Mahasiswa UKAW Trauma Healing Korban Banjir di Malaka

  • Bagikan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Masyarakat Dusun Khobadiin, Mataraen, dan Manumuti, di Desa Naimanah, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka tidak luput dari ancaman bencana banjir bandang dari sungai Benenai yang menerjang wilayah itu pada Rabu (23/2).

Intensitas hujan ringan hingga lebat selama hampir 24 jam tersebut mengakibatkan air sungai naik dan merendam rumah warga di tiga dusun tersebut. Sedikitnya 79 kepala keluarga dan ratusan jiwa terdampak. Bahkan mereka harus mengungsi ke Dekenat Malaka.

Guna membantu warga dari trauma akibat bencana tahunan itu, mahasiswa Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang yang tengah melaksanakan Kegiatan Belajar dan Pendampingan Masyarakat (KBPM) di Kabupaten Malaka mendapat tugas dari kampusnya memberi pendampungan untuk pemulihan mental dan trauma (Trauma Healing) terhadap para korban, terutama anak-anak.

“Kami meminta para mahasiswa yang sedang lakukan KBPM untuk lakukan trauma healing guna mengantisipasi stres dan rasa kepanikan yang berlebihan serta bisa mengakibatkan gangguan psikologis anak-anak,” ungkap Dekan FKIP UKAW Kupang, Dr. Andreas Jhony Lumba, M.Pd kepada TIMEX melalui pesan suaranya, Jumat (25/2).

Bahkan Dr. Jhony Lumba langsung memimpin para mahasiswanya untuk kegiatan trauma healing terhadap para korban banjir yang mengungsi ke Dekenat Malaka.

Dr. Jhony Lumba menyebut, meluapnya air sungai Benenai hingga merendam rumah warga disebabkan oleh jeobolnya tanggul penahan sejak musibah badai Seroja tahun lalu. “Kerusakan pada tanggul penahan tersebut belum diperbaiki sehingga air meluap dan merendam rumah-rumah warga di tiga dusun itu,” beber doktor olahraga pertama di NTT ini. “Saya saat ini sedang berada di lokasi pengungsian mendampingi mahasiswa untuk melakukan pendampingan kepada korban banjir,” tambahnya.

Jhony meminta mahasiswanya agar tidak lengah, namun bisa menjalankan peran pendampingannya. Sebagai agen perubahan, demikian Jhony, mahasiswa bertugas memberikan motivasi atau trauma healing kepada masyarakat yang terdampak agar dapat memulihkan rasa ketakutan dan trauma yang mereka alami.

BACA JUGA: Banjir Rendam 6 Desa di Malaka, Warga: Kami Butuh Tanggul Bukan Mi Instan

Jhony juga menyebut trauma healing tersebut tidak saja kepada orangtua atau orang dewasa namun juga dilakukan kepada anak-anak sehingga bisa memulihkan psikologi mereka.

Dosen PJKR UKAW itu juga mengaku memiliki keterbatasan sumberdaya dalam membantu masyarakat. Untuk itu ia harapkan pemerintah setempat melakukan penanganan secara baik terhadap warga korban bencana.

“Kami membantu semampu yang kami bisa tapi tentu kekuatan besar ada pada pemerintah sehingga diharapkan agar penanganannya segera dilakukan. Semoga air cepat surut dan masyarakat bisa kembali ke rumahnya masing-masing,” harap Jhony.

Menurut Jhony, selama memantau lokasi pengungsian, masyarakat terdampak sudah ditangani dari tim medis, pemerintah desa, dan juga kepolisian. Sekarang para mahasiswa melakukan pendamping ditempat pengungsian. “Kami mengerahkan sebanyak 21 orang untuk dampingi masyarakat yang mengungsi. Ada 79 KK yang di Dekenat Malaka. Jumlah itu belum termasuk yang mengungsi di luar,” jelasnya.

Yustina Abu dan Maria Hoar Seran, warga terdampak banjir mengaku, akibat tanggul rusak itu, warga setempat sudah dua kali mengungsi setiap kali musim hujan tiba.

Dikatakan, banyak anak-anak yang cukup takut dengan ancaman bencana tersebut sehingga psikologis mereka sangat terganggu.

Keduanya mengaku selama ini tidak ada banjir yang meluap seperti itu namun pasca Seroja, malah air terus merendam perumahan mereka hingga setinggi lutut orang dewasa. Bahkan ada sebagian rumah hanyut karena derasnya banjir.

Akibat kejadian tersebut mereka mengharapkan penanganan serius dari pemerintah daerah karena masyarakat sudah tidak beraktivitas dalam tiga hari terakhir. “Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami harap pemerintah segera melakukan komunikasi dengan pihak terkait untuk mengatasi persoalan ini,” harap Yustina dan Maria yang sedang menggendong bayinya itu. (r3)

  • Bagikan