Pemkab Sarai Bangga, Gubernur Bawa Air Pakai Wadah dari Sabu

  • Bagikan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Gubenur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) telah membawa air dan tanah dari Bumi Flobamorata untuk digabungkan dengan air dan tanah dari wilayah lain di Indonesia guna pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan.

Menariknya, wadah dan kemasan dari Sabu Raijua dipakai Gubernur NTT untuk membawa air ke Kalimantan. “Saya lihat, wadah yang dipakai Pak Gubernur membawa air dari NTT adalah wadah yang saya bawa dari Sabu Raijua. Ini satu kebanggaan bagi kami masyarakat Sabu Raijua,” kata Bupati Sabu Raijua, Drs. Nikodemus N. Rihi Heke, M. Si di Kupang, Senin (14/3).

Untuk diketahui, pada Jumat (11/3) lalu, Bupati Sabu Raijua mewakili daerah terluar di NTT menyumbangkan air bersama kabupaten lainnya untuk dibawa ke IKN Nusantara di Kalimantan. Adapun sumber air dari Sabu Raijua berasal dari Mata Air Eimada Rai Jiwuwu, Desa Jiwuwu, Kecamatan Sabu Tengah.

Air yang diserahkan ke Gubernur NTT itu kemudian disatukan dengan air dari Kabupaten Rote Ndao, Alor, dan Lembata. Selain air, Kabupaten Belu, Flores Timur dan Sumba Tengah menyumbang tanah. Air dan tanah dari tujuh kabupaten terluar di NTT tersebut kemudian disatukan dalam satu wadah berbeda. Adapun airnya disatukan dalam satu wadah yang dibawa oleh Bupati Sabu Raijua.

Lebih jauh Rihi Heke menjelaskan, sumber air dari Sabu Raijua tersebut diambil dari sumber mata air bumi Sabu Raijua, dalam wilayah adat Hawu Dimu, Sabu Timur.

Dikatakan, berdasarkan sejarahnya, sumber mata air Jiwuwu bermula dari munculnya seekor belut besar di tempat itu. Belut, diyakini orang Sabu sebagai makhluk pembawa air. Dengan munculnya belut tersebut maka para leluhur melakukan ritual adat, mandoakan agar Tuhan yang diyakininya memberkati dan memberikan bumi Sabu dengan sumber air di tempat itu.

Usai didoakan, kemudian di tempat itu muncul mata air yang cukup besar yang dipakai sebagai sumber air bersih dan juga mengairi sawah hingga sekarang. “Walaupun iklim kritis, mata air itu tidak sampai kering kecuali debitnya yang berkurang,” kata bupati dua periode ini.

Mengenai alasan diambilnya sumber air dari mata air tersebut untuk dibawa ke Kalimantan, menurut Bupati Nick, wilayah adat Hawu Dimu berada dibagian Timur Sabu Raijua, bagian terbitnya Matahari. Hal itu berarti simbol sumber energi dan simbol sumber terang.

Bupati Sabu Raijua ketika menyerahkan air kepada Gubernur NTT, menyampaikan bahwa air dari salah satu pulau terluar di Indonesia tersebut disumbangkan sebagai bukti bahwa Sabu Raijua merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKR) untuk selama-lamanya.

“Kami NTT, Kami Indonesia, Kami Satu Tanah Air Indonesia, Sampai kapanpun kami tetap Indonesia,” demikian ucapan bupati di depan Gubernur NTT dan Wakil Gubernur NTT. (*/yl)

  • Bagikan