JAKARTA, TIMEX – Kawasan industri hijau terus dikembangkan. Kali ini tiga perusahaan badan usaha milik negara (BUMN), yakni PT PLN, PT Pertamina, dan PT Pupuk Indonesia, bekerja sama membuat green industry cluster. Mereka bersinergi melalui penyediaan energi baru terbarukan (EBT) dalam pengembangan green hydrogen dan green ammonia.
Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury menyatakan, kerja sama itu bakal menjadi dasar sinergi perusahaan pelat merah dalam menciptakan framework pengembangan yang lengkap dan terstruktur terkait dengan dekarbonisasi sektor industri. Baik melalui utilisasi sumber-sumber energi terbarukan maupun mitigasi atas emisi pemanfaatan energi fosil melalui teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau CCS/CCUS.
”Lewat kolaborasi ini, diharapkan ada peran aktif PLN, Pupuk Indonesia, dan Pertamina dalam proses transisi energi. Di antaranya, penataan dan penciptaan regulasi yang dapat mendorong pemanfaatan energi bersih secara lebih optimal,” tuturnya.
Pahala menuturkan, Indonesia telah berkomitmen mencapai emisi nol atau net zero emission pada 2060. Serta, mengurangi emisi gas rumah kaca berbasis nationally determined contribution (NDC) hingga 29 persen pada 2030. Komitmen itu diwujudkan dengan meningkatkan penggunaan EBT. ”Tiga BUMN besar tersebut memiliki peran penting dalam mendorong pencapaian target EBT sebesar 23 persen pada 2025,” ujarnya.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman menyebut kerja sama tersebut sebagai kolaborasi BUMN dalam langkah dekarbonisasi. Perseroan pun berperan sebagai pembeli (offtaker) energi bersih sehingga bisa memproduksi produk yang ramah lingkungan.
Bakir menegaskan, rencana jangka pendek Pupuk Indonesia melalui kolaborasi ini adalah pemanfaatan program renewable energy certificate (REC) PLN untuk memasok listrik di anak-anak perusahaan, yang bakal diterapkan di Pupuk Kujang dan Petrokimia Gresik. ”Jangka panjangnya, mendorong produksi green ammonia di lingkungan Pupuk Indonesia dengan sumber energi baru dan terbarukan,” ungkapnya.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan, PLN mengambil peran dalam kajian terkait dengan penyediaan green energy berbasis EBT seperti panas bumi, angin, dan air di pabrik-pabrik milik Pupuk Indonesia. ”PLN juga menyediakan sertifikat energi baru terbarukan dari sisi hulu sampai hilir di seluruh pabrik milik Pupuk Indonesia,” katanya.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan, dalam pengembangan kawasan energi hijau ini, tahap pertamanya adalah melakukan dekarbonisasi program pada level operasional. Kedua, memanfaatkan EBT dalam penyediaan listrik. ”Kami di-support PLN dan Pupuk Indonesia. Ketiga, kami kemudian menghasilkan produk yang ramah lingkungan. Termasuk soal carbon capture,” terangnya. (agf/c14/dio/jpg/rum)