Banjir Terjang Fatuleu Barat, 1 Warga Hilang, 146 Orang Dievakuasi

  • Bagikan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Hujan deras yang mengguyur wilayah NTT, sejak Selasa (22/2) hingga Rabu (23/2), telah mengakibatkan bencana banjir di sejumlah wilayah. Salah satunya di wilayah Kabupaten Kupang.

Banjir bandang ini melanda dua desa di Kecamatan Fatuleu Barat, yakni Desa Tuakau dan Desa Naitael. Sesuai informasi yang diperoleh media ini, tiga orang warga dikabarkan terseret banjir dan sebanyak 146 warga harus evakuasi.

“Tiga orang yang hilang itu, dua orang sudah ditemukan, dan 1 orang dinyatakan hilang. Kami sudah koordinasi dengan SAR NTT untuk upaya pencarian,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT, Abrosius Kodo ketika dikonfirmasi terkait dampak hujan lebat yang melanda wilayah NTT tersebut, Rabu (23/2).

Dijelaskan, berdasarkan laporan Pusdalops PB NTT, kejadian bencana alam banjir tersebut berasal dari luapan sungai Siumate. “Terjadi banjir dari sungai Siumate dan meluap dari jembatan karena tersumbatnya saluran jembatan/gorong-gorong,” jelasnya.

Banjir bandang itu, lanjut Ambros, kemudian merendam rumah warga di RT 07/RW 04, Dusun II, Desa Naitael sebanyak 14 KK dan warga di RT 01/RW 01 Dusun I, Desa Tuakau sebanyak 13 KK. “Ada 27 KK dengan jumlah jiwa mencapai 146 jiwa yang mengalami dampak banjir,” sebut Ambros.

Ambros yang mengaku sementara mengikuti Rakornas di Jakarta itu menuturkan bahwa setelah melakukan identifikasi terdapat tiga orang warga yang terseret arus banjir, yakni Yohanis Pah, 30, dan Anaknya Mardi Pah, 12, serta Abraham Nofu, 58, warga RT 11/RW 06 Dusun III, Desa Naitael. “Bapak anak ditemukan selamat tapi Abraham Nofu sampai saat ini belum ditemukan,” ungkapnya.

Dibeberkan, BPBD NTT setelah menerima laporan kejadian bencana tersebut langsung berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Kupang untuk melakukan tanggap darurat.

Tim BPBD Kabupaten Kupang di bawah komando Sekretaris BPBD dan Kabid Kedaruratan dan Logistik menerjunkan sebanyak sembilan personilnya dan saat ini sedang di lokasi kejadian dengan membawa bantuan logistik untuk warga terdampak.

BPBD Provinsi juga berkordinasi dengan Pasi Ops Kantor SAR Kupang untuk mencari korban yang belum ditemukan dan TIM SAR sudah berada di lokasi. “Saya langsung menugaskan 4 orang staf ke Kabupaten Kupang untuk menggeser bantuan logistik berupa beras 560 Kg, Selimut 150 pcs, dan masker medis 2.000 pcs untuk tanggap darurat. Warga sedang dievakuasi untuk menunggu banjir surut,” katanya.

Menurutnya personelnya mengharapkan kepada warga terdampak banjir agar bisa meninggalkan sementara rumah mereka ke rumah keluarga terdekat atau ke tenda darurat yang dibangun BPBD jika intensitas hujan tak kunjung surut.

Terpisah, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Kupang, Elfrid V. Saneh ketika dihubungi TIMEX membenarkan kejadian bencana alam tersebut. “Dua desa itu saat ini masih digenangi air banjir. Dalam peristiwa itu juga mengakibatkan satu warga dilaporkan hilang terseret banjir,” sebutnya.

Menurut dia genangan semakin meluas akibat banyak batang pohon dan ranting-ranting pohon menyumbat saluran air dalam gorong-gorong dan jembatan.

Masyarakat Desa Tuakau dan Desa Naetae Kecamatan Fatuleu Barat telah dievakuasi ke sejumlah titik penginapan, seperti gereja, kantor desa, dan sejumlah rumah warga karena di sekitar lokasi banjir masih ada genangan air dan belum bisa ditempti. “Ada beberapa titik evakuasi di gereja-gereja dan kantor desa serta rumah saudara kenalan yang berada didataran tinggi,” ungkapnya.

Lanjutnya, penanganan banjir tersebut sejauh ini dengan membersihkan saluran air yang ada untuk mengantisipasi kejadian serupa, apalagi saat ini hujan deras masih mengguyur wilayah Kabupaten Kupang.

Tim SAR dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Kupang bersama BPBD Kabupaten Kupang masih berupaya melakukan pencarian terhadap korban yang masih belum ditemukan itu. “Tadi siang (Rabu, 23/2), sudah ada bantuan logistik dari BPBD Kabupaten Kupang dan BPBD NTT. Sedangkan pencarian terhadap korban ditunda ke besok karena masih banjir dan sudah malam,” tuturnya.

Sementara di wilayah Kota Kupang juga terendam air karena saluran air tidak berfungsi secara baik sehingga mengakibatkan banjir di jalan raya.

Wakil Gubernur NTT dan juga Ketua PMI NTT, Josef Nae Soi langsung meninjau dan mengidentifikasi langsung beberapa lokasi banjir di kota Kupang bersama tim Basarnas dan BNPB.

Josef berjanji segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait karena banjir tersebut diakibtakan karena tersumbatnya saluran air. Ditegaskan dinas dan instansi terkait segera berkoordinasi untuk menanggulangan sampah dan sampah yang menjadi penghalang air mesti dikeruk.

Ia juga mengingatkan kepada masyarakat NTT agar tetap waspada dan melakukan langkah-langkah mitigasi terhadap potensi cuaca ekstrim sesuai dengan peringatan dini yang telah dikeluarkan oleh BMKG stasiun Meteorologi El Tari Kupang.

“Kami mengimbau kepada pemerintah kkabupaten/kota dan seluruh masyarakat NTT yang terdampak agar terus meningkatkan kewaspadaan dan meningkatkan langkah-angkah mitigasi untuk menghadapi potensi cuaca ekstrim sesuai prakiraan BMKG,” harapnya.

Siklon Tropis

Kepala Stasiun Meteorologi Kupang, Agung Sudiono Abadi dalam siaran pers terkait potensi Siklon Tropis yang berdampak terhadap cuaca diwilayah NTT terhitung 24-26 Februari 2022, berdasarkan analisis dinamika atmosfir, Rabu (23/2) terpantau adanya pola sirkulasi siklonik (pusaran angin) yang terbentuk di Laut Timor sebelah selatan NTT.

Beberapa kondisi atmosfer yang saat ini cukup mendukung dalam peningkatan sistem ini antara lain aktifnya fenomena gelombang atmosfer, yaitu Madden Julian Oscilation (MJO), Gelombang Kelvin, serta Gelombang Equatorial Rosbby(ER), dan didukung dengan kondisi kelembaban udara yang signifikan di setiap lapisan atmosfer.

Berdasarkan data model prediksi BMKG menunjukkan bahwa pergerakan sistem sirkulasinya menuju ke arah Selatan hingga Barat Daya dan menjauhi wilayah Indonesia.

“Potensi sistem sirkulasi tersebut untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam periode 24 jam ke depan masih berada dalam kategori rendah dan untuk 72 jam ke depan menunjukkan potensi semakin menguat, dapat menjadi siklon tropis,” ungkapnya.

Agung Sudiono Abadi menyampaikan peringatan dini waspada potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, dan Sikka.

Waspada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di Belu, Malaka, TTU, TTS, Kabupaten Kupang, Kota Kupang, Rote, Sabu, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Flores Timur, Lembata dan Alor.

Ia juga menghimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi dan menghindari daerah rentan bencana seperti lembah sungai, lereng yang rawan longsor, daerah bertopografi curam/bergunung/tebing pada saat terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang terjadi dalam durasi yang panjang.

“Pantau informasi cuaca 24 jam 7 hari di (0380) 881613; WhatsApp: 0811-3940-4264 atau dapat langsung mengakses Aplikasi iOS dan Android info BMKG,” pesannya. (r3)

  • Bagikan