Bimtek di Yogyakarta Saat Pandemi, Wakil Ketua DPRD Mabar: Kita tidak Bisa Pasrah pada Keadaan

  • Bagikan

LABUAN BAJO, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sebanyak 30 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) didampingi lima staf Sekretariat Dewan (Setwan) boyongan mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) di Yokyakarta.

Informasi yang dihimpun TIMEX, Jumat (18/2), di Labuan Bajo, menyebutkan keberangkatan 30 anggota dewan plus lima staf Setwan ke Yogyakarta dianggap melakukan pemborosan karena Mabar sedang dilanda pandemi Covid-19, apalagi saat ini dibayangi ancaman varian baru Omicron.

Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mabar mengambil kebijakan dengan memotong gaji tenaga kontrak daerah dari Rp 1,9 juta menjadi Rp 1 juta. Tidak hanya itu, tambahan penghasilan aparatur sipil negara malah dihapus atau dihilangkan. Padahal sudah ditetapkan dalam dokumen APBD 2021. Semua anggaran lebih diprioritaskan untuk penanganan Covid-19.

Sayangnya, di tengah kondisi keuangan dan anggaran yang terbatas itu, DPRD Mabar malah memilih menghabiskan ratusan juta untuk kegiatan Bintek yang sebenarnya belum terlalu mendesak disaat situasi pandemi begini.

Menyikapi sorotan ini, Sekertaris DPRD Mabar, Stefanus Jemsrifoni kepada TIMEX saat ditemui di Kantor Bupati Mabar mengaku, kegiatan Bimtek ini sangat penting karena terkait dengan tugas dan fungsi anggota DPRD yaitu legislasi, anggaran, dan pengawasan.

Stefanus menjelaskan, kegiatan ini berlangsung selama lima hari dan penentuan lokasi Bimtek di Yogyakarta sebagai rekomendasi Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) karena di tempat itu sudah menjadi tempat Bimtek bagi DPRD dari kabupaten lain sebelumnya.

Wakil Ketua DPRD Mabar, Marael Jeramun menjelaskan, kegiatan ini dianggap penting bagi anggota dewan karena terkait erat dengan tugas dan fungsi lembaga dewan. “Ini terkait tugas dan fungsi kita sebaga anggota dewan,” tandasnya.

Menyinggung tentang Bimtek di saat pandemi yang terkesan memboroskan anggaran, Jeramun menegaskan, situasi pandemi tidak bisa membuat setiap orang pasrah pada keadaan lalu tidak bisa bekerja. Tidak bisa bebuat apa-apa tetapi menuntut untuk terus bekerja dan berbuat sesuatu.

“Kita tidak bisa pasrah pada keadaan tetapi harus bekerja. Selama ini daerah kita juga menerima rombongan DPRD dari daerah lain di Indonesia datang ke sini,” katanya.

Anggota DPRD yang juga Ketua DPC PDIP Mabar, Darius Angkur mengaku kegiatan Bimtek ini rutin tiap tahunnya dan menghabiskan anggaran Rp 200 juta lebih. “Lokasi kampus di Yogyakarta tempat kegiatan itu ditunjuk langsung Kemendagri berdasarkan usulan kita. Ini agenda rutin kita tiap tahun yang sudah dijadwalkan,” jelasnya.

Darius menambahkan, kegiatan Bimtek ini sangat penting terkait tugas dan fungsi anggota dewan sendiri sehingga semua anggota dewan harus berangkat. “Kita dapat banyak manfaat terkait tugas kita sehingga kami merasa penting untuk ikut Bimtek ini,” katanya. (Krf7)

  • Bagikan

Exit mobile version