KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sebanyak 746 orang pendidik diambil sumpah dan dilantik sebagai guru profesional lulusan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Universitas Nusa Cendana (Undana) peridoe Februari 2022.
Para guru profesional yang dilantik ini, ada yang mengikuti pelantikan secara langsung dan ada yang mengikuti secara virtual. Pasalnya, peserta PPG Profesional itu berasal dari 200 kabupaten/kota di Indonesia.
Acara pengambilan sumpah dan pelantikan berlangsung di gedung Auditorium Undana, Kamis (17/2). Hadir saat itu, Dekan FKIP Undana, Dr. Melkisedek Taneo, M.Si, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Linus Lusi, dan para Ketua Jurusan/Program Studi lingkup FKIP Undana. Hadir pula Direktur Profesi Guru, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang mengikuti pelantikan itu secara virtual.
Dekan FKIP, Melkisedek Taneo mengatakan, bagi semua guru profesional yang telah diambil sumpah agar dapat mempertanggungjawabkan tugas yang telah dipercayakan oleh negara secara baik.
“Kami berkeyakinan, kalau teman-teman dengan berbagai keterbatasan mengikuti PPG, tidak mundur, apalagi sudah dilantik jadi guru profesional. Pastinya tidak akan mundur,” kata Melkisedek.
Karena itu, Melkisedek meminta agar, semua yang telah dilantik agar maju terus, apapun tantangannya, tugas dan tanggung jawab harus tetap dilaksanakan secara profesional dan bertanggung-jawab.
Melkisedek mengakui, tidak ada guru profesional yang tidak memiliki tantangan. Untuk itu, Ia mengajak agar menjadikan teman sejawat sebagai kekuatan yang luar biasa, keluarga sebagai kekuatan berdiskusi, serta jadikan semua potensi yang ada untuk menyelesaikan persoalan dalam tugas.
Melkisedek mengungkapkan, sebanyak 746 guru profesional yang dilantik kemarin (17/2) itu berasal dari 200 lebih kabupaten/kota di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia nyata dalam kegiatan pengambilan sumpah dan pelantikan guru profesional.
“Jika Pemerintah Pusat melalui Kemendikbudristek dan panitia nasional memberikan kesempatan dan mempercayakan kami untuk melanjutkan melaksanakan PPG, maka kami siap melaksanakan kegiatan itu,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas P dan K NTT, Linus Lusi, mengatakan, pelantikan ini menandakan sebuah episode pengakuan guru yang profesional. Sebutan guru profesional tentunya memiliki tanggung jawab moral yang tinggi. Di pundak 746 guru ini ada harapan yang besar.
“Guru yang profesional selalu bergerak mencari bahan dan metode serta menemukan. Makanya Kementerian Pendidikan meluncurkan sekolah penggerak, itupun belum cukup. Maka aktivitas guru di kelas benar-benar merdeka dan lahirlah merdeka belajar, di mana para siswa diberikan ruang yang lebih untuk bereksperimen. Tentuu atas bimbingan dari para guru yang memiliki kemampuan pedagogik tersendiri,” jelas Linus.
Linus berharap, kemajuan pendidikan di NTT menjadi tugas penting semua guru, tentu dengan dukungan dari pemerintah pusat. “Kami berharap Undana tetap menjadi terpercaya untuk PPG ini. Guru adalah profesi mulia, menjadikan kebanggaan dan tanggung jawab kita adalah kemajuan pendidikan di NTT,” tegasnya. (r2)