ENDE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Meningkatnya kasus Covid-19 di Kabupaten Ende yang cukup masif, membuat pemerintah setempat kembali memfungsikan dua lokasi sebagai pusat isolasi terpusat bagi para pasien terkonfirmasi positif. Kedua lokasi tersebut, yakni Stadion Marilonga dan KLK Trans Naker.
Untuk itu, pada Jumat (18/2), Bupati Ende, Djafar Achmad, Wakil Bupati (Wabup) Erikos Emanuel Rede, Dandim 1602/Ende, Letkol Inf Nelson Paido Makmur serta Kapolres AKBP, Andre Librian, melakukan pemantauan terhadap persiapan kedua lokasi tersebut.
Turut bersama dalam pemantauan itu, Kepala Dinas Kesehatan Ende, dr. Aries Dwi Lestari, Kepala Dinas Transnaker, Kapitan Lingga serta pimpinan perangkat daerah terkait.
Bupati Ende, Djafar Achmad disela-sela pemantauan di KLK mengatakan, Satgas Covid-19 Ende kembali memfungsikan Stadion Marilonga dan KLK Trans Naker sebagai tempat isolasi terpusat (Isoter) sebagai wujud antisipasi seandainya terjadi lonjakan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
“Bersama Pak Dandim dan Pak Kapolres, kami lakukan pemantauan terhadap dua lokasi isoter. Kami ingin memastikan kesiapan dua lokasi tersebut apalagi kini semakin meningkat orang terkonfirmasi positif,” ungkap Bupati Djafar.
Bupati Djafar menjelaskan, sebagai mengaktifkan kembali dua lokasi isoter, dalam upaya mencegah makin meluasnya penyebaran virus ini, Pemkab Ende akan mengejar program vaksinasi. Kegiatannya nanti berbasis desa. Untuk mewujudkan terget itu, Bupati Djafar menyatakan, pihaknya segera melakukan pertemuan dengan para camat guna membahas pelaksanaan vaksinasi berbasis desa.
“Untuk kota, kita sudah 90 persen vaksinasi. Yang kita kejar yang ada di desa. Selain itu kita juga kejar vaksin untuk para lansia dan anak juga vaksin booster,” ujarnya.
Mengenai terus meningkatnya jumlah kasus aktif atau terkonfirmasi positif korona, Bupati Djafar memastikan segera mengeluarkan surat edaran, salah satunya akan melarang kegiatan belajar mengajar di sekolah baik, mulai tingkat PAUD hingga perguruan tinggi. “Kita akan keluarkan Surat Edaran Bupati yang menyatakan kegiatan belajar mengajar kembal secara daring atau online,” tegas Bupati Djafar.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, dr. Aries Dwi Lestari mengatakan, pergerakan terkonfirmasi positif korona makin masif. Tidak tertutup kemungkinan, angka positif ini akan terus meningkat seiring dilakukannya kegiatan tracing terhadap kontak erat.
Dokter Dewi Lestari menyebutkan, langkah yang bisa diambil guna mencegah penyebaran virus ini ada tiga cara. Pertama, menaati protokol kesehatan. Kedua melakukan vaksinasi, dan ketiga, memastikan yang melakukan isolasi tidak menularkan kepada orang lain.
“Kita akan bekerja sama dengan TNI dan Polri dalam melakukan razia masker juga razia vaksin. Jika belum akan kita lakukan vaksin ditempat,” ujar mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Ende ini.
Dokter Dewi Lestari menambahkan, kebanyakan mereka yang terkena korona saat ini adalah mereka yang sudah divaksin. Ini bisa terjadi meski gejalanya ringan. “Yang ada sekarang, yakni orang yang kena virus adalah mereka yang sudah divaksin namun gejalanya ringan. Apalagi jika sudah di-boster atau menerima vaksin ketiga, dipastikan akan aman atau tanpa gejala,” ujarnya.
Dokter Dewi Lestari juga mengingatkan, virus yang terbaru yakni Omicron lima kali lipat lebih berbahaya. Kalau sudah vaksin ketiga atau boster dipastikan hanya mendapatkan gejala ringan. “Takutnya punya penyakit bawaan dan yang belum divaksin,” sebut dr. Aries Dewi Lestari.
Dewi Lestari membantah bahwa meningkatnya kasus Covid-19 saat ini karena ada kaitannya dengan dana untuk penanganan pandemi ini. Dewi Lestari menegaskan, virus korona ada karena berdasarkan data. “Bukan karena ada uang makanya muncul pasien Covid-19. Ada Covid-19 karena berdasarkan data, sesuatu yang obyektif bukan subyektif,” tandas dr. Aries sambil menambahkan bahwa data yang dikeluarkan sesuai Surat Keputusan Menteri Kesahatan.
Untuk diketahui, hingga Kamis (17/2) jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Ende mencapai 110 orang. Yang karantina di isoter KLK sebanyak 27 orang. Isolasi mandiri sebanyak 80 orang, dan di RSUD Ende sebanyak 3 orang.
Dari jumlah itu, dua kasus terjadi di Kecamatan Nangapanda, Kecamatan Ende (6 kasus), Ende Utara (8 kasus), Ende Selatan (27 orang/kasus), dan Ende Tengah (24 kasus). Selain itu di Kecamatan Ende Timur dengan 10 kasus, dan Ndona sebanyak 25 orang terpapar.
Jika diakumulasi sejak kasus pertama terdeteksi di Ende pada 13 Maret 2020 lalu, hingga 17 Februari 2022, terdapat 4.060 kasus. Dari jumlah itu, yang sembuh sebanyak 3.850, dan meninggal 100 orang. Untuk saat ini, ada 110 kasus terkonfirmasi positif. (Kr7)