KEFAMENANU, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pembangunan 40 unit rumah layak huni plus perabot bagi masyarakat tidak mampu di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) telah rampung. Proyek pada Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PRKPP) Kabupaten TTU itu merupakan pilot project di tahun pertama pemerintahan Bupati David Juandi dan Wabup Eusabius Binsasi.
Sekretaris Dinas PRKPP TTU, Welem Meko mengatakan, pembangunan 40 unit rumah yang sudah rampung itu tersebar di empat wilayah, yakni di Kelurahan Sasi, Kelurahan Aplasi, Desa Fatusene, dan Desa Hauteas.
“Ada 40 rumah. Masing-masing desa/kelurahan dapat 10 unit. Ini sebagai pilot project. Semua sudah rampung, menunggu saja serah terima dan kita kondisikan dengan waktunya Bapak Bupati,” kata Welem Meko saat dikonfirmasi TIMEX, Rabu (16/2).
Menurut Welem, dari empat lokasi sasaran pembangunan, yang paling lambat progres itu di Kelurahan Sasi. Namun semuanya sudah rampung. Untuk Kelurahan Aplasi sudah selesai serah terima. Untuk tiga lokasi lainnya menunggu saja jadwal serah terimanya.
“Kelurahan Aplasi sudah serah terima, sedangkan Fatusene, Hauteas, dan Sasi sudah ajukan untuk serah terima. Sehingga kita sesuaikan dengan jadwal Bapak Bupati,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Perumahan Rakyat, Dinas PRKPP TTU, Gregorius Nai menambahkan, pembangunan 40 unit rumah berukuran 6 x 8 meter itu dilengkapi dengan perabot. Anggaran untuk pembangunan ini bersumber dari APBD TTU tahun anggaran 2021. Total anggarannya sebesar Rp 3,5 milliar.
Gregorius menjelaskan, proses pembangunan rumah ini memakai sistem swakelola murni, dimana didampingi Kelompok Masyarakat Pelaksanaan Swakelola Sosial (KMPS).
Gregorius menyebutkan, setiap unit rumah dibangun dengan alokasi dana Rp 87.500.000. Rinciannya, untuk bangunan gedung dialokasikan Rp 81 juta, perabot Rp 5 juta, dan biaya operasional KMPS Rp 1.500 untuk 5 atau 7 orang.
“Pengerjaan swakelola, anggarannya langsung ditransfer ke rekening KMPS. Ini program bupati. Selain sasaran untuk keluarga tidak mampu juga pengerjaannya swakelola berdayakan masyarakat sekitar. Para tukang dalam kampung diprioritaskan kalau tidak ada baru cari dari luar,” jelasnya.
Gregorius mengaku, pembangunan 40 unit rumah sedikit mengalami hambatan karena kontraknya diteken di pertengahan Oktober 2021. Sedangkan penganggarannya baru bisa cair di November. Meski begitu progresnya sudah rampung meski harus melalui proses adendum. ” Waktu normalnya 4 bulan, dan 40 unit rumah itu sudah rampung,” tuturnya.
Gregorius menambahkan, untuk tahun ini, pihaknya kembali membangun sebanyak 346 unit rumah lengkap dengan perabot. Sebarannya meliputi 24 kecamatan. Sumber APBD II tahun anggaran 2022 dengan pagu Rp 30 miliar lebih.
Menurut Gregorius, untuk mewujudkan proyek in, pihaknya sudah mengantongi rekomendasi dari Kemendagri. “Kita menunggu saja pekan depan setelah tuntas fisik dan administrasi serah terima 40 unit rumah, kita langsung action untuk 346 unit rumah,” pungkas Gregorius. (*)
PENULIS: Johni Siki