BA’A, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Badan Pengurus Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kabupaten Rote Ndao periode 2022-2027 resmi dilantik oleh Ketua WHDI NTT, Dewa Ayu Made Dwi Suswati W. Putri. Pelantikan berlangsung di aula Pura Girinatha Tuabolok, Kecamatan Lobalain, Sabtu (9/4).
WHDI Rote Ndao dipimpin Komang Ayu Kertiani, dengan 13 pengurus lainnya. Selain Komang Ayu, organisasi ini juga dilengkapi dengan Wakil Ketua yang dijabat Lyend Lenggu, Ni Wayan Eka Purwaningsih selaku Sekretaris, dan Ni Wayan Lian Diah Sriwidari sebagai Bendahara.
Begitu juga dengan 5 bidang dan 5 seksi yang dilantik dalam struktur dalam kepengurusanya. Yakni, ketua bidang agama, Putu Ananda Ratnata Putri, ketua bidang organisasi, Ni Wayan Deti Ardiani, ketua bidang ekonomi, Ni Luh Kadek Supadmi, ketua bidang kebudayaan, Kadek Astiti, ketua bidang sosial, Ni Kadek Sutrisna Dewi. Selanjutnya, seksi upacara upakara, Putu Margahayu, seksi organisasi, Emilia Lenggu, seksi usaha, Siti Murtiningsih, seksi budaya, Serlien Luik, dan seksi bantuan sosial, Ni Komang Karolina.
Dalam sambutanya, Ketua WHDI NTT, Dewa Ayu Made Dwi Suswati mengatakan, organisasi ini merupakan wadah yang dibentuk untuk melihat berbagai persoalan dalam kehidupan bermasyarakat umat Hindu dan lainnya. Sehingga kehadiran WHDI di Rote Ndao, adalah untuk melihat segala macam persoalan, baik pribadi maupun orang banyak.
Dikatakan, WHDI didirikan pada 12 Februari 1988 sebagai dasar gagasan pemberdayaan wanita Hindu yang memiliki peran dalam mendukung segala bentuk program-program pemberdayaan atas dasar tujuan agama. Prinsipnya adalah untuk menghimpun pemikiran sesama anggotanya.
“WHDI secara nasional sudah 34 tahun terbentuk. Khusus di Kabupaten Rote Ndao, baru kali ini didirikan. Tetapi harapan terbesar adalah bagaimana membawa organisasi ini semakin eksis melalui program dan kegiatan-kegiatan yang memberikan manfaat organisasi agama,” kata sosok yang akrab disapa dr. Ayu ini.
Contoh kegiatan yang dimaksud oleh dr. Ayu, misalnya ngayah ke pura, memberikan ceramah keagamaan serta kegiatan pelatihan. Begitu juga pada upaya dalam peningkatan skill yang dikhususkan kepada wanita Hindu di Rote Ndao.
BACA JUGA: Syukuran HUT WHDI Berlangsung Sederhana, Gelar Webinar Bertema Sehat Ekonomi di Masa Pandemi
Secara internal, lanjut dr. Ayu, program kegiatan yang dijalankan harus benar-benar merupakan jawaban dari kebutuhan anggota. Sedangkan dari aspek eksternal program kegiatanya merupakan daya dukung bagi organisasi sosial lainnya.
Dirinya juga berharap dukungan pengurus WHDI Rote Ndao yang baru dilantik. Ia menekankan agar pengurus WHDI Rote Ndao mendukung berbagai program pemerintah, sehingga organisasi tersebut bisa memberi manfaat bagi orang lain.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Rote Ndao, I Gede Santika. Dirinya menyebut, semenjak 12 tahun setelah hadir PHDI, barulah berdiri WHDI.
Menurutnya, belum terlalu banyak anggota yang hendak dihimpun dalam wadah tersebut. Di mana, keanggotaan PHDI sendiri rata-rata saat itu memang belum berkeluarga. “Setelah ini, pasti diundang untuk menghadiri dan mengikuti kegiatan-kegiatan. Baik kegiatan sosial keagamaan maupun kegiatan di pemerintahan. Jadi saya harap, jangan jadikan undangan sebagai beban. Tapi itu merupakan bentuk penghargaan kepada kita, khususnya WHDI,” kata I Gede Santika.
Semetara itu, Ketua WHDI Rote Ndao, Komang Ayu Kertiani, menyatakan kesiapanya memajukan organisasi yang ia pimpin. Karena merupakan organisasi yang baru terbentuk, Komang Ayu berharap pendampingan dari WHDI NTT serta seluruh pihak.
Komang Ayu Kertiani, mengibaratkan organisasi yang ia pimpin seperti batang lidi sapu. Yang disebutnya, jika tidak diikat menjadi satu kesatuan, sangatlah mustahil untuk dapat digunakan.
“Kami masih banyak butuh pendampingan dan dukungan dari semua pihak, terutama dari WHDI NTT. Sehingga tujuan yang dicita-citakan dapat diwujudkan secara bersama-sama,” harapnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kapolres Rote Ndao, AKBP I Nyoman Putra Sandita, Wakapolres, Kompol I Nyoman Surya Wiryawan, dan Kepala Kantor Kementerian Agama, Neang P. Manimakani serta beberapa pimpinan paguyuban etnis. (mg32)