KUPANG-Program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) SMK-PP Negeri Kupang telah menginjak tahun ketujuh. Dalam perjalanan itu, SMK-PP Negeri Kupang telah meraih prestasi, yakni lahirnya para usahawan muda, baik alumni maupun siswa sekolah ini.
Salah satu alumni SMK-PP Negeri Kupang, Yeta mengatakan, dirinya baru saja lulus dari SMK PP Negeri Kupang, dan sejak Januari 2022, ia diminta membantu mengkoordinir usaha ayam pedaging miliki siswa PWMP yang masih merintis usaha baru.
Menurut Yeta, ada dua kelompok PWMP yang ia bantu usahanya. Bantuan yang Yeta berikan, selain mengelola usaha ternak ayam juga sekaligus membantu pemasarannya. “Untuk ayam setiap 4 minggu sudah bisa panen dengan berat kurang lebih 1,5 kg/ekornya,” tutur Yeta dalam keterangan tertulis Humas SMK-PP Negeri Kupang, Selasa (12/4).
Yeta menyebutkan, penjualan bulan Maret terakhir untuk ayam pedaging adalah sekitar 100 ekor. Perekor dijual dengan harga Rp50.000,00 sehingga pendapatannya adalah Rp 5 juta untuk satu kelompok. Karena ada dua kelompok, maka omzet penjualan Maret seluruhnya mencapai lebih kurang Rp 10 juta. “Penjualan sukses ini tidak luput dari teknik pemasaran yang dipasarkan lewat media social seperti facebook dan whatsapp,” tutur Yeta.
Yeta dan kawan-kawan pun melayani jasa antar barang atau yang biasa disebut COD. Selaras dengan misi pertanian yang maju, mandiri, dan modern, maka penjualan produk harus memiliki terobosan baru. Bukan hanya menjual di ruko atau jongko saja namun bisa memanfaatkan kemajuan teknologi seperti di atas agar mempermudah produk dikenal masyarakat luas.
Usaha penjualan ayam pedaging ini terbilang sukses di bawah bimbingan dari alumni yang memiliki pengalaman lebih. Walaupun baru berjalan beberapa beberapa bulan saja, namun sudah memperlihatkan progress yang cukup baik.
“Semoga kedepannya usaha ini dapat berjalan lebih baik, menyerap tenaga kerja serta dapat memenuhi permintaan khususnya masyarakat sekitar. Harapan saya kedepannya dalam program PWMP ini harus tetap dijalankan dengan tekun dan komitmen supaya dapat berkembang lebih luas lagi. Jika saya diizinkan untuk dapat bantuan dana PWMP dari SMK PP Negeri Kupang, saya siap untuk mengelolanya,” tambahnya.
Bangga dengan hal tersebut, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan bahwa kerja sama dari sesama petani sangat penting. “Petani-petani milenial yang baru ini harus didukung dan harus dimotivasi serta diajak kerjasama supaya semangat untuk menjadi petani tidak kendor. Bertanilah untuk dirimu, keluargamu, dan bangsamu,” kata Syahrul.
Dedi Nursyamsi selaku Kepala BPPSDMP pun mengafirmasi apa yang dikatakan oleh Mentan bahwa kerja sama dan korporasi antar petani adalah hal yang mutlak demi mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern.
“Petani tidak boleh diam, petani milenial harus berani mengambil resiko dengan kerjasama sesama petani, bahkan offtaker sehingga usaha pertanian mereka semakin dikenal dan laku di pasaran,” tutup Dedi. (Penulis: Luluk Juan Pertiwi/*)