BA’A, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, mengajak kaum perempuan di wilayah itu untuk bangkit sejajar dengan kaum laki-laki. Ajakan itu dikemukakan Bupati Paulina saat membuka Konferensi Cabang (Konfercab) II Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Dewan Pengurus Cabang (DPC) Paroki St. Kristoforus Ba’a, Sabtu (2/4).
Selain mengajak, Bupati Paulina dengan tegas membantah stigma yang memosisikan perempuan sebagai kaum lemah. Sebab, pada era perjuangan merebut kemerdekaan, perempuan disebutnya, tampil sebagai pelopor.
“Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, sudah tidak bisa dipungkiri lagi, kepeloporan kaum perempuan pada peran dan juga posisi yang sangat strategis,” kata Bupati Paulina dalam acara Konfercab WKRI DPC Paroki St. Kristoforus Ba’a, di Hotel Videsi. Hadir dalam acara itu, Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesra, Untung Harjito, Kepala Dinas PMD, Yames M. K. Therik, Kepala Badan Keuangan dan Aset, Daniel W. Nalle, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Bertha Bessie, Kabag PBJ, Joni Adu, Pastor Paroki St. Kristoforus Ba’a, Rm. Ardianus B. Meman, Pr, Kasubag Tata Usaha Kemenag Rote Ndao, Antonius Kono, Fr. Stanis, dan Camat Lobalain, Nusry Zacharias.
“Sudah saatnya kita bangkit. Jangan ada lagi stigma yang mengatakan perempuan itu lemah dan tak berdaya. Tunjukan partisipasi kita untuk membangun sebuah daerah,” ajak Bupati Paulina.
“Tapi jangan tinggalkan kodrat kita sebagai perempuan. Karena kelebihan kita perempuan, tidak dimiliki oleh laki-laki,” sambung Bupati Paulina yang mengajak kaumnya untuk saling mendukung.
Kelebihan perempuan yang tidak dimiliki oleh laki-laki, demikian Bupati Paulina, adalah bisa melahirkan dan menyusui. Sementara pekerjaan laki-laki juga bisa dilakukan oleh perempuan, seperti mencari nafkah.
“Perempuan bisa pakai celana panjang. Apa ada laki-laki yang bisa pakai rok? Kita harus tunjukan bahwa perempuan itu hebat. Karena laki-laki tidak bisa melahirkan dan menyusui,” tandas Bupati Paulina.
Dalam Konfercab bertema “Melayani dengan Sukacita dalam Bingkai Ita Esa”, Bupati Paulina berharap para WKRI Rote Ndao mengambil bagian dalam proses pembangunan daerah.
“Atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Rote Ndao, kami menyambut gembira terlaksananya kegiatan ini. Saya berharap, kegiatan ini, merupakan bagian dari partisipasi kaum Wanita Katolik di Rote Ndao untuk mendharmabaktikan potensi dan kemampuannya dalam mengisi pembangunan,” harapnya.
Sementara Ketua Panitia Konfercab, Maria Stefana Thius dalam laporannya mengatakan, WKRI merupakan wadah atau organisasi sosial kemasyarakatan. Organisasi tersebut lahir dari suatu keprihatinan dan semangat belarasa untuk meningkatkan kecerdasan dan pemberdayaan kaum perempuan. Pelaksanaanya didasarkan pada nilai-nilai Kristiani.
Sedangkan terhadap penyelenggaraan Konfercab, Maria menyebut, Konfercab ini merupakan forum tertinggi di tingkat DPC, yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali. Dengan tiga agenda penting, yaitu, penyampaian Laporan Pertanggung-jawaban (LPj), pemilihan dan pelantikan pengurus DPC serta usulan program kerja.
“WKRI merupakan wadah bagi ibu-ibu Katolik untuk melakukan kegiatan pelayanan dan berbagi kasih bagi sesama yang kurang beruntung,” kata Maria Stefana Thius. (mg32)