ENDE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), mengajak warga masyarakat di Kabupaten Ende untuk menanam bambu. Baginya, bambu memiliki kegunaan luar biasa serta manfaatnya sangat banyak, baik bagi manusia maupun lingkungan.
Gubernur VBL menyebutkan, selain bisa menambah ekonomi masyarakat juga bisa menjaga kelestarian alam dan lingkungan. “Bambu memiliki peran penting dan manfaatnya sangat banyak. Mulai dari akar, batang juga daun. Selain ada nilai ekonomis juga ada nilai lainnya, yakni menjaga ekosistem lingkungan,” ujar Gubernur VBL saat kunjungan kerja ke Desa Roa, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, Senin (11/4).
Gubernur VBL mengatakan, kini keberadaan bambu mulai hilang. Jika tidak ditanam, suatu saat bisa punah. Karena itu, VBL mengapresiasi kelompok ibu-ibu dari tiga desa di Ende yang kini berupaya melestarikan dan menanam bambu.
Melalui Yayasan Bambu Lestari sebagai pendamping kelompok ibu-ibu, Gubernur VBL berharap bambu bisa dilestarikan dan pada gilirannya bisa bermanfaat bagi warga masyarakat. “Kita mencontohkan bambu bisa jadi bahan baku peralatan rumah tangga, dan juga banyak macam manfaat,” sebutnya.
Gubernur VBL menjelaskan, Cina kini menjadi negara terbesar penghasil bambu dunia. Bukan tidak mungkin, NTT juga bisa menjadi salah satu penghasil bambu dunia nantinya. “Jika kita memang fokus menanam bambu bukan tidak mungkin NTT bisa yang terbesar penghasil bambu,” tuturnya.
BACA JUGA: Bunda Julie Lirik Bambu sebagai Potensi Pemberdayaan Ibu-ibu di NTT
Untuk itu ke depan perlu niat dan kerja keras, dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT siap melakukan intervensi juga melalui Yayasan Bambu Lestari yang kini mendampingi dalam hal pembibitan. “Bambu adalah kehidupan, bambu adalah masa depan,” ucapnya.
Perwakilan kelompok para ibu yang selama ini mendapat pendampingan Yayasan Bambu Lestari menyampaikan terima kasih. Meski demikian mereka berharap kedepannya terus dilakukan pendampingan. “Bukan saja mendampingi saat melakukan penanaman, namun juga selanjutnya untuk bisa berkreasi,” ujar salah seorang ibu dari Desa Nggesa Biri, Kecamatan Detukeli.
Menurutnya, meski kelompoknya sudah mulai berkreasi dengan membuat kerajinan tangan, namun masih butuh pendampingan lainnya. “Kelompok kami sudah membuat alat-alat rumah tangga dari bambu, seperti nyiru, tempat nasi, dan lainnya. Meski demikian, kami masih butuh pendampingan,” ujarnya.
Yulia, perwakilan ibu-ibu dari Desa Roa, juga mengharapkan hal yang sama. Selain pendampingan dari Yayasan Bambu Lestari, juga perlu pendampingan berkelanjutan dari Pemprov NTT dan kabupaten. “Jangan berhenti pada menanam tapi juga dengan pendampingan cara berkreasi untuk menciptakan produk dari bambu,” harap dia.
Untuk diketahui, Desa Nggesa Biri di Kecamatan Detukeli dan Desa Roa, Kecamatan Detusoko merupakan desa yang dijadikan pilot projects program pembibitan bambu kerja sama Pemprov NTT dengan Yayasan Bambu Lestari. (Kr7)