Hujan Berkepanjangan, Hasil Tangkapan Nelayan Berkurang

  • Bagikan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Hujan di Kota Kupang yang terjadi sejak Rabu (23/2) hingga Jumat (24/2) di Kota Kupang, membawa dampak pada hasil tangkapan ikan para nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Oeba, Kelurahan Fatubesi.

Salah satu nelayan dan pemilik kapal ikan di TPI Oeba, Mokrianus Lay, mengaku, akibat cuaca yang tidak mendukung, maka berpengaruh pada hasil tangkapan ikan para nalayan. Kondisi hujan saat ini disertai angin berpengaruh terhadap gelombang air laut sehingga membuat para nelayan tidak berani melaut.

“Di sisi lain, hasil tangkapan ikan yang berkurang juga berpengaruh pada harga ikan. Memang kenaikannya tidak besar, misalnya per kilogram yang tadinya dijual dengan Rp 15 ribu, naik menjadi Rp 20 ribu,” kata Mokris saat diwawancarai di TPI Oeba, Jumat (25/2).

Menurutnya, dengan berkurangnya hasil tangkapan ikan para nelayan, otomatis berpengaruh terhadap penurunan daya beli masyarakat.

Biasanya, kalau cuaca normal, hasil tangkapan bisa mencapai 2 ton ikan. Sekarang karena cuaca tak mendukung, hasil tangkapan hanya 200kg sampai 300 kg saja.

“Karena kondisi hujan ini, banyak masyarakat yang tidak ke pasar, sehingga penjualan juga tidak berjalan lancar,” kata sosok yang juga anggota DPRD Kota Kupang ini.

Karena itu, kata Mokris, para penjual ikan juga tidak berani menaikan harga tinggi dengan daya beli masyarakat yang berkurang. Apalagi ikan tidak bisa disimpan lama sehingga harus segera dijual.

“Nelayan juga masih trauma dengan Badai Seroja kemarin, sehingga mereka waspada. Jadi kalau mereka keluar siang, biasanya pagi itu mereka sudah bersandar, sehingga kalau kondisi cuaca tidak mendukung mereka kembali,” ungkapnya.

Nelayan selalu memantau informasi cuaca melalui BMKG Maritim. Tujuannya memastikan kondisi cuaca baik untuk melaut. Para nelayan juga berkoordinasi agar bisa diawasi atau dipantau.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Kupang, Ejbend Doeka.
“Kami tadi sudah turun ke lapangan untuk melihat langsung aktivitas nelayan dan mendata kenaikan harga di pasaran. Jika kenaikan harga ikan tinggi maka Dinas Perikanan dan Kelautan akan berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kupang,” jelasnya.

Hanya menurut Ejbend, berdasarkan hasil pemantauan, kenaikan harga belum terlalu signifikan sehingga belum terasa di masyarakat. “Kenaikan tidak besar sehingga masih dilakukan pendataan. Jika ada gejolak, maka akan segera ditindaklanjuti,” ungkapnya. (r2)

  • Bagikan