KUPANG, TIMEX- Patroli keliling kini rutin dilaksanakan aparat kepolisian Polsek Kelapa Lima pada titik central berkumpul warga yang ada di wilayah hukum Polsek Kelapa Lima. Dari patroli tersebut, aparat Polsek Kelapa Lima berhasil mengidentifikasi adanya pungutan liar (Pungli). Khususnya di lokasi wisata Pantai Kelapa Lima. Untuk oknum yang melakukan pungli itu juga telah diberikan pembinaan.
Kapolsek Kelapa Lima, AKP Aulia Robby K. Putra SIK saat ditemui Timor Express di ruang kerjanya, Selasa (5/4) mengatakan bahwa ke depan, jika masih ditemukan lagi oknum warga yany melakukan pungli makan akan ditindak tegas.
“Ini (pungutan parkir liar, Red) masuk premanisme dan kita akan tindak tegas jika masih kedapatan ada praktik tersebut,” ujarnya.
Pungli, jelas Kapolsek Kelapa Lima, dilakukan oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan petugas keamanan (security) di lokasi wisata Pantai Kelapa Lima.
“Jadi, korban pungli ini adalah para fotografer dan warga yang melakukan rekreasi ke lokasi wisata tersebut,” ujarnya.
AKP Robby menambahkan, sebelum para fotografer dan warga beraktivitas mengambil gambar kepada para pengunjung di lokasi Pantai Wisata Kelapa Lima maka setiap orang fotografer diwajibkan menyetor uang senilai Rp 10 ribu kepada oknum pemalak tersebut.
Penagihannya, kata dia, dikakukan oleh sejumlah anak-anak kecil yang disuruh oleh oknum petugas keamanan yang memalak setiap fotografer. Selanjutnya, anak-anak kecil itu menyetor ke oknum yang mengaku petugas keamanan di situ (Pantai Wisata Kelapa Lima).
“Kami sudah peringatkan supaya tidak melakukan hal itu lagi,” ungkapnya.
Kapolsek Kelapa Lima menekankan bahwa wisata di Kota Kupang jika ingin maju maka tidak boleh ada premanisme yang melakukan pemalakan karena kenyamanan tidak akan didapat para pengunjung.
“Jangan ada preman-preman yang mengatasnamakan keamanan lalu memalak sembarangan kepada setiap pengunjung,” tegasnya.
Dia juga mengimbau agar seluruh masyarakat agar ikut menjaga Kamtibmas dan para kawula muda jangan sampai terhasut oleh pikiran-pikiran provokasi kesukuan. Seharusnya mahasiswa pikirannya maju dan terbuka serta lebih produktif dalam memberikan kontribusi positif.
“Sebenarnya, kita harus berpikir bagaimana cara membangun ekonomi kita di tengah pandemi supaya punya penghasilan dan bisa membantu ekonomi keluarga,” pungkasnya. (r1/gat)
Aulia Robby K. Putra SIK