Irigasi Maubusa Rusak, Bupati Belu Minta PT Wika dan PT Modern Bertanggungjawab

  • Bagikan

ATAMBUA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Bupati Belu, Agustinus Taolin meminta PT Wijaya Karya (Wika) dan PT Modern untuk bertanggung jawab terhadap kerusakan irigasi Maubusa di Desa Asumanu, Kecamatan Rinhat. Bupati Taolin dengan tegas meminta dua perusahan itu segera memperbaiki kerusakan yang ada sehingga dapat memberi manfaat bagi para petani di wilayah tersebut.

Penegasan Bupati Taolin tersebut disampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Asumanu, Kamis (7/4). Dalam kunjungan itu, Bupati Taolin menyempatkan diri meninjau langsung irigasi Maubusa yang rusak sejak diterpa Badai Seroja tahun 2021 lalu, namun tidak terurus dan diabaikan saja oleh dua Perusahaan yang awalnya mengerjakan paket pekerjaan itu.

Bupati Taolin kepada TIMEX, Kamis (7/4) menjelaskan, PT Wika membangun embung utama, sementara PT Modern membangun saluran irigasi sepanjang 900 meter. Namun sampai saat ini, bangunan tersebut belum dikerjakan.

” PT Wika bertugas membangun embung utama yang hancur sedangkan PT Moderen membangun salurannya, namun belum ada pekerjaan,” ungkap Bupati Taolin.

Bupati Taolin menambahkan, Irigasi Maubusa tersebut digunakan untuk mengairi lahan persawahan masyarakat seluas 25 hektare. Selain itu, terdapat ratusan hektare lahan hortikultura lainnya juga dimanfaatkan oleh masyarakat dengan mengandalkan Irigasi Maubusa.

Untuk itu, kata Bupati Taolin, dalam waktu dekat pihaknya akan ke Kupang untuk berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara (BWS-NT) II agar mendatangkan PT Wika dan PT Modern untuk mengerjakan Irigasi Maubusa itu agar masyarakat Asumanu bisa kembali mengolah lahan sawah dan kebun yang telantar.

“Sebagai Bupati Belu, saya akan ke Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Kupang supaya irigasi ini diperbaiki permanen. PT Wika dan PT Moderen harus bertanggung jawab,” tegasnya.

Sementara petani sawah di area Irigasi Maubusa, Tinus Kores mengaku memiliki lahan sawah seluas 1 hektare lebih, namun sudah tidak bisa diolah karena Badai Seroja menghancurkan Irigasi Maubusa.

Untuk itu, pihaknya meminta PT Wika dan PT Modern untuk membangun kembali Irigasi Maubusa sehingga lahan sawah yang dimiliki masyarakat setempat bisa diolah kembali. “Padahal sebelum badai itu, kami dalam setahun bisa tanam dan panen padi sebanyak tiga kali,” jelasnya. (mg26)

  • Bagikan

Exit mobile version