengembangkan desa binaan di wilayah desa masing-masing kota/kabupaten. Desa binaan yang dibentuk menuntun kehidupan masyarakat desa ke arah yang lebih sejahtera, meningkatkan perekonomian masyarakat perdesaan, dan mewujudkan kemandirian masyarakat desa,” ungkap Reynhard Djoh selaku penanggungjawab kegiatan ketika menyampaikan pengantar rapat.

Reynhard menambahkan, kegiatan ini pun membantu dan meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat desa serta mempermudah akses masyarakat desa/pengunjung dalam memperoleh informasi wilayah. Baik informasi potensi wilayah unggulan (Sumber daya alam dan sumber daya manusia) desa setempat hingga melahirkan desa binaan yang memiliki kelompok UMKM yang menjalankan dan mengelola usahanya hingga tumbuh dan berkembang menjadi usaha mandiri dan berprestasi. Dengan demikian dapat berkontribusi terhadap PAD.

“Pengembangan potensi daerah dalam bentuk desa binaan akan menciptakan PAD yang berguna untuk melaksanakan tujuan pembangunan dan pengembangan yang manfaatnya berguna bagi daerah. Tujuannya tentu untuk kemakmuran rakyat. Semakin besar nilai PAD suatu daerah, berarti semakin besar anggaran pembangunan dan masyarakat akan semakin sejahtera. Inilah alasan, mengapa Bank NTT menyelenggarakan program “Festival Desa Binaan dan PAD Bank NTT” di seluruh Kantor Cabang Bank NTT,” tegas Reynhard.

Reynhard menambahkan, peserta festival ini adalah seluruh kantor cabang Bank NTT kecuali Cabang Surabaya. Nantinya masing-masing kantor cabang Bank NTT menyiapkan lima calon desa binaan yang akan diikutkan dalam Festival ini.

Reynhard menyebutkan, sesuai estimasi, total peserta tahun ini menjadi 115 Desa Binaan. “Dengan demikian, maka ketika kompetisi ini dibuka, maka ke-115 desa ini diberikan waktu yang sama untuk silakan adu kreatifitas dalam meningkatan potensi daerah, baik kekayaan alam pertanian, perikanan maupun pariwisata, dan akan dinilai oleh tim juri,” tegasnya.

Adapun tujuan festival, yakni meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat desa yang multiply effect sehingga berdampak pada peningkatan PAD masing-masing kabupaten/kota guna mewujudkan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat daerah tersebut. “Menciptakan Desa Binaan yang mandiri dan berbasis digital, sentralisasi produk perbankan baik itu produk Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit, sebagai media promosi dan pemasaran produk Bank NTT. Bahkan bila perlu menjadi pilot project pengembangan Desa Binaan Bank NTT dalam bidang PAD. Tak hanya itu melainkan nantinya menjadi pusat informasi potensi unggulan di daerah tersebut dan adanya pemanfaatan Agen Laku Pandai di Desa Binaan serta peningkatan kanal-kanal digital lainnya,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Festival Desa Binaan Bank NTT diprakarsai oleh Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho. Dalam pelaksanaannya di tahun pertama, yakni 2021, juri berhasil menjaring tiga desa terbaik dan satu desa favorit, yakni Desa Ajaobaki TTS sebagai Juara I, Desa Hadakewa Lembata sebagai juara II dan Desa Detusoko Barat, Ende sebagai juara III. Sedangkan Kampung Adat Prai Ijing Sumba Barat sebagai desa favorit.

Juri di tahun pertama yakni Dr. James Adam (Ketua) dan anggotanya Handrianus Paulus Asa (Bank Indonesia), Dedy Safari (OJK), Djony Rohi (Dinas Parekraf NTT), Ir. Abraham Paul Liyanto (Ketua KADIN NTT), dan Stenly Boymau (Konsultan Media Bank NTT). (*/aln)

  • Bagikan