Lihai Baca Peluang Pasar, Tim Lab Pasca Panen SMK-PP Kementan Hasilkan Olahan Telur

  • Bagikan

KUPANG-Puasa selama pandemi Covid-19 bisa menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang. Mengingat masa pandemi masih berlangsung di Indonesia, menjaga daya tahan tubuh tetap kuat sangat penting agar puasa bisa dijalani dengan baik dan tubuh terlindungi dari Covid-19.

Puasa Ramadan adalah salah satu ibadah yang harus dijalani oleh setiap umat muslim di dunia. Nah, agar puasa dan ibadah lainnya tetap berjalan lancar, kesehatan tubuh tentu harus selalu dijaga. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menjaga daya tahan tubuh, terutama di tengah pandemi Covid-19, salah satunya dengan mengosumsi makanan bergizi.

Olahan telur bisa jadi pilihan yang tepat. Terutama buat masyarakat yang ingin serba praktis dan cepat. Gak cuma bisa diolah dadar dan mata sapi, telur bisa dimasak jadi apa pun.

Kondisi ini menjadi peluang pasar bagi siswa-siswi SMK-PP Negeri Kupang. Melalui Tim Lab Pasca Panen SMK-PP Negeri Kupang membuat olahan telur bumbu Bali.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menaruh harapan besar pada generasi milenial dalam pembangunan pertanian. Menurutnya milenial harus berani menjadi petani atau mendirikan startup pertanian.

“Usaha pertanian itu paling pasti untuk dilakukan. Selain untuk ekonomi, bisa juga membuka lapangan kerja. Coba bandingkan dengan usaha tambang yang membutuhkan waktu 10 tahun – 20 tahun baru bisa mendatangkan hasil. Kuncinya adalah ada kemauan dan pintar dalam membaca peluang pasar,” ujar Mentan SYL.

Membaca peluang pasar merupakan hal yang esensial yang wajib hukumnya bagi seorang entrepreneur bila ingin sukses. Kelihaian dalam membaca peluang pasar baiknya dilakukan mulai dari saat memulai suatu usaha, mengembangkan usaha, melakukan segmentasi pasar, hingga saat melakukan perluasan usaha.

Kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa insan pertanian harus bisa menguasai sistem dan jejaring produksi, utamanya dalam hal supply and demand.

“Insan pertanian tak terkecuali petani dan pengusaha pertanian harus menguasai supply and demand. Dimana kita harus memastikan ketersediaan produk dan pintar membaca apa yang menjadi kebutuhan pasar. Supply and demand akan berpengaruh pada fluktuasi harga. Seringkali terjadi over produksi sebuah produk pertanian lantaran supply and demand tak dikuasai dengan baik. Akibatnya terjadi kelebihan produk daripada permintaan pasar yang membuat harga menjadi terjun bebas” jelas Dedi.

Untuk itu, melalui program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertania (PWMP) serta laboratorium pasca panen, SMKPP N Kupang mencoba untuk melatih siswa-siswi agar lihai membaca peluang pasar.

Berbeda dengan olahan telur yang biasa dimasak dengan bumbu kecap atau dengan santan, telur bumbu bali ini diolah hanya dengan cabe rawit dan bawang serta tambahan air. Rasanya pun tidak kalah enak dari olahan telur yang lain. Alasan tidak menggunakan santan adalah agar tidak basi, sehingga cocok sekali untuk menu berbuka sekaligus menu sahur.

Hanya perlu dihangatkan sebentar saat sahur nanti. Tak perlu khawatir. “Harga 1 porsi telur bumbu Bali ini dibandrol dengan harga Rp20.000,00 saja kita sudah dapat 5 telur. Sangat worth it bukan? Kita dapat memesannya melalui whatsapp dan dapat diantar ke lokasi (COD).”

Dalam menjalankan usaha ini, Tim Lab Pasca Panen SMK-PP Negeri Kupang mengolah masakan dengan menu berbeda-beda di setiap harinya. Seperti mie ayam, gado-gado, salad buah, bakso tahu, dan masih banyak lagi. Diharapkan dengan banyaknya variasi makanan, konsumen tidak bosan membeli dan mengkonsumsi olahan ini. (Penulis: Luluk J. Pertiwi/*)

  • Bagikan