KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Potensi kekayaan alam di desa di NTT sangat kaya. Jika dikelola secara baik dan maksimal dapat menumbuhkembangkan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat.
Meski demikian potensi desa ini tidak bisa dikelola oleh pemerintah desa (Pemdes) sendiri. Harus ada kerja sama dengan pihak lain, terutama lembaga perguruan tinggi agar dapat mengembangkan potensi desa.
Melihat potensi desa yang ada, Pemerintah Desa (Pemdes) Letbaun, Kecamatan Semua, Kabupaten Kupang menjajal kerja sama dengan perguruan tinggi di NTT dengan maksud bisa membantu mewujudkan mimpi besar Pemdes Letbaun.
Mengawali kerja sama ini, Pemdes dalam hal ini, Kepala Desa (Kades) Letbaun, Charles Bising mulai melakukan pendekatan dengan Universitas Citra Bangsa (UCB) dan Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang.
Dalam pertemuan tersebut mantan redaktur di Harian Timor Express (Jawa Pos Grup) itu mengadakan pertemuan dengan Rektor UCB yang diwakili Dekan Fakultas Kesehatan, Vinsensius Making. Sedangkan di UKAW, Kades Charles langsung bertemu dengan Rektor, Ayub Imanuel Urbanus Meko di ruang kerja, Jumat (18/2).
Dalam pertemuan di dua kampus berbeda itu, Charles Bising menjelaskan secara garis besar letak dan topografi Desa Letbaun, di Kecamatan Semau.
Ia juga menyebut berbagai potensi yang dimiliki desa yang diyakininya akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya itu.
Charles mengatakan, desanya itu memiliki potensi di semua bidang. Mulai dari perikanan, kelautan, peternakan, pertanian, tenun ikat serta potensi air (Embung) yang belum dikelola secara baik.
Dengan potensi kekayaan alam itu, kata Charles, Pemdes Letbaun memiliki mimpi melalui visi dan misi untuk mengembangkannya secara baik demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa setempat.
Ia mengakui, pihaknya sedang menata struktur pemerintahan dan akan masuk ke pengembangan potensi. Namun ia menyadari hal tersebut tidak bisa dilaksanakan sendiri, harus ada dukungan dari semua pihak, terutama perguruan tinggi.
“Jujur mengatan, desa kami merupakan yang terpuruk dalam siatem pemerintahnya. Namun dengan semangat membangun bersama, kami meyakini akan merubah desa tersebut menjadi desa terbaik di Kecamatan Semau bahkan di Kabupaten Kupang,” tuturnya.
Charles menyebut, salah satu mimpinya membuat Desa Letbaun menjadi desa digital. Untuk mewujudkan ini membutuhkan pendampingan dari dosen dan mahasiswa UCB yang memiliki keahlian.
“Kami menginginkan desa tersebut menjadi digital meski jaringannya baru bisa dinikmati masyarakat dua minggu yang lalu setelah Indonesia merdeka,” ucapnya.
Ia juga mengakui sumber daya manusia di desa tersebut juga masih sangat minim. Untuk itu diharapkan bisa adakan kerja sama dengan pihak kampus.
Dekan Fakultas Kesehatan UCB, Vinsensius Making, dalam pertemuan tersebut menyampaikan apresiasi kepada Kades Letbaun yang punya pemikiran mulia demi kemajuan desa dan kesejahteraan masyarakatnya.
Vinsensius menyatakan, pihaknya sangat terbuka dalam menjalin kerja sama dengan Pemdes Letbaun karena salah satu tugas perguruan tinggi adalah memberdayakan masyarakat.
“Ini merupakan kepala desa yang pertama kali mendatangi kampus kami untuk mengajak kerja sama. Kami sangat terbuka dan akan tindak lanjuti surat permintaan Pemdes,” sebutnya seraya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kades Letbaun.
Vinsensius juga menyebut pihaknya memiliki banyak segali program dan kegiatan yang harus turun ke desa, baik dari mahasiswa maupun dosen. “PKL, komunitas dan sejumlah program masing-masing prodi ada jadi kami akan arahkan ke Desa Letbaun pada periode berikut karena periode ini sudah diturunkan untuk mengabdi di Kabupaten TTS,” sebutnya.
Mimpi menjadi desa digital, demikian Vinsen, sangat cocok karena pihaknya memiliki program keahlian atau jurusan digital bisnis yang baru saja dibuka. “Kami sedang kembangkan sehingga menurut saya sangat cocok dengan desa di Pulau Semau ini. Di Semau itu memang ada potensi yang bagus, salah satunya pariwisata. Kami juga akan turunkan tim untuk melihat potensi agar Jurusan Teknik Pariwisata dan Arsitek bisa diperdayakan di sana,” janji Vinsensius.
Sementara itu, Rektor UKAW Kapang, Ayub Imanuel Urbanus Meko setelah mendengar penjelasan Kades Letbaun, menyarankan agar mengembangkan desa itu sebagai desa agrowisata pertanian.
Disebutkan dengan adanya perkembangan saat ini, pemdes yang merupakan ujung tombak kesejahteraan bangsa harus digerakan dengan cara berpikir holistik.
Masyarakat desa, kata Ayub Meko, harus diajarkan untuk merubah pola pikir, pola kerja dari kerja biasa-biasa saja atau hanya untuk makan sehari-hari menjadi kerja yang bisa menghasilkan uang.
“Pengalaman berorganisasi dan teori itu tidak berlaku lagi saat ini. Kita harus merubah mainset dan cara pandang masyarakat yang selama ini biasa-biasa saja,” kata Rektor Ayub.
Ayub Meko berjanji siap membantu Pemdes Letbaun dalam mengembangkan potensi masyarakat desa namun harus didukung dengan profil desa agar setiap kebijakan yang berkaitan dengan dukungan bisa sesuai.
“Ada anggaran yang disediakan pemerintah melalui Dikti untuk pemberdayaan masyarakat, maka dengan adanya permintaan ini, kami butuh tambahan profil desa sehingga kami lihat potensi apa yang menjadi prioritas pendampingan kami,” kata Ayub Meko. (r3)