PBSI NTT segera Memiliki Pengurus Baru, Alex Foenay Berpeluang Gantikan Emu Bulan

  • Bagikan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) segera memiliki pengurus baru. Kepengurusan baru ini akan melanjutkan kepemimpinan pengurus periode 2016-2021.

Untuk mencari ketua dan pengurus baru ini sebenarnya sudah dilakukan sejak 2021 lalu namun karena terkendala pandemi Covid-19, sehingga baru dijadwalkan untuk mencari calon pengganti melalui Musyawarah Provinsi (Musprov) PBSI NTT.

Ketua Panitia, Oned Pollo mengatakan, Musprov PBSI NTT karena masa bakti sudah berakhir pada 2021, namun karena kendala Covid-19 sehingga baru terlaksana tahun 2022 ini.

Dikatakan, sesuai jadwal yang ditetapkan, panitia akan menyelenggarakan Musprov PBSI NTT pada 28 Februari 2022. Sesuai rencana akan dilangsungkan di Hotel Sahid T-More. “Jadwal ini kita sesuaikan dengan pengurus pusat karena akan hadir dalam kesempatan tersebut,” katanya.

Oned menjelaskan, untuk persiapan pelaksanaan pihaknya sedang melakukan komunikasi dan konsolidasi dengan pengurus PBSI tingkat kabupaten/kota se NTT. “Dari 22 kabupaten/kota, hanya ada 16 kabupaten/kota yang memiliki SK, dan hanya 8 kepengurusan yang memiliki hak suara dalam pemilihan kali ini karena 8 lainnya sementara dijabat oleh Plt,” jelasnya.

Menurut Oned, Musprov kali ini memikiki agenda tunggal yakni pemilihan ketua dan pengurus PBSI NTT periode 2022-2027. “Sejauh ini banyak peminat bulu tangkis terutama para pemuda-pemudi, namun belum diakomudir dan dibina secara baik sehingga diharapkan dengan kepengurusan yang baru nanti bisa mewujudkan mimpi pendatang baru itu,” harap Oned.

Mike Bulan Fransis, Sekretaris Pengurus PBSI NTT, menegaskan terdapat aturan atau syarat dalam pelaksanaan Musprov, yakni seorang ketua akan dipilih melalui musyawarah. Selain itu, yang memiliki hak suara dalam memilih hanya pengurus PBSI kabupaten/kota yang aktif. Tercatat di NTT hanya ada 8 pengurus PBSI yang aktif sedangkan 8 lainnya dijabat Plt.

“Dari persyaratan itu, yang bisa mengikuti hanya 8 kabupaten saja karena 8 lainnya sudah berakhir masa kepemimpinannya,” ungkap Mike yang juga istri dari Ketua PBSI NTT demisioner.

Mike menambahkan, terhadap aturan tersebut terdapat aturan formal yang bisa diterapkan seperti melakukan memilihan tanpa penjaringan. “Ada aturan formal yang bisa digunakan yakni tanpa penjaringan jadi sudah kita ajukan surat dukungan kepada pengkab/pengkot,” ungkapnya.

Lanjutnya, sejauh ini atlet program pemusatan latihan daerah (Pelatda) dilakukan dan terakhir pengeriman atlet pada pra PON, kategori beregu namun tidak lolos karena olahraga ini masih menjadi olahraga otodidak di NTT. Belum terpusat seperti yang diharapkan. “Periode sebelumnya, dilakukan pembenahan organisasi dengan membentuk kepengurusan di tingkat kabupaten/kota,” sebutnya.

Mike menyebutkan bahwa selama ini cabang olahraga bulu tangkis jauh dari perhatian pemerintah. Sehingga pengurus kesulitan dalam mengatur bahkan mempersiapkan atlet-atlet di NTT. “Dukungan pemerintah sama sekali tidak ada. Karena mereka mengategorikan cabor-cabor yang menjadi potensi,” katanya.

Alexander Foenay, Ketua PBSI Demisioner Kota Kupang pada kesempatan tersebut mengatakan pihaknya memiliki banyak program kerja dan banyak perlombaan yang tertunda karena even dalam bentuk pembinaan itu terkendala Covid-19.

Disebutkan, bulu tangkis merupakan cabang olahraga yang selalu mengharumkan nama baik bangsa. Namun di daerah memang pembinaannya tidak berjalan. “Kalau pun ada atlet yang bagus, itu mereka berlatih secara otodidak,” katanya.

Anggota DPRD NTT ini menyebut, cabang olahraga bulu tangkis menjadi wadah yang bisa memberikan perlindungan dan menentukan masa depan atlet. Namun sejauh ini, cabor tersebut tidak mendapat perhatian maksimal dari pemerintah. Untuk itu, dengan kepengurusan yang baru mesti sejalan dan senapas dengan cabang olaraga ini agar terus menghasilkan atlet baru dari semua kategoti.

“Pengurusnya minimal harus senapas. Even-even atau Pelatda juga digelar kembali agar bisa menambah samangat dan kemampuan atlet,” cetusnya.

Sekretaris PBSI Kota Kupang, Ady Manafe menambahkan, selama ini pihaknya menggelar sejumlah pertandingan seperti PBSI Cup dan Alexander Cup. Even tersebut mendapat perhatian dari pecinta bulu tangkis namun karena terkendala pandemi sehingga ivent-ivent ditiadakan.

Ia juga menyebutkan, data base kepengurusn dari masing-masing klub menjadi perhatian serius kepengurusan PBSI NTT yang baru, karena persoalan selama ini hanya bisa tercatat secara manual.
Ketika klub berkesempatan bertanding, lanjutnya, salah satu persyaratannya adalah harus memiliki id card yang terkonek atau tersistem secara online.

Untuk diketahui, Ketua PBSI NTT demisioner adalah Emu Bulan. Mantan atlet bulu tangkis ini digadang-gadang akan digantikan oleh Alexander Foenay. (r3)

  • Bagikan