KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Anggota DPR-RI Fraksi Partai Demorat, Anita Jacoba Gah, SE melaksanakan kegiatan masa reses dan kunjungan ke daerah pemilihan di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya di Kota Kupang.
Saat berkunjung ke Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alak, Anita Gah membantu warga memperbaiki akses jalan menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Fatukoa. Ruas jalan tesebut rusak berat walaupun sudah diusulkan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang untuk diperbaiki.
Anita Gah mengungkapkan, saat reses di RW 2, Kelurahan Manulai, warga di beberapa RT tersebut mengeluhkan jika ruas jalan ke arah TPU Fatukoa rusak berat. Bahkan, berdasarkan pengakuan warga kepada Anita, jika ada warga yang meninggal dan hendak dikuburkan di TPU Fatukoa, ambulance enggan ke sana karena jalannya rusak parah.
“Masyarakat di sana sudah sangat menjerit soal jalan itu. Padahal panjangnya sekitar 600 meter saja. Saya tanyakan, apa yang saya harus bantu. Mereka minta sirtu. Langsung saya bantu dan mereka kerjakan secara swadaya,” ungkap Anita, Kamis (17/3). “Ketika ada keluhan seperti itu, langsung saja saya bantu. Daripada mereka susah terus,” sambung anggota Komisi X DPR RI ini.
Anggota Fraksi Partai Demokrat ini berharap ke depannya, Pemkot Kupang segera memperhatikan ruas jalan tersebut untuk diaspal atau di-hotmix. “Saya akan minta teman-teman di DPRD Kota Kupang, khususnya Fraksi Partai Demokrat untuk memperjuangkan ini. Saya juga heran saja jalan seperti ini dalam kota dibiarkan begitu lama rusak,” ujar Anita.
Lebih menyedihkannya lagi, kata Anita, di daerah itu belum ada gardu listrik dan tiang yang menghubungkan dari rumah ke rumah. Padahal warganya sudah sangat padat. Sehingga untuk penerangan, warga hanya menyambungkan dari rumah ke rumah.
“Saya akan berkoordinasi dengan PLN terutama berkoordinasi dulu dengan teman-teman DPRD Kota Kupang dari Fraksi Partai Demokrat untuk menghubungi PLN Kupang. Kalau dalam satu minggu ke depan tidak bisa dipasangkan, saya akan berkoordinasi langsung saja dengan PLN pusat agar segera ditangani. Saya akan siapkan surat resminya ke PLN Pusat,” ujarnya.
Ketua RT 5/RW 2, Kelurahan Manulai II, Elisabeth Baker mengungkapkan, warga di tiga RT masing-masing RT 4, RT 5, dan RT 6 telah lama mengusulkan, baik melalui forum Musrenbang maupun ke Lurah Manulai II agar ruas jalan tersebut diperbaiki. Namun hingga kini belum ada perbaikain.
Bahkan, lanjut Elisabeth, sudah pernah dari Dinas PU Kota Kupang bersama aparat dari kecamatan dan kelurahan melakukan pengukuran namun hasilnya tetap sama. Bahkan, anggarannya dialihkan ke RT lain. “Sudah minta Pemkot lewat Kelurahan Manualai II, lewat Musrenbang dan secara langsung dan sudah dua kali kami dikecewakan. Pertama ada dana kelurahan tapi setelah petugas datang ukur tapi sampai sekarang tidak ada realiasi. Dan ketika kami tanya bilang dialihkan ke RT lain,” bebernya.
Elisabeth mengaku, mereka dijanjikan akan dialokasikan lewat APBD. “Saat ini, berkat doa warga di tiga RT tesebut, anggota DPR RI Anita Jacoba Gah datang mengunjungi kami sehingga kami minta bantuannya untuk memperbaiki ruas jalan tersebut. Kami sangat berterimakasih kepada Ibu Anita Gah dan Partai Demokrat atas bantuannya dengan menymbangkan sirtu,” ucap Elisabeth.
Temui Warga di TPA Alak
Selain bertemu warga di Kelurahan Manulai II, Anita Gah juga menemui warga di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Alak, Kelurahan Alak, Kecamatan Alak. Di tempat tersebut, Anita Gah membagikan bantuan pendidikan berupa tas, sepatu, buku, seragam sekolah bagi anak-anak. Anita juga membagikan sembako bagi warga setempat.
Untuk diketahui, di DPR RI, Anita Gah duduk di Komisi X yang membidangi Pendidikan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Perpustakaan serta Pemuda dan Olah Raga. Dalam dialog dengan warga di TPA, ujar Anita, terungkap jika warga sangat kesulitan akan air bersih. “Air bersih bagi warga di sana sangat mendesak sekali,” ujar Anita.
Selama ini untuk mengatasi persoalan air bersih bagi warga di sekitar TPA Alak, mereka membeli air tangki dan menampungnya di sebuah tandon yang diberikan Pemkot Kupang. Namun tandon tersebut telah diambil kembali oleh seseorang karena merasa dia yang perjuangkan. “Ada oknum yang mengambil kembali tandon itu, sehingga tidak bisa lagi menampung air tangki,” kata Anita menirukan pengakuan warga.
Selain itu, ada juga pengeluhan operator ekskavator yang bertugas meratakan sampah. Menurut Anita, keberadaan sampah di TPA tersebut tidak rapi dan haarus diratakan setiap hari menggunakan ekskavator. Berdasarkan pengakuan operator, mereka tidak meratakan karena biaya operasional ekskavator berupa uang BBM telah dikurangi oleh Pemkot Kupang.
“Dulu biasanya uang bensin untuk 80 liter sehari. Tapi sekarang sudah dikurangi menjadi sisa untuk 25 liter saja sehari. Itu sangat kecil. Bagaimana alat berat beroperasi maksimal kalau BBM hanya 25 liter saja sehari,” demikian kutip Anita.
Keluhan lain yang diterima Anita Gah adalah mengenai permintaan para pekerja di TPA Alak mengenai kesejahteraan mereka agar diperhatikan oleh Pemkot Kupang. “Di sana akses penerangan juga sangat minim sekali. Saya lihat ada tiang tapi lampunya tidak ada. Saya akan minta perhatian dari teman-teman anggota Fraksi Partai Demokrat Kota Kupang untuk perjuangkan ini. Kita juga minta Pemkot Kupang untuk perhatikan warga di pinggiran, terutama penerangan dan air bersih serta Kesehatan,” pungkas Anita. (*/aln)