Masuk Prapaskah, Umat Katolik Kota Kupang Jalani Misa Rabu Abu

  • Bagikan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Rabu (2/3), umat Katolik di seluruh dunia, mulai memasuki masa Prapaskah. Masa Prapaskah sering dikenal dengan masa tobat, masa pantang, dan puasa. Masa ini biasanya diawali dengan Misa Rabu Abu.

Tak terkecuali di Kota Kupang. Gereja Katolik yang tersebar di Kota Kupang, hari ini (2/3) menggelar Misa Rabu Abu. Seperti di Gereja Katolik Maria Asumpta, misa pertama Rabu Abu digelar pukul 05.30 Wita, misa kedua pukul 07.30 wita, dan misa ketiga berlangsung pukul 09.30 wita. Misa Rabu Abu juga digelar pada sore hari.

Pemandangan yang sama juga terjadi sejumlah gereja Katolik lainnya seperti Katedral Kristus Raja-Kupang, Gereja Katolik St. Yoseph-Naikoten, dan gereja Katolik lainnya. Misa Rabu Abu juga digelar stasi-stasi di pinggiran kota.

Puasa berlangsung selama 6 hari dalam seminggu tanpa menghitung Minggu. Minggu dianggap sebagai peringatan kebangkitan Tuhan. Oleh karenanya, puasa berlangsung selama 6 minggu plus 4 hari agar genap 40 hari. Jika dihitung mundur, awal masa puasa jatuh di Rabu.

Memasuki masa Prapaskah, seperti biasanya Uskup Agung Kupang, Emeritus Mgr. Petrus Turang, Pr., mengeluarkan Surat Gembala. Dalam Surat Gembala tertanggal 2 Februari 2022, Uskup Turang menyebut perjalanan masa puasa tahun ini, mendapat bantuan sorotan tema, “Memulihkan Kehidupan: Sehat Sejahtera Menuju Kehidupan Lingkungan Hidup yang Seimbang dalam Keadilan dan Perdamaian”. Lingkungan hidup, demikian Uskup Turang, memerlukan kerja sama bersaudara dalam pelbagai segi.

Dikatakan, selama masa puasa, kita menemukan kembali kekayaan karunia Allah, yang mengutus Putra-Nya untuk memulihkan kembali keseimbangan dalam tubuh manusia dan tubuh dunia, yaitu membawa kembali kegembiraan dan kemerdekaan hidup.

“Dengan berbalik lagi kepada kehendak Allah, umat beriman berjumpa kembali dengan kuasa Roh Kudus yang dianugerahkan Kristus demi kemuliaan hidup manusia,” demikian Uskup Petrus Turang dalam surat gembalanya.

“Dalam doa dan tapa selama masa puasa, kita pasrah pada cara pandang Allah, agar hidup iman kita sejatinya semakin menyerupai hidup Yesus yang hanya mengutamakan kepentingan orang lain dan pada gilirannya memulihkan kehidupan. Kita membangun kembali kemuridan Yesus dalam perjalanan bersama untuk menjadi saksi-saksi kebaikan-Nya,” katanya.

Dikatakan lagi, selama masa puasa, dengan gembira umat belajar untuk menerima karunia Allah dengan rendah hati dan dengan sukacita berbagi kasih karunia dengan sesama yang berkekurangan, agar keseimbangan hidup semakin hadir dalam proses pemulihan hidup menurut bingkai persekutuan, partisipasi dan perutusan.

Di akhir surat gembalanya, Uskup Turang meminta umatnya berjalan bersama untuk memulihkan kehidupan, agar lingkungan hidup semakin sehat dan sejahtera. “Kita berjuang untuk pemulihan keseimbangan lingkungan hidup, di mana hubungan bersesama menjadi kegemaran kita dalam semangat gotong-royong injili. Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus melimpah dalam perjalan hidup keluarga, komunitas iman dan masyarakat kita,” pungkasnya. (*/aln)

  • Bagikan