Dekan FISIP Pimpin Mahasiswa Demo Rektor Undana, Ini Pemicunya

  • Bagikan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Dekan, dosen, dan ribuan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang melakukan aksi demonstrasi, Kamis (17/2). Dekan, para dosen, dan mahasiswa FISIP ini melakukan aksi longmarch dengan titik star di kampus FISIP dengan tujuan depan gedung Rektorat Undana. Para pendemo ini diterima langsung Rektor Undana, Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc.

Para pendemo menuntut Rektor Undana untuk memperhatikan ketersediaan sarana/prasarana atau fasilitas perkuliahan di fakultas itu yang tak memadai.

Disebutkan, FISIP Undana Kupang saat ini memiliki lima program studi (Prodi), yakni Prodi Ilmu Administrasi Negara, Prodi Ilmu Administrasi Bisnis, Prodi Sosiologi, Prodi Ilmu Politik, dan Prodi Ilmu Komunikasi.

Fakultas ini dibuka sejak 2008 silam, namun masih banyak fasilitas pendukung yang belum memadai. Menyikapi persoalan tersebut, Prof. Alo Liliweri dalam orasinya mengisahkan, dirinya pernah memimpin sebagai Dekan Fakultas 2007-2011. Dimasa kepemimpinannya itu, kata Prof. Alo, Undana kembali membuka Fakultas Kedokteran pada 2008.

Saat itu, lanjut Prof. Alo, fakuktas baru itu tidak memiliki gedung sehingga pihak rektorat dan FISIP bersepakat agar Fakultas Kedokteran menempati sementara gedung tersebut sambil menunggu pembanguna gedung baru.

Dikatakan, kesepakatanya sementara namun hingga kini gedung tersebut tak kunjung diberikan lagi ke FISIP untuk ditempati. Padahal gedung FISIP saat ini tidak lagi layak ditempati. “Untuk itu, saat ini kita menuntut agar Fakultas Kedokteran keluar dari gedung itu,” tegas Prof. Alo dalam orasinya.

Prof. Alo juga meminta pembangunan gedung baru harus bisa diselesaikan tahun ini karena fasilitas pendukung ini sangat urgen. “Kami meminta gedung yang ditempati Fakultas Kedokteran, FISIP ambil kembali,” tandasnya.

“Mahasiswa membayar uang kuliah itu mahal, jadi gedung juga harus layak pakai. Persoalan mahasiswa adalah persoalan dosen dan semua civitas akademika,” tambah Prof. Alo sambil mengajak agar tetap menerapkan prokes.

Salah satu orator mengaku pihaknya sudah melunasi kewajibannya namun hak-haknya tidak pernah dipenuhi oleh universitas. Kondisi ini baru saja terjadi namun sudah lama didiamkan para pimpinan. Bangunan yang dibangun, menurut anggaran telah dialihakan oleh Kepala ULP Undana, Paulus Tamelan.

“Vasilitas yang kami gunakan saat ini, ketika hujan bocor dan sama sekali tidak layak dan tidak sebanding dengan kewajiban mahasiswa,” ujarnya.

Ia juga membandingkan dengan fasilitas pada fakultas lain, menurutnya sangat istimewa karena di ruang belajar ada AC dan fasilitas yang sangat mewah. “Mulai dari gebang masuk tampak istimewa. gedung dipinggir jalan menuju FISIP nampak berdiri tinggi dan megah tapi uang kuliah sama,” katanya.

Perlakuan ini dinilai tidak adil dan banyak sekali kepentingan yang kemudian mengabaikan sistem pendidikan di fakultas tersebut yang juga sedang menciptakan pemimpin masa depan bangsa. “Kami sangat kecewa dengan perlakuan yang tidak adil ini. Atap yang bocor menyulitkan mahasiswa belajar saat hujan. Ini sangat tidak adil,” tegasnya.

Dekan FISIP Undana, Melkisedek Neolaka mengaku perjuangan untuk mendapatkan gedung baru sudah dilakukan sejak tahun 2012 lalu namun tak kunjung terealisasi. Selain fakultas gedung, alat praktek pun tidak dipenuhi. Padahal melalui ULP Undana tersedia anggaran pengadaan dan pembangunan.

Tahun 2021 dianggarkan untuk membangun gesung baru, namun dalam proses pembangunan anggaran itu sengaja dialihkan untuk kepentingan Fakultas Kedokteran. “Ini sangat tidak adil dan jika hari ini mahasiswa demo dan menuntut hak sangat wajar,” tegasnya ketika memimpin aksi tersebut.

Rektor Undana, Max Sanam yang berusaha menemui masa aksi, mengatakan belum mengerti letak persolanya sehingga ia meminta dekan dan perwakilan mahasiswa agar bisa membahas secara terarah dan mencarikan solusi.

“Ini bukan soal pembelaan diri tetapi saya belum berkomunikasi dengan siapa pun. Saya baru menerima surat tadi pagi. Saya sangat terbuka dengan siapa pun untuk berdiskusi senua persoalan yang ada di Undana ini,” katanya.

Pantauan TIMEX, perwakilan masa aksi sedang mengadakan pertemuan untuk mencarikan solusi di ruang Teather Gedung Rektorat Undana.

Masa aksi masih berkumpul di depan gedung tersebut sambil menyampaikan aspirasi dan persoalan yang sedang dialami di fakultas mereka itu. (r3)

  • Bagikan