KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II, Agus Sosiawan, mengatakan tahapan pembangunan bendungan Kolhua masih sebatas untuk mengetahui keinginan dari masyarakat setempat. Pembangunan, kata dia, akan tetap memperhatikan semua hal, termasuk situasi sejarah yang ada. “Masukan ini sebagai bahan dalam melakukan perencanaan,” kata Agus sosialisasi rencana pembangunan Bendungan Kolhua di aula El Tari, Kantor Gubernur NTT, Kamis (7/4).
Ia menerangkan, rencana pengukuran belum bisa dilakukan. Sejauh ini, BWS masih melakukan serapan aspirasi dan masukkan dari masyarakat untuk menyusun perencanaan, juga disampaikan kepada gubernur dan wali kota sebagai pimpinan wilayah.
Warga yang menolak, menurut dia, akan terus dilakukan pendekatan untuk mengetahui luas lahan yang dimiliki. Warga yang
lahannya digunakan akan mendapat ganti rugi sesuai dengan ketentuan yang diatur hasil penghitungan apraisial. Untuk itu,
dia mengharapkan dukungan warga agar nantinya Badan Pertanahan Nasional (BPN) melakukan pengukuran lahan, warga juga bisa hadir dan menyaksikan dan menunjuk lahan yang dimiliki.
Menurutnya, lahan warga yang digunakan tetap diganti rugi. Selain lahan, berbagai macam tanaman, juga situs sejarah juga
dihitung dan mendapat kompensasi. Dia mengaku, kepastian untuk jumlah lahan warga yang digunakan setelah dilakukan
pengukuran oleh BPN.
Pembangunan pada area itu, menurutnya akan tetap mengakomodir masyarakat setempat. Bagian wilayah green plan, ujar dia,
bisa ditempati masyarakat untuk berjualan. Dia memastikan, wilayah itu bisa digunakan, tergantung kesepakatan warga bersama pemerintah.
Diketahui, beberapa warga juga menyampaikan dukungannya terhadap pembangunan ini. Listone Tabelak dan Hendrikus. Keduanya menyebut, sebagai masyarakat pihaknya mendukung rencana ini. Alasan keduanya mendukung, bahwa pembangunan bendungan untuk kepentingan masyarakat banyak.
BACA JUGA: Warga Tolak, Pemerintah Tetap “Ngotot”
BACA JUGA: Bangun Bendungan Kolhua, Warga: Mau Mati-mati, Kami Tetap Tolak!
Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekda Kota Kupang, Fahrensy Priestly Funay
dalam acara sosialisasi tersebut mengapresiasi kehadiran semua tokoh agama dan para pihak yang terlibat dalam acara itu.
Dia menyebut, upaya ini dilakukan untuk mencapai kesepakatan pemerintah dan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan air.
Fahrensy menerangkan, jumlah penduduk Kota Kupang saat ini 442.000 lebih. Jumlah itu dari hasil perhitungan diketahui tiap orang membutuhkan 100 liter air per orang. Dengan itu, maka dibutuhkan tambahan sekitar 44 meter kubik per hari.
Pertumbuhan jumlah penduduk ini disebut akan terus bertambah, sehingga kebutuhan air minum pun ikut bertambah.
Sejauh ini, ada 12 sumber titik air yang digunakan sebagai pemasok utama kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Kupang.
Per hari delapan titik itu menghasilkan 27.400 meter kubik per hari. Dengan penambahan penduduk demikian maka harus ada tambahan 17.000 meter kubik per hari.
Fahrensy mengatakan, rencana pembangunan bendungan Kolhua di Kota Kupang merupakan tindak lanjut dari pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR, Dirjen Sumber Daya Air, melalui BWS II NT unit teknis di daerah. Tahapan dilakukan dengan rivew desain bendungan. Dia mengajak masyarakat untuk mendukung kegiatan. Dan aspirasi yang
disampaikan dalam sosialisasi ini.
“Kita tentu membutuhkan informasi. Dan itu perlu diketahui oleh masyarakat. Maka hari ini kami lakukan sosialisasi. Mungkin ada yang belum puas, saya sarankan agar bisa berkoordinasi dengan pemerintah. Supaya yang menjadi keinginan masyarakat dapat dikoordinasikan,” kata Fahrensy.
Dia menegaskan, pembangunan ini memiliki tujuan dan tidak memberi kesan buruk bagi masyarakat. Dia mengakui masyarakat setempat tentu memahami dan berbudaya sehingga rencana ini pun diharapkan untuk didukung. Koordinasi ini, bisa melalui tokoh yang adat. Dia menyebut, masyarakat tentu akan menerima imbalan.
“Tidak ada pemerintah yang menyusahkan masyarakatnya. Pemerintah tentu sudah menghitung semua dampaknya makanya dibangun. Kita harap masyarakat sekitar dapat menerima ini untuk kebutuhan air bersih di Kota Kupang,” tutupnya. (r3/ito)