BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Dalam dua pekan terakhir, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Sistem Penyedia Air Minum (SPAM), Kabupaten Manggarai Timur (Matim), sibuk menyelesaikan masalah jaringan pipa air yang rusak di empat lokasi berbeda. Kejadian yang bukan disengaja ini mengakibatkan pelayanan terhadap pelanggan terganggu.
Rusaknya jaringan di empat lokasi itu, masing-masing kerusakan jaringan transmisi di Kampung Mareng, Desa Sita, Kecamatan Rana Mese. Kerusakan itu terjadi karena ada material batu yang masuk dalam pipa air yang bersumber dari mata air Wae Mao. Akibatnya, terjadinya penurun produksi untuk bak penampung di Kampung Bondo, Desa Watu Mori, dan bak penampung di Kampas, Desa Golo Kantar.
Kedua, kerusakan di lokasi Kampung Rendang, Desa Compang Kantar, Kecamatan Rana Mese. Dimana pipa besi mengalami pergeseran dan terjadi kerusakan total. Sehingga aliran air yang bersumber dari Danau Mese melalui bak penampung Golo Nderu, terhambat untuk pelanggan di wilayah Kembur, Kelurahan Satar Peot, Kecamatan Borong.
Lokasi ketiga di Kampung Lawir, Desa Golo Lero, Kecamatan Lamba Leda Timur. Di sana jaringan pipa putus akibat tanah longsor. Akibatnya, aliran air ke wilayah Desa Golo Lero dan Rengkam terganggu. Sumbernya dari mata air Wae Lecok. Keempat, kerusakan jaringan pipa terjadi di Kelurahan Pota, Kecamatan Sambi Rampas.
Kerusakan itu akibat, adanya aktifitas pembangunan drainase. Sehingga pelayanan untuk wilayah Pota terganggu. Sumber mata air untuk wilayah Pota, dari Wae Tabar. Atas peristiwa itu, pihak UPTD SPAM sudah berusaha menyelesaikan lebih cepat. Hanya saja terkendala peralatan kerja yang dimiliki hanya satu unit.
“Peristiwa kerusakan ini terjadi dalam waktu yang sama dengan lokasi atau titik yang berbeda. Sementara peralatan kerja, seperti mesin las dan generator hanya satu. Sehingga penyelesaian atas kerusakan yang terjadi, agak terlambat,” ujar Kepala UPTD SPAM, Fransiskus Yun Aga, kepada TIMEX di ruang kerjanya, Kamis (7/4).
Fransiskus atau yang biasa disapa Kevin, mengatakan, selain peralatan kerja, juga medannya agak susah untuk mobilisasi peralatan kerja. Agar bisa sampai ke lokasi, maka mesin las dan generator yang dimiliki, harus dipikul atau ditandu. Kata Kevin, dari sekian lokasi kerusakan itu, penanganan yang pertama dilakukan itu di kampung Lawir.
Kevin menjeaskan, setelah memotong waktu yang tidak sedikit di Lawir, lalu mesin las dan generator itu bergeser untuk selesaikan masalah kerusakan di Pota. Setelah berhasil menyelesaikan pekerjaan dititik ini, peralatan kerja dimobilisasi dari wilayah utara ke wilayah selatan Kabupaten Matim, yakni di Kampung Rendang. Terakhir, peralatan kerja tersebut bergeser ke lokasi kerusakan di Kampung Mareng, Desa Sita.
“SDM ada, hanya saja peralatan yang minim. Saat rusak di Rendang, tapi peralatan masih selesaikan di tempat lain. Medanya juga sulit, sehingga kami harus sewa orang untuk pikul peralatan kerja yang ada ke lokasi. Karena alatnya tidak ringan. Hitungan kita, selama dua pekan pelayanan untuk sebagian wilayah kota Borong dan Rana Mese, terganggu. Baik bersumber dari Wae Mao dan Rana Mese,” kata Kevin.
Penyelesaian kerusakan jaringan transmisi di Kampung Mareng, kata Kevin, menyita banyak waktu. Dimana setelah terjadi penurunan produksi untuk bak penampung di Bondo dan Kampas, pihaknya melakukan identifikasi di sepanjang jalur jaringan transmisi tersebut. Bukan karena ada pipa yang bocor, namun karena pipa tersumbat material batu.
“Setelah kita lakukan indentifikasi dan menemukan kerusakan di Kampung Mareng. Ketika batu itu diambil, tiba-tiba terlanjur bergerak maju. Sehingga kami terus lakukan penelusuran selama tiga hari. Setiap titik pengambilan distribusi itu dicek. Sehingga hari Kamis (7/4), masalah batu dalam pipa ini sudah bisa diselesaikan,” katanya.
Menurut Kevin, material batu tersebut ada dalam saluran pipa, diduga karena ada peluang dari sumber mata air. Dimana di sana belum adanya pengamanan. Sehingga masyarakat masih bebas untuk mengambil air di sumber. Kata dia, sejak adanya peristiwa kerusakan itu, pihaknya langsung menyampaikan informasi ke pelanggan melalui forum komunikasi pelanggan.
“Dalam Kota Borong, pelayanan terganggu selama dua pekan itu terjadi wilayah Desa Nanga Labang, Kelurahan Kota Ndora, dan Kampung Kembur, Kelurahan Satar Peot. Selain itu terganggu di Desa Compang Ndejing dan Watu Mori. Prinsipnya, kami selalu memberikan pelayanan semaksimal mungkin. Kerusakan yang terjadi, kami selalu berusaha untuk secepatnya bisa diselesaikan,” pungkas Kevin. (*)