Puluhan Rumah di Desa Fatuketi dan Desa Dua Laus Terendam Banjir

  • Bagikan

ATAMBUA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Puluhan rumah di Desa Fatuketi dan Desa Dua Laus, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu terendam banjir setinggi 40 cm hingga 1 meter akibat hujan yang terus menerus mengguyur wilayah itu dalam tiga hari terakhir, sejak Selasa (22/2) hingga Kamis (24/2).

Pantauan langsung TIMEX, Kamis (24/2) di lokasi banjir, tepatnya di Desa Dua Laus arah ke tempat wisata Kolam Susu. Banjir merendam rumah dan sumur air minum milik warga.

Penyebab terjadinya banjir tersebut karena di lokasi tersebut terdapat sebuah deker kecil yang tak mampu mengalirkan air cepat ketika hujan. Sementara di belakang rumah warga terdapat sebuah kali kecil yang meluap sehingga memenuhi rumah warga.

Pemilik rumah yang terendam banjir di Desa Dua Laus, Mel Aplugi saat diwawancarai TIMEX, Kamis (24/2) mengatakan, rumahnya bersama warga lain yang terendam merupakan area langganan banjir setiap tahun.

Kejadian ini merupakan masalah tahunan yang belum diselesaikan oleh pemerintah daerah. Padahal, pihaknya sudah melaporkan kepada pemerintah desa untuk dibangunkan tanggul dan memperbaiki deker yang ada di ruas jalan negara itu.

“Kali kecil di belakang rumah warga yang tak pernah dikeruk oleh pemerintah walaupun sudah diusulkan berulangkali dalam musrembang namun tidak ada tindaklanjut. Apalagi deker penghubung jalan nasional antara Atapupu-PLBN Mota’ain ukurannya kecil. Otomatis tidak mampu mengalirkan air dengan cepat ketika hujan besar. Jadi air akan naik kembali ke rumah dan sumur kami,” jelas Mel Aplugi.

Mel Aplugi menambahkan, peristiwa banjir tersebut merendam barang-barang miliknya, seperti peralatan elektronik, baik itu televisi dan kipas angin, kasur, pakaian, dan tempat tidur.

Atas kejadian tersebut, lanjut Mel Aplugi, pihaknya bersama keluarga terpaksa harus mengungsi ke keluarga terdekat sambil menunggu banjir surut baru kembali ke rumahnya. Selain itu, meteran rumahnya juga dicabut sementara untuk antisipasi kebakaran.

Agar tidak mengalami musibah yang sama, demikian Mel Aplugi, pihaknya meminta agar Balai Jalan Nasional meleberkan deker atau membuat jembatan pada jalan penghubung Atapupu-PLBN Mota’ain.

“Supaya ketika banjir, air bisa mengalir dan cepat surut dan masyarakat sekitar tidak perlu mengungsi karena banjir,” harapnya.

Sementara Ketua BPD Desa Dua Laus, Alfredo Dosanto, mengatakan banjir yang terjadi di Dua Laus itu merupakan banjir kiriman dari dusun tetangga. Banjir ini terjadi karena, kali kecil di belakang rumah warga tidak pernah dikeruk oleh pemerintah dan deker penghubung jalan nasional antara Atapupu-PLBN Mota’ain tidak memadai.

Alfredo berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu bisa berkoordinasi dengan Balai Jalan Nasional untuk membangun jembatan dan keruk kali kecil di belakang rumah warga itu sehingga dengan adanya jembatan pasti rumah warga tidak terendam lagi.

“Kita berharap Bupati dan Wakil Bupati Belu bisa berkoordinasi dengan Balai Jalan Nasional Provinsi NTT untuk segera memperbaiki deker di ruas jalan negara ini sehingga masyarakat di Desa Dua Laus tidak menjadi langganan banjir setiap tahunan saat musim hujan,” pintanya. (mg26)

  • Bagikan